Guru Ngaji Langgar; Warisan Nusantara
Buku ini saya pinjam di rumah baca Damar
Aksara. Ada beberapa halaman yang yang saya lompati. Kebetulan waktu itu
aktivitas saya padat.
Judul
Penulis
Editor
Penerbit
Tahun
Terbit
Jumlah
Halaman
ISBN
|
:
Guru Ngaji Langgar
: Drs.
H.A. Bashori Shanhaji, M.Si.
: Ach.
Tirmidzi Munahwan
:
Muara Progresif Surabaya
:
Pertama, Juni 2016
: 212
:
978-602-72445-4-2
|
Pendidikan di langgar mempunyai peranan
penting dalam pengembangan dasar ilmu keagamaan. Seiring perkembangan zaman
pendidikan non-fomal guru ngaji langgar ekstensinya mulai menurun. Banyak
anak-anak yang sudah sibuk dengan tambahan les sekolah umum, kursus, bahkan ada
yang sudah berganti dengan gadget, nongkrong dan sebagainya sehingga minat
mengaji di langgar mulai turun bahkan ada yang berhenti. Apalagi sudah banyak
hiburan yang beraneka ragam.
Maka dari itu muncul solusi lain dalam
menanamkan ilmu keagaman kepada anak-anak melalui TPQ dan Madrasah Diniyah pada
sore hari dan tentunya metode belajar mengajar pun berbeda, sehingga mulai ada
pergeseran tradisi di tengah masyarakat desa.
Kata Mas Lutfi, proses mengaji di langgar
juga sebagai upaya menjaga tradisi bahasa daerah, terutama bahasa halus yang
disertai sikap sopan yang sekarang sudah mulai luntur. Bahkan sudah jarang
digunakan saat interaksi dengan keluarga terutama orangtua.
Buku ini mengingatkan saya sewaktu mengaji
dulu; ketika pertama mengenal huruf-huruf hijaiah, dan keagamaan lainnya. Kyai
saya juga mengajarkan sikap dalam kehidupan sehari-hari, mengenal perbuatan
baik dan buruk, cerita-cerita ispiratif, tata cara beribadah tentunya melalui
kitab-kitab yang diajarkan guru ngaji. Menghapal doa-doa, tadarus dan
sebagainya.
Pemuda adalah generasi penerus di masa
mendatang. Kehadiran pendidikan di langgar sangat penting, di sanalah penanaman
jiwa kesantrian yang seimbang yaitu menjaga keserasian antara kebutuhan jasmani
dan rohani, kebutuhan aspek spiritual dan aspek-aspek fisiknya (halaman 119).
Problema internal yang dihadapi guru ngaji
langgar di era sekarang harus mampu menambah pengetahuan dan wawasan sejalan
dengan perkembangan misalnya metode mengajar, psikologi dan lain sebagainya,
membentengi diri dari penyakit hati dan tetap fokus mencari ridho Allah.
Sementara faktor eksternal sudah berkembang berbagai macam jenis hiburan,
teknologi, menurunnya peran orang tua dan perubahan pola pikir anak-anak
(Halaman 135).
Dalam buku ini memberikan gambaran, betapa
berjasanya peran guru ngaji dalam kehidupan. Selain memberikan suri tauladan,
pengetahuan agama, juga mempunyai jiwa sosial yang tinggi dalam kehidupan
masyarakat. Dan buku ini juga memberikan uraian tradisi ibadah langgar yang
dikaitkan dengan dasar hukum islam.
Selain menggambarkan peranan guru ngaji
dalam buku ini masih kurang memberikan solusi dan langkah-langkah yang kongkrit
berdasar analisis yang mendalam. Di daerah saya sekarang pernah terjadi
berbagai problem paska pemilihan Bupati beberapa bulan lalu, banyak guru ngaji
yang terlibat dalam politik, pandangan orang tua yang tidak sejalan banyak yang
memindahkan anaknya ke langgar lain. Bahkan sudah ada langgar yang sudah tak
ada aktifitas mengaji, bahkan ada yang memutus silaturrahmi. Jadi, mampukah
buku ini menjawab tantangan itu?[]
Guru Ngaji Langgar; Warisan Nusantara
Reviewed by Takanta ID
on
Juli 08, 2017
Rating: 5
Tidak ada komentar