Nabi Muhammad dan Menguatkan Ideologi Islam
goodreads |
Oleh : M Ivan Aulia Rokhman
Muhammad sebagai Nabi akhir zaman yang selalu dinilai
menjadi seorang pemimpin yang hidup sampai sampai akhir hayat yang membimbing
kepada jalan kebaikan ternyata mengalami sakit dan kemudian meninggal dunia
tepat dipangkuan Siti Aisyah. Seluruh umat Islam tidak percaya terhadap
kematian Nabi Muhammad SAW. tersebut, apalagi Umar yang begitu terpukul atas
insiden tersebut. Setelah Abu Bakar membacakan ayat yang telah diwahyukan
kepada Muhammad setelah Perang Uhud, ketika banyak muslim yang dikejutkan oleh
kematian Nabi: “Muhammad tidak lain adalah seorang rasul; rasul-rasul telah
berlalu sebelum dia. Apakah jika dia wafat atau dibunuh, kalian akan berbalik
ke belakang? Barang siapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat
mendatangkan mudarat kepada Allah sedikit pun, dan Allah akan memberi balasan
kepada orang-orang yang bersyukur”, Umar khususnya mau mengakui bahwasanya Nabi
Muhammad telah kembali ke Rahmatullah.
Karen Armstrong mampu menyajikan suatu tulisan sejarah
peradaban Islam yang begitu menyentuh dengar gambaran yang tepat dan alur yang
kuat. Penulis juga memperlihatkan gambaran politik pada zaman Nabi Muhammad
dengan begitu gamblang dan sitematis. Adapun sistem permusyawarahan dalam
pembuatan kebijakan politik pada zaman Nabi Muhammad dilanggar oleh suatu kaum.
Penulis menyajiakan sistem politik yang jujur dan adil pada zaman Nabi
Muhammad. Tak lupa Armstrong pun juga memberitahu pada umat Islam khususnya
bahwasanya Islam itu suatu bentuk perdamaian serta kerukunan dalam
persaudaraan.
Pada masa pemerintahan Nabi Muhammad kerap kali mengalami
gejolak dalam pendakwahan Islam. Umat jahiliah menolak ajaran yang dibawakan
Nabi Muhammad karena mereka meyakini bahwasanya Tuhan itu tidak nyata, tidak
memberikan bukti yang nyata terhadap kehidupan mereka.
Penulis juga mengajarkan bahwasanya apabila ingin
menghindari kehancuran, dunia Muslim dan Barat mesti belajar bukan hanya untuk
bertoleransi, melainkan juga saling mengapresiasi. Titik berangkat yang baik
adalah dari sosok Muhammad: seorang manusia yang kompleks, yang menolak
kategorisasi dangkal yang didorong oleh ideologi, yang terkadang melakukan hal
yang sulit atau mustahil untuk diterima, tetapi memiliki kegeniusan yang luar
biasa dan mendirikan sebuah agama dan tradisi budaya yang didasarkan bukan pada
pedang, melainkan pada “Islam”, berarti perdamaian dan kerukunan.
Dalam menceritakan kejadian pada masa Nabi Muhammad
penulis melakukan pengulangan kejadian yang membuat pembaca bosan dengan
perulangan tersebut. Adapun dari segi kata yang digunakan juga memakai kata ilmiah
yang begitu susah untuk dipahami walaupun di bagian belakang buku ada
penjelasannya tapi kurang menyeluruh arti dari kata ilmiah yang digunakan pada
buku Muhammad Prophet For Our Time.
Sebagai penyampai naratif besar, Karen tidak lepas dari
latar belakang sebagai biarawati dan doktor dalam kesusastraan Inggris,
penyampaiannya dalam buku ini dirancang untuk menarik para pembaca sasarannya,
orang-orang Barat. Tentu penyampaiannya sangat berbeda dibandingkan penuturan
yang disampaikan oleh para penulis tarikh yang Muslim.
Akhirnya, seperti ajakan Jalaluddin Rakhmat dalam
pengantar buku karya Karen yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia ini.
Karya ini patut mendapat apresiasi juga menyambut ajakan Karen Armstrong dengan
membangun kembali naratif besar Muhammad dalam sosoknya yang penuh kemuliaan,
kesucian, dan keteladanan. Untuk apa? Untuk mengorganisasikan kembali
keberagaman kita yang centang perenang. Sekali lagi, untuk membangun cerita,
kisah, atau dongeng secara ilmiah (naratif). Tanpa cerita, hidup kita
karut-marut. Dengan cerita, kita menyusun dan menghimpun pernak-pernik hidup
yang berserakan. Oleh karena itu buku ini menjadi motivasi untuk menambah
pengetahuan. []
Keterangan
Buku
Judul Buku : MUHAMMAD: Prophet for Our Time
Penulis : Karen Armstrong
Penerbit : Mizan
Cetakan : I, Juni 2013
Tebal : 268 Halaman
ISBN : 978-979-433-781-3
Biodata
Penulis
M
Ivan Aulia Rokhman, Mahasiswa
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Dr Soetomo Surabaya.
Lahir di Jember, 21 April 1996. Lelaki berkebutuhan khusus ini meraih anugerah “Resensi / Kritik Karya
Terpuji” pada Pena Awards FLP Sedunia. Saat ini menjabat di Devisi Kaderisasi
FLP Surabaya dan Anggota UKKI Unitomo.
Nomor Telp/WA : 083854809292
Email
: rokhmansyahdika@gmail.com
Facebook
: M Ivan Aulia Rokhman
Alamat
Korespondensi : Jalan Klampis Ngasem VI/06-B, Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur,
60117.
Nabi Muhammad dan Menguatkan Ideologi Islam
Reviewed by takanta
on
Mei 05, 2018
Rating: 5
Tidak ada komentar