Teka-Teki Tenis, Sosok Misterius, dan Cinta Berlarat
Oleh:
Thomas Utomo
Judul : Perempuan Misterius
Pengarang
: Nicco Machi
Penerbit
: Indiva Media Kreasi
Cetakan
: Pertama, Juli 2020
Tebal : 240 halaman
ISBN
: 978-623-253-004-1
Perempuan Misterius
adalah Juara II Kompetisi Menulis Indiva 2019 Kategori Novel Remaja yang
diadakan Penerbit Indiva Media Kreasi.
Secara
ringkas, novel ini menceritakan kehidupan Iska, remaja SMA penggemar olahraga
tenis lapangan. Namun, ayah—orang tua tunggalnya—kurang mendukung kegemaran si
anak semata wayang. Lewat jalan berliku, akhirnya Iska diizinkan mengikuti
ekstrakurikuler tenis lapangan dengan sejum lah syarat dan perjanjian.
Tantangan kembali menghadang Iska manakala lingkungan sekelilingnya
mempermasalahkan: bagaimana bisa pemain tenis lapangan mengenakan jilbab? Apa
kata dunia? Iska menjawab semua halang rintang itu dengan terus berlatih,
hingga satu persatu prestasi membanggakan, menghampirinya.
Tantangan
kembali timbul ketika ayah dimutasi ke sebuah kota kecil di Jawa Timur. Iska
kesulitan menemukan tempat untuk berlatih tenis termasuk kesukaran mencari
pelatih dan lawan tanding. Tantangan berikutnya susul-menyusul: ada Tante Rina,
sosok misterius yang pandai mengayun raket tenis, namun tidak menunjukkan sikap
bersahabat kepada Iska. Anehnya, dia selalu menguntit ke mana pun Iska pergi. Juga
drh. Norman Jupiter, sosok ramah dan aktivis perlindungan satwa, yang
menginspirasi Iska untuk menjadi dokter hewan, tapi ternyata memiliki
kepribadian kontradiktif. Keduanya menyeret Iska dalam pusaran teka-teki
beraroma cinta berlarat dan upaya pencelakaan bertubi-tubi. Tatkala terkapar di
tepi jurang kematian, Iska justru menemukan fakta mengapa sosok dan jejak ibu
kandungnya bisa menghilang sama sekali dari kehidupan keluarganya?
Membaca
novel remaja ini akan membuat pembaca dirongrong rasa penasaran terus-menerus.
Pengarang pandai sekali mengocok alur cerita, termasuk menarik-ulur tegangan
masalah. Ibarat memasuki sebuah benteng, pembaca diajak membuka lapis demi
lapis pintu rahasia, hingga mengantarkan ke ujung tak terduga. Tetapi jika
pembaca teliti, sesungguhnya, pengarang sudah menaburkan kunci jawaban masalah
sedari mula cerita. Dalam hal ini, tidak ada tokoh yang keberadaannya tak
berguna, tidak ada detail cerita yang mubazir.
Keunggulan
lainnya, novel ini juga menyisipkan isu ekologi, wabil khusus perihal animal abuse (hal. 72-74, 98, 132-140,
dsb.) di samping tema problematika remaja, keislaman, (hal. 63-66, 113-118,
dsb.), kesehatan (hal. 122, 182-189), dan kuliner (hal. 171-183) secara smooth.
“Apa
yang harus Anda lakukan kalau melihat atau mengetahui tindakan animal abuse? … Anda bisa saja merekam
perbuatan itu untuk dijadikan bukti, tapi lebih baik jangan menviralkannya di
media sosial … Kita tidak mau ‘kan, video-video semacam video penenggelaman
kucing tadi menginspirasi orang lain untuk melakukan hal serupa? Ingat, fokus
kita adalah menyelamatkan hewannya. Jika memungkinkan, segeralah bawa hewan
yang terluka itu ke dokter hewan.” (hal.139-140).
*Thomas
Utomo adalah guru SD Negeri 1 Karangbanjar, Purbalingga (sejak 2019),
sebelumnya berkarier di SD UMP, Banyumas (2012-2018). Dapat dihubungi lewat
nomor 085802460851 dan surel utomothomas@gmail.com.
Tidak ada komentar