Pilkada Situbondo: Kamu Pilih Siapa, Bro?
Oleh:
Sainur Rasyid
Beberapa minggu kemarin, ada seorang teman yang
berkunjung ke rumah, sebut saja namanya Iink. Saya mempersilahkan masuk dan
mempersilahkan Iink duduk. Sebelum duduk seperti biasa dia menanyakan kabar
saya dan keluarga. “Alhamdulillah baik, bro”, Saya
jawab singkat dan mempersilahkan Iink untuk duduk.
Kita baru saja duduk, Iink langsung melontarkan pertanyaan.
“Bro... menurutmu calon yang layak dipilih dalam pilkada
tahun ini siapa?” Padahal waktu Iink tanya, tahapan pilkada masih belum masuk
pada tahapan pencalonan, artinya belum ada calon yang secara resmi diusung oleh
partai politik untuk didaftarkan kepada Komisi Pemilihan Umum Kabupaten
Situbondo.
“Ya..... , saya buatkan kopi dulu ya, Ink, baru nanti
kita ngobrol, kamu masih minum kopi kan?”saya tanya sambil tersenyum dan Iink
bilang iya.
Setelah kopi saya sajikan, saya mempersilahkan untuk
diminum dan menawarkan makanan kripik singkong di toples yang sudah saya buka.
“Ayo Ink ini diminum dulu kopinya dan ini dimakan,” sepintas saya perhatikan wajahnya, dia seperti orang
yang risau dan berkeinginan untuk segera membahas sesuatu.
“Ayo Ink diminum dulu kopinya,” saya menyuruh kedua
kalinya untuk Iink meminum kopinya, sembari saya menuangkan kopi di atas lepek
agar kopinya segera dingin dan bisa segera dinikmati.
“Nyantai-nyantai saja dulu Ink, minum kopinya dulu baru kita ngobrol-ngobrol.” Sambil tersenyum saya sedikit memaksa Iink untuk menikmati
kopinya.
Iink juga sedang menuangkan kopinya di atas lepek dan meniupnya untuk segera
diminum, kami menikmati kopi sambil melihat ke jalanan lalu-lalang orang lewat,
karena kebetulan rumah saya dipinggir jalan.
“Gimana Ink... kok nanyak calon padahal pencalonan bupati masih belum ada
yang daftar Ink” saya memulai pembicaraan.
“Iya, gimana menurut kamu bro, kira-kira siapa calon yang
cocok untuk Kabupaten Situbondo ke depan? Walaupun ngak ada calon tapi yang jelas-jelas mau
nyalon kan sudah ada, bro,” Iink bertanya lagi kedua kalinya dan mengajak
seakan memaksa saya untuk kita membicarakan topik itu.
“Ya mungkin yang santer sekarang dimedia sosial baru dua,
bro, Pak Yoyok dan Pak Karna,” Iink mengajukan dua opsi calon untuk
dibicarakan.
“Iya, saya melihatnya juga begitu Ink, yang jelas-jelas para pendukungnya mulai dari kemaren
ribut-ribut terus di media sosial, mengunggulkan masing-masing kandididatnya.
Termasuk kamu yang mulai dari kemaren-kemaren aktif terus di
media sosial kan Ink?”
“Hahahahaha.......,” kita sama-sama tertawa.
“Kamu kalau sudah yakin dengan salah satu calon, ya sudah
tinggal dukung saja Ink, kamu kan sudah menobatkan diri jadi salah satu tim
sukses calon tertentu Ink, yang harapannya ke depan kamu juga ikut sukses
nantinya,” Iink tertawa lepas dengan guyonan saya.
“Gini Ink, sebelum membahas calon ya, saya mau cerita sebentar, itu mertua
temen kita kan punya usaha di Bali, mertuanya di sekarang sudah pulang kampung Ink,
katanya di Bali itu sepi sejak adanya pandemi, mertuanya bilang kalau kondisi
sepi seperti ini dia bilang lebih enak tinggal di desa Ink, karena dengan uang
10-30 ribu di desa itu sudah bisa beli ikan laut untuk makan bersama keluarga,
dari pada bertahan di kota besar, dengan uang 50 ribu yang nggak mungkin cukup
untuk dimakan bersama keluarga. Ini hanya cerita ya Ink, kita bisa lupakan
sejenak cerita ini,” kata saya.
“Kalau berbicara urusan kabupaten, saya kurang memiliki
kapasitas yang cukup untuk membahas itu Ink. Cuma menurut saya begini Ink, Kabupaten/kota akan dikatakan
maju dan berkembang kalau desa dan kelurahannya maju dan berkembang. Siapapun kepala daerah yang menginginkan kabupaten/kotanya
maju, maka dia harus berpikir keras bagaimana caranya untuk memajukan dan
mengembangkan desa/kelurahannya dulu Ink, maka secara otomatis kabupaten/kota
akan dikatakan berkembang kalau desa dan kelurahannya berkembang, ini menurut
pendapat saya Ink.”
“Makaaaaaa....... Pertanyaan saya, siapa diantara
keduanya, calon yang memiliki visi dan misi yang kuat untuk mengantarkan desa
dalam pembangunannya menuju desa yang mandiri dan berdaulat sesuai dengan
cita-cita undang-undang desa. Sampai saat ini saya masih belum melihat diantara kedua
calon yang kamu sebutkan tadi, memiliki visi dan misi/ bleuprint tentang arah pembangunan desa ke
depan di Kabupaten Situbondo, apa saya yang minim informasi atau
memang tidak ada calon yang memiliki kerangka acuan kerja yang secara
terperinci bagaimana 5 tahun kedepan untuk menopang desa menuju cita-cita
undang-undang desa ke depan. Menurutku sih begitu. Ayo Ink kopinya diminum lagi.”
Sahabatku menatap kosong sambil menghisap rokok kreteknya.
“Kalau urusan yang lain gimana, bro? selain urusan desa?” dia tanya lagi.
“Kalau urusan yang lain saya gak tahu Ink, silahkan tanya yang lain,” saya jawab ketus.
“Terus kamu mendukung siapa?” dia tanya lagi.
“Kalau itu sih, biarlah itu menjadi rahasia saya saja,
karena profesi saya menuntut untuk bersikap netral Ink. Hehehehe.”
Obrolan kita lanjut sampai menjelang dini hari.
Sampai tulisan ini dibuat saya belum menemukan dari 2
kandidat yang secara resmi mendaftar ke KPU Kabupaten Situbondo, yang memiliki blueprint arah pembangunan desa ke depan. Bagi yang sudah memiliki informasi ini tolong
share ke saya. Terima kasih. []
Eeeh, Nanti saya kabari bro. 😂😂
BalasHapus