Home
/
Apacapa
/
Riski Bintang Venus
/
Optimalisasi Peran dan Kreativitas Pemuda Melalui Pendidikan Berkarakter Menuju Situbondo Bersaing
Optimalisasi Peran dan Kreativitas Pemuda Melalui Pendidikan Berkarakter Menuju Situbondo Bersaing
Pemuda merupakan suatu pioner utama
dalam menjalankan tugas-tugas Negara. Kreativitas pemuda dinilai mampu
menggoncangkan dunia. Namun, adanya peran dan kreativitas pemuda tanpa diimbangi
dengan pendidikan karakter yang baik, ibarat kapal tanpa nahkoda yaitu apa yang
dilakukan mudah terombang-ambing tanpa tujuan yang nyata dan yang dilakukannya
hanyalah sia-sia. Pendidikan karakter merupakan pondasi utama yang perlu kita
tanamkan kepada generasi muda penerus bangsa agar mampu berdaya saing tinggi di
bidang IPTEK maupun IMTAQ.
Oleh : Riski Bintang Venus
Sebagai generasi penerus bangsa,
pemuda memiliki suatu tanggung jawab yang besar dalam melaksanakan rekonstruksi
bangsa (Nation Building) yaitu menjaga dan melanjutkan cita-cita bangsa sesuai dengan kemampuan
dan keahlian yang dimiliki dengan berasaskan pancasila dan keislaman yang mana
intelektualitas pemuda juga diimbangi dengan moralitas yang nyata agar tercipta
insan yang berkualitas untuk kemajuan bangsa.
Sudut pandang seorang pemuda biasanya dinilai sebagai pribadi yang
cerdas, kritis dalam menyikapi suatu persoalan, kreatif dan inovatif dalam
mengembangkan suatu gagasan, serta pemuda juga dinilai memiliki tenaga yang
lebih kuat, baik dari kekuatan fisik maupun psikis. Sudut pandang inilah
dianggap bahwa optimalisasi peran dan kreativitas pemuda sangat dibutuhkan oleh
bangsa khususnya kota kita sendiri (Kabupaten Situbondo) agar mampu memiliki
daya saing tinggi dan mampu memberikan citra yang baik terhadap daerah maupun
bangsa Indonesia.
Tidak hanya optimalisasi peran dan kreativitas saja yang menjadi acuan
sebagai generasi perubahan, kecakapan dan hasil pemikirannya pun menjadi suatu
pertimbangan dalam memecahkan persoalan bangsa serta karakter pemuda yang
bernapaskan islam, iman dan takwa mampu menjadi peneduh suatu bangsa dalam
kemelut penjajahan moral masa kini. Apabila semua aspek ini dikolaborasikan
dengan baik, maka keberlangsungan masa depan bangsa dapat terjamin oleh adanya
sang pemuda penerus bangsa.
Pendidikan berkarakter terhadap pemuda tidak hanya melalui sisi
religious saja, melainkan pendidikan akademisi yang menjadi salah satu prioritas
pendidikan agar ditata dan dipahami dengan baik. Semua itu tentu harus didukung
oleh kebijakan yang mendorong semangat mereka untuk terus berprestasi dan
mengasah kemampuan bakat mereka dengan mengikuti berbagai lomba untuk
merangsang semangat juang mereka dalam bersaing di bidang ilmu akademik maupun
non akademik agar mereka dapat bergerak aktif dan komunikatif dalam suatu
pendidikan karakter. Kebutuhan kreativitas sangatlah penting bila ditinjau dari
berbagai aspek-aspek kehidupan baik dalam bidang pendidikan maupun
kemasyarakatan. Pemikiran itu luas, apalagi pemikiran seorang pemuda yang sudah
tidak diragukan lagi mampu mengemukakan ide-ide yang brilliant dan mampu menciptakan hal-hal yang tak lazim dari
imajinasi kreatifnya sehingga dari pemikiran tersebut mampu membuat suatu karya
yang berinovasi. Disinilah peran dan kreativitas pemuda dengan pendidikan
karakter perlu dioptimalkan lagi dengan sistem dan metode pembelajara yang
tepat.
Pendidikan karakter menjadi tonggak
utama suatu bangsa yang dapat menentukan nasib bangsa itu sendiri. Apabila para
pemudanya tidak diajarkan pendidikan karakter yang baik dan benar, pemuda itu
justru akan menjadi bom waktu suatu bangsa yang bisa meledak dan menghancurkan
bangsa itu sendiri kapanpun dan dimanapun. Berdasarkan penilaian tentang pemuda
di atas dari berbagai aspek, salah satunya pemuda cenderung memiliki emosi yang
labil dan sensitif terhadap suatu persoalan, sebab itu pemuda dianggap lebih
berfikir kritis terhadap fenomena-fenomena yang terjadi pada sosial masyarakat.
Adanya pendidikan karakter yang baik dan benar ini menjadi suatu pedoman yang
mutlak dijarkan kepada kaum muda khususnya sejak dini. Pendidikan karakter menanamkan
keseimbangan antara pengetahuan (knowledge)
dengan moral, etika dan agama (religion).
Pendidikan karakter di Situbondo
dinilai cukup relevan dan ekuivalen yakni antara pendidikan eksak dan non
eksak, akademis mupun non akademis, serta pendidikan umum maupun agama dapat
berjalan beriringan dan memiliki porsi yang sama. Sesuai semboyan Situbondo
yang dikenal sebagai “Situbondo Bumi
Sholawat Nariyah atau Situbondo Kota Santri”, melambangkan bahwa masyarakat
Situbondo khususnya pemuda pemudi Situbondo telah diajarkan pendidikan karakter
yang bernapaskan Islam secara kental dan mendalam, sehingga hati para pemuda
Situbondo telah dibentengi dengan iman yang kuat dan diharapkan mampu menjadi
generasi penerus yang bisa lebih berdaya saing tinggi.
Untuk itu, dibutuhkan semangat yang
tinggi serta usaha tiada henti dari setiap insan untuk meniti urat nadi pendidikan
yang ada di negara ini dengan karakter keimanan keyakinan masing-masing insan. Semua
itu tidak terlepas dari kultur masyarakat kita yang masih kental dengan nuansa
religious dan mengedepankan nilai-nilai moral dalam menjalani kehidupan. Sesuai
dengan julukan “Situbondo Kota Santri” yang
berdiri kokoh sebagai tonggak-tonggak keislaman di Kabupaten Situbondo mampu
menjadi benteng yang memberi kekuatan terhadap rohani maupun jasmani.
Dalam implementasinya, penekanan
pendidikan tidak terhalang atau terbatas oleh faktor usia akan tetapi merupakan
hak asasi mendasar manusia yang patut diperoleh sepanjang hidup dengan
menggalakkan semangat belajar dalam upaya realisasi ajaran agama, peningkatan
kreatifitas dan tanggung jawab pelaksanaan kebijakan. Berdasakan (ajaran) islam
Nabi Muhammad SAW beberapa abad yang lalu memberikan suatu himbauan yang
berbunyi “Tuntutlah ilmu mulai sejak dibuaian hingga keliang lahat” yang
dikenal dengan istilah Pendidikan Sepanjang Hayat (PSH) atau (Long life
Education) yang merupakan master konsep dalam pembaharuan pendidikan yang
tentunya menjadi salah satu sumber inspirasi pemimpin kita dalam pembuatan
kebijakan yang berskala daerah maupun nasional.
Semakin tinggi kualitas pendidikan
suatu bangsa maka semakin tinggi pula martabat bangsa tersebut di mata dunia,
apabila tingkat pendidikan telah diselenggarakan secara optimal dan mampu
mengurangi tingkat kebodohan masyarakat di setiap daerahnya, maka bangsa-bangsa
lain di dunia akan berpikir bagaimana mereka bisa menjalin suatu kerjasama yang
baik. Adanya peningkatan peran terhadap pendidikan karakter pemuda Situbondo,
mampu menunjukkan kualitas Situbondo menuju kota yang berdaya saing tinggi di
kancah nusantara maupun dunia.
Peran tersebut
tentu saja tidak diberikan secara sepontan tanpa adanya perlakuan khusus untuk
mencapai tujuan pembangunan secara maksimal. Dalam hal ini pendidikan
yang berasaskan pancasila, yang dikenal dengan istilah pendidikan berkarakter
merupakan kunci utama (master key) dalam
membentuk karakter generasi muda yang beriman dan kompeten serta mampu bersaing
sesuai dengan perkembangan zaman. Dari latar belakang tersebut penulis terinspirasi untuk
menulis satu karya ini.
Optimalisasi peran dan kreativitas
pemuda melalui pendidikan berkarakter menuju Situbondo bersaing merupakan suatu
harapan yang penulis ingin kemukakan melalui karya tulis ini tentang pemuda
pemudi Situbondo yang dapat menunjukkan hasil prestasi dan kreasi yang gemilang
dalam mengikuti persaingan seperti perlombaan di tingkat kabupaten, provinsi,
nasional maupun internasional.
Dalam tulisan ini, dapat diklasifikasikan
makna dari pengoptimalan peran dan kreativitas pemuda melalui pendidikan
berkarakter menuju Situbondo bersaing ke dalam beberapa variabel yaitu peran
dan kreativitas pemuda, pendidikan karakter dan Situbondo bersaing. Berikut
beberapa pengertian dan maksud dari ketiga variabel yang sesuai dengan judul tulisan
ini.
Peran dan Kreativitas Pemuda
Kreativitas berasal dari kata dasar
kreatif yang memiliki akar kata to create
yang artinya mencipta. Inilah sesungguhnya Kuasa yang diberikan oleh Tuhan
(ingat bahwa we are given the authority to use the Power of God – Kita
diberikan wewenang untuk menggunakan Kuasa Tuhan). Inilah yang membedakan
manusia dengan ciptaan Tuhan yang lainnya. Kita diberi kemampuan untuk
mencipta, termasuk menciptakan realitas baru dalam kehidupan kita.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Sulchan Yasyin (1997:373) pemuda adalah yang berusia muda, yang berjiwa muda, generasi
sebelum generasi tua. Para pemuda inilah yang akan menjadi generasi penerus
bangsa sebagai agen perubahan (agent of
change) terhadap peningkatan pola kehidupan, pendidikan maupun kesopanan
dalam beretika dan bertutur kata dengan pilihan kata yang tepat sesuai kepada
siapa kita berbicara dan apa yang kita bicarakan, agar mampu berbicara runtun
dan sistematis.
Berdasarkan (modul mkdu isd
elearning gunadarma bab IV tentang pemuda dan sosialisasi) juga menyebutkan
bahwa Pembinaan dan Pengembangan Genarasi Muda Menyangkut dua pengertian pokok,
yaitu: a) Generasi muda sebagai subyek
pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang telah memiliki bekal-bekal dan
kemampuan serta landasan untuk dapat mandiri dalam keterlibatannya secara
fungsional bersama potensi lainnya, guna menyelesaikan masalah-masalah yang
dihadapi bangsa dalam rangka kehidupan berbangsa dan bernegara serta
pembangunan nasional. b) Generasi muda
sebagai obyek pembinaan dan pengembangan ialah mereka yang masih memerlukan
pembinaan dan pengembangan kearah pertumbuhan potensi dan
kemampuan-kemampuannya ke tingkat yang optimal dan belum bisa bersikap
mandiri yang melibatkan secara fungsional. Tanpa ikut sertanya generasi muda, pembangunan
ini sulit berhasil bukan saja karena pemuda merupakan lapisan masyarakat yang
cukup besar, tetapi yang lebih penting tanpa kegairahan dan kreatifitas pemuda
maka pembangunan bangsa kita dalam jangka panjang dapat kehilangan
kesinambungannya.
Pendidikan Berkarakter
Jean Jaqques Rosseau,
seorang tokoh pembaharu Perancis menyebutkan, Semua yang kita butuhkan dan
semua kekurangan kita waktu lahir, hanya akan kita penuhi melalui pendidikan. Aristoteles,
ahli filsafat Yunani kuno berpendapat, bahwa perbaikan masyarakat hanya dapat
dilakukan dengan terlebih dahulu meperbaiki sistem pendidikan.
Van de venter, tokoh
politik ETIS atau balas budi, yang menjadi tonggak awal perkembangan munculnya
golongan terpelajar Indonesia juga mengatakan, pendidikan yang diberikan kapada
rakyat pribumi, akan dapat merubah nasib
pribumi, Tokoh Pendiri nasional yakni Ir. Soekarno dan Ki Hajar
Dewantara, juga menyebutkan bahwa satu-satunya yang dapat mengubah nasib suatu
bangsa hanyalah Pendidikan.
Menurut Khirjan Nahdi tantangan
dunia pendidikan semakin hari bukannya semakin berkurang bahkan semakin kompleks.
Kondisi ini dapat dipahami mengingat demikian kompleksnya persoalan kehidupan
manusia sebagai subjek dan objek pendidikan. Kondisi ini pula semakin menambah
kompleksitas pemikiran dan praktik pendidikan dalam skala makro maupun mikro.
Salah satu tantangan itu adalah persoalan konteks ketatanegaraan, seperti
otonomi daerah yang berpengaruh pada pengelolaan pendidikan.
Dr Thomas Lickona (dalam http://www.solusisekolah.net/).
mengenai definisi Pendidikan Berkarakter, bahwa “pendidikan berkarakter
adalah usaha sengaja untuk membantu orang memahami, peduli, dan bertindak
berdasarkan nilai-nilai etika inti.” Dalam bukunya, Educating for
Character,1 Dr Lickona menegaskan bahwa “Ketika kita berpikir tentang jenis
karakter yang kita inginkan bagi anak-anak kita, jelas bahwa kita ingin mereka
bisa menilai apa yang benar, peduli secara mendalam tentang apa yang benar, dan
kemudian melakukan apa yang mereka yakini untuk menjadi benar - bahkan dalam
menghadapi tekanan dari luar dan godaan dari dalam.”
Guru Besar Universitas Pendidikan
Indonesia (UPI) Bandung Endang Sumantri mengatakan bahwa paradigma pendidikan
yang dibutuhkan sekarang adalah keseimbangan
antara pembinaan intelek, emosi, dan semangat. Semua itu akan berjalan
dengan baik apabila didasari oleh Pancasila sebagai ideologinya. Menurut
Endang, untuk dapat melaksanakan paradigma pendidikan, generasi muda harus
mendapatkan pendidikan nilai yang di dalamnya
ada agama, ideologi, budaya bangsa, pendidikan karakter, serta politik
kebangsaan. Pendidikan yang berkarakter itu menekankan tiga komponen karakter
yang baik, yaitu Pengetahuan tentang moral, Perasaan tentang moral dan perbuatan bermoral.
Pendapat ahli di atas memiliki
korelasi yang erat dengan Undang-Undang Nomor : 20 Tahun
2003 Bab II Pasal 3 yang berisi “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, sehat, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Situbondo Bersaing
Kabupaten
Situbondo merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang cukup dikenal
dengan sebutan Daerah Wisata Pasir Putih yang terletak di posisi antara 7° 35’
- 7° 44’ Lintang Selatan dan 113° 30’ – 114° 42’ Bujur Timur. Bahasa yang
digunakan adalah bahasa madura. Kabupaten Situbondo berbatasan dengan Selat
Madura di sebelah utara, sebelah timur berbatasan dengan Selat Bali, sebelah
selatan berbatasan dengan Kabupaten Bondowoso dan Banyuwangi, serta sebelah
barat berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo. Luas Kabupaten Situbondo adalah
1.638,50 km² atau 163.850 hektar, dan bentuknya memanjang dari barat ke timur
kurang lebih 150 km.
Kabupaten
Situbondo adalah sebuah kabupaten di Jawa Timur, Indonesia
dengan pusat pemerintahan dan ibu kota kabupaten terletak di Kecamatan Situbondo. Kabupaten ini
terletak di daerah pesisir utara pulau Jawa, di kawasan Tapal Kuda dan dikelilingi oleh perkebunan
tebu, tembakau, hutan lindung Baluran dan lokasi usaha perikanan. Dengan
letaknya yang strategis, di tengah jalur transportasi darat Jawa-Bali, kegiatan
perekonomiannya tampak aktif. Situbondo mempunyai pelabuhan Panarukan
yang terkenal sebagai ujung timur dari Jalan Raya
Pos Anyer-Panarukan di pulau Jawa yang dibangun oleh Daendels
pada era kolonial Belanda.
Kehidupan berbangsa dan
bernegara akan mampu berjalan dengan semestinya apabila sumber daya alam dan
sumber daya manusia yang ada dikelola dengan baik. Meskipun sumber daya alam
yang dimiliki oleh suatu Negara berlimpah ruah namun apabila tidak didukung
oleh sumber daya manusia yang memadai maka hasil pengelolaannya tidak akan
maksimal. Oleh sebab itu, setiap generasi harus mempersiapkan diri dengan
matang agar mampu bersaing dan melawan arus globalisasi. Sejatinya arus
globalisasi dapat membawa pengaruh buruk bila kita tidak pandai memfilter
dengan baik. Sebab itu sebagai pemuda generasi emas, kita harus pandai memilih
dan memilah suatu persoalan dengan baik.
Situbondo masih
tergolong sebagai daerah tertinggal baik dari segi ekonomi, pendidikan maupun
daya saing dalam berbagai aspek. Namun, hal itu perlahan tapi pasti telah mulai
tersisih karena pola pemikiran pemuda mulai bangkit kembali seperti contoh
kecilnya dengan mengikuti persaingan perlombaan ini. Tujuan dari adanya
perlombaan-perlombaan seperti ini salah satu diantaranya adalah untuk
mengembangkan ide atau gagasan pemuda Situbondo tentang bagaimana cara
mengembangkan Situbondo menuju kota yang maju dengan intelektualitas dan
moralitas yang tinggi. Untuk mengantisipasi ketertinggalan yang semakin
jauh dan menyeimbangi perkembangan zaman, optimalisasi peran pemuda dalam
setiap ranah kehidupan sangat dibutuhkan. Optimalisasi peran pemuda tidak hanya
difokuskan pada ranah pembangunan berskala kecil namun harus
mampu menyentuh setiap lini dari ladang birokrasi di Negara ini. Pencapaian ini
dimaksudkan untuk melegitimasi setiap langkah pengelola kebijakan sehingga
mampu memberikan evaluasi, solusi dan perbaikan di masa mendatang apabila
terjadi eror atau penyimpangan.
Di dalam skala perumusan kebijakan
di daerah kita, pemerintah telah meneropong berbagai kemelut yang terjadi di
masyarakat pada semua sektor yang ada, baik bidang ekonomi, sosial, budaya dan
tak terkecuali pendidikan. Berdasarkan realita yang ada di lapangan dibutuhkan
keseriusan dan perhatian penuh dari setiap anggota masyarakat agar permasalahan
yang ada bisa dikendalikan dengan solusi yang efektif. Setelah dilakukan
pengamatan ditemukan bahwa permasalahan-permasalahan tersebut memiliki korelasi
atau hubungan yang signifikan.
Untuk dapat menemukan ujung pangkal
antar permasalahan di daerah kita yang begitu kompleks tentu harus dilakukan
pengkajian mendalam agar dapat menentukan solusinya. Apabila titik temu dari
setiap permasalahan yang ada telah dikuasai dan mampu dikolaborasikan sebagai
jawaban akhir dari setiap permasalahan yang ada maka semua kesulitan yang
menjadi keluhan dari setiap implementasi kebijakan yang sering jauh dari
harapan dapat teratasi dengan maksimal.
Optimalisasi Peran dan
Kreativitas Pemuda melalui Pendidikan Karakter menuju Situbondo bersaing; dapat
dilakukan dengan mengembangkan dan mengoptimalkan peran pemuda berdasarkan
pembentukan kerangka-kerangka berfikir yang bersifat kekinian,
formula yang berkaitan dengan sains serta berbagai hasil karya abstrak maupun
non abstrak, yang disertai keluhuran moral dan nasionalisme yang tinggi. Hal
ini ditujukan agar kreasi dan inovasi yang dihasilkan tidak tertambat pada
hasil akhir yang bersifat negatif. Artinya lahirnya karya dari setiap daya yang
dimiliki pemuda mampu menjadi pencetus peningkatan kredibilitas bangsa yang
memiliki pesan yang berlandaskan asas dan moral sebagai ciri khas yang
membedakannya dengan hasil karya dari negara lain.
Di samping pembentukan moral
yang luhur, pendidikan berkarakter memang patut untuk digalakkan di daerah
kita. Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa daerah kita ini merupakan
salah satu sentral pondok pesantren yang mimiliki tempat pembelajaran agama
yang cukup mendominasi yang dikenal sebagai “Situbondo kota santri/Bumi
Sholawat Nariyah”. Apabila semangat dan mentalitas yang luhur telah
tertanam pada segenap insan muda, maka setiap permasalahan dan keterbelakangan
yang ada akan teratasi. Di samping itu, pemuda kabupaten Situbondo akan mampu
berkompetisi dan menyeimbangi peran pemuda di daerah yang lain melalui pemanfaatan
semua sektor dan potensi yang ada, baik itu sektor industri, pertanian,
peternakan, pariwisata maupun sektor yang lainnya.
Pemuda yang aktif tentunya
mampu melakukan suatu usaha atau pekerjaan secara optimal dan patut dalam
menghasilkan karya yang bernilai jual, karya yang mampu mengharumkan nama baik
kabupaten Situbondo. Sebagai generasi muda sangat di harapkan dengan adanya
pendidikan karakter yang telah ditanamkan mampu memerangi penjajahan moral dan
pendidikan serta budaya hina yang mematikan secara perlahan.
Sudah saatnya kita sebagai anak
bangsa patut dalam berkarya dengan menempatkan pemuda sebagai tongkat utama
pencapaian kesejahteraan yang maksimal untuk diraih saat ini dan masa yang akan
datang. Pada intinya, optimalisasi peran dan kreativitas pemuda akan dapat
diraih apabila pendidikan karakter mampu diterapkan secara menyeluruh guna
mewujudkan Situbondo bersaing (beriman dan berdaya saing).
Pengoptimalan
peran dan kreativitas pemuda melalui pendidikan karakter menuju Situbondo
bersaing dapat dilakukan dengan cara :
1. Meningkatkan
intelektualitas dan moralitas pemuda dalam tupoksi yang sama.
2. Mengaplikasikan
pendidikan akademika dan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari.
3. Pemuda
dituntut untuk berfikir cermat, cepat dan cerdas dalam menyikapi persoalan.
4. Peran dan
kreativitas pemuda mampu memberikan hasil karya yang inovatif dan dapat
mengharumkan nama baik bangsa khususnya daerah kabupaten Situbondo dengan turut
serta andil dan berpartisipasi dalam berbagai ajang perlombaan di tingkat
kabupaten, provinsi, nasioanal maupun internasional.
5. Kerangka
berfikir pemuda yang kritis terhadap fenomena sosial, mampu memberikan solusi
yang tepat dalam memecahkan suatu persoalan dengan bijak.
6. Dengan
adanya pendidikan karakter yang berazaskan pancasila dan islam, diharapkan para
pemuda mampu memerangi penjajahan moral yang secara tidak langsung dapat
mematikan secara perlahan.
7. Membangun
semangat juang pemuda untuk lebih meningkatkan prestasi dan kreasi yang
berinovasi agar menjadi suatu hal yang mampu menjadi motivasi bagi
daerah-daerah lain.
8.
Mengoptimalkan peran dan
kreativitas pemuda dalam suatu pembinaan kontinuitas terhadap perkembangan
pendidikan karakter.
9.
Melatih daya saing pemuda dengan
turut serta mengikuti perlombaan-perlombaan yang di selenggarakan oleh berbagai
instansi di Situbondo, untuk Situbondo dan mempertimbangkan ide/gagasan
pemikiran pemuda-pemuda Situbondo yang dapat membawa perubahan.
10.
Melibatkan peran dan kreativitas pemuda dalam
kegiatan-kegiatan masyarakat sosial agar lebih dekat dan banyak berperan aktif
di masyarakat agar lebih dekat dan bersahabat.
Sejatinya pemuda mampu menjadi cahaya dan
pelipur bangsa dengan turut serta dalam memajukan nama baik bangsa Indonesia
khususnya mengangkat citra Situbondo agar lebih dikenal di dunia. Sebagai “agent of change” diharapkan pemuda
Situbondo mampu membawa perubahan terhadap perkembangan kemajuan Situbondo dari
berbagai aspek kehidupan yang ada. Untuk menjadikan Situbondo bersaing, para
pemudanya dituntut untuk berperan besar dan berkontribusi dalam situasi dan
kondisi yang terjadi dengan sama-sama bergerak, berjuang dan berlomba-lomba
menuju kebaikan. Lakukanlah suatu hal yang biasa dengan cara yang luar biasa
bukan melakukan hal yang luar biasa dengan cara biasa-biasa saja. Hasil tidak
akan pernah menyalahkan proses. Belajarlah untuk mencintai dan memajukan daerah
sendiri dari hal-hal terkecil bahkan yang mendasar sekalipun. Pemuda impian
ialah pemuda yang aktif, kreatif, berinovasi dan menginspirasi, memiliki
pengetahuan (knowledge) yang cerdas,
cermat dan cepat serta di dukung oleh ketebalan keimanan dalam menjaga moralitas,
mempertahankan solidaritas, dan berjuang menjadi insan yang berkualitas. “Kepandaian
tanpa jiwa yang sehat bagai kapal tanpa nahkoda”. Do the best for Situbondo the best, the world in your hand.
Optimalisasi Peran dan Kreativitas Pemuda Melalui Pendidikan Berkarakter Menuju Situbondo Bersaing
Reviewed by takanta
on
Desember 28, 2017
Rating: 5
Tidak ada komentar