AMDAL dalam Sebuah Percakapan
metsateollisuus.fi |
Siang itu, tanpa sengaja kita bertemu di perpustakaan kampus.
Aku menatapmu yang sedang kebingungan mencari buku dan aku menghampirimu dengan malu-malu. Saat semakin mendekatimu, ternyata kamu mencari buku yang berjudul Studi Kelayakan Bisnis. Kutawarkan bukuku padamu agar
kamu tidak perlu meminjamnya dari perpustakaan dan kamu mengiyakannya.
Setelah itu, aku mengajakmu ke arah kursi dan meja panjang untuk
sedikit berdiskusi. Aku bertanya, "Mengapa kamu membutuhkan buku itu?"
Ternyata kamu punya tugas presentasi dari dosen. Aku
sedikit tersenyum dan berkata, “Cek perak ngenjem malolo, la sella melle.”
Setelahnya, kembali kutanyakan
perihal tugas itu dan
kamu
menjawab tugas presentasinya seputar Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL). Materi
tersebut ada di bab 8 dalam buku Dr.
Kasmir, S.E., M.M dan Jakfar, S.E., M.M. yang judulnya Study Kelayakan Bisnis, Edisi Revisi.
Pada analisis dampak lingkungan, selain untuk
mengetahui dampak yang akan ditimbulkan, juga mencarikan jalan keluar untuk
mengatasi dampak tersebut. Pengertian Analisis Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) menurut PP NO. 27 Tahun 1999
pasal 1 adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan
penting suatu rencana,
usaha dan kegiatan. Jika diartikan lain, yaitu teknik untuk menganalisis apakah
proyek yang akan dijalankan akan mencemarkan lingkungan atau tidak. Jika ya, maka diberikan jalan alternatif
pencegahannya.
Kamu
bertanya,
"Apa
dampak negatif jika hasil analisis
dampak lingkungan ini tidak dilaksanakan secara baik dan benar?"
Dampak
semula
akan terjadi terhadap tanah dan hutan. Tanah akan menjadi tidak subur, gersang dan
tandus sehingga akan merugikan sektor pertanian, terjadi erosi dan bahkan
banjir.
Jika
hutan ditebang tidak secara teratur juga akan merusak lingkungan secara
keseluruhan dan merusak hutan sebagai sumber serapan air. Selain itu juga akan membuat punah keanekaragaman hayati,
baik flora
maupun fauna
akibat hutan yang rusak karena terkena dampak proyek/usaha.
Air tanah akan berubah warna, yang semula bening--sepertimu mas--dan jernih bisanya akan berubah warna
menjadi kuning atau hitam, sehingga tidak dapat lagi digunakan untuk minum,
mencuci dan keperluan lain. Tidak hanya berbuah warna tetapi juga perubahan rasa akibat
tercampur zat-zat yang berbahaya dan bisa saja berbau busuk juga mengering dan menyebabkan matinya binatang
yang hidup di air dan tanaman di sekitar lokasi. Selanjutnya juga menimbulkan
banyak penyakit yang ditimbulkan akibat pencemaran terhadap air.
Udara akan terpapar radiasi yang tidak
dapat dilihat oleh mata seperti proyek bahan kimia, udara menjadi berdebu,
untuk proyek seperti batu kapur, semen sehingga membuat udara tidak sehat dan
biasanya jaga menimbulkan aroma busuk dan pengap juga bisa menimbulkan kebisingan
seperti proyek perbengkelan.
Manusia bisa terkena penyakit. Karyawan perusahaan yang
bersangkutan atau masyarakat sekitar lokasi proyek. Perubahan budaya dan
perilaku manusia akibat perubahan struktur penduduk dan rusaknya adat istiadat
masyarakat setempat, seiring dengan perubahan perkembangan daerah tersebut.
Kamu kembali bertanya, "Bagaimana pendapatmu
jika analisis dampak lingkungan ini dihapus karena beberapa terakhir ini ada wacana
begitu dari pemerintah?"
Mungkin, pemerintah punya rencana lain dalam
melestarikan lingkungan hidup atau punya terobosan lain karena selama ini
mungkin analisis dampak lingkungan (AMDAL) kurang optimal. Dan sepertinya Kementerian Agraria dan tata ruang
(ATR) memang punya rencana baru dalam pengawasan melalui Rencana Detail Tata Ruang (RDTR).
Hanya saja, jika itu beralasan untuk penyederhanaan birokrasi
pengurusan izin investasi sepertinya kurang tepat karena masyarakat akan
berpikir, untuk sebuah keuntungan negara, pemerintah mengesampingkan
kelestarian lingkungan hidup. Mereka berpikir bahwa ada analisis dampak
lingkungan (AMDAL) saja masih carut marut apa lagi jika dilenyapkan.
Tentu
akan berbeda lagi jika pemerintah
mengumumkan bahwa pemerintah sedang menyiapkan kebijakan baru untuk
pelestarian lingkungan.
Perbincangan kita hampir 2
jam lamanya di sebuah kursi panjang di perpustakaan kampus.
___________________
*) perempuan yang suka membaca dan sedang berusaha
menemukan jodoh di kulkas minimarket.
AMDAL dalam Sebuah Percakapan
Reviewed by takanta
on
November 26, 2019
Rating: 5
😎keren
BalasHapus