Kado Valentine Untuk Kamu
Dear
Y: Kado Valentine untuk Kamu dan Semua Perempuan yang Tangguh
Sejatinya
perempuan memang suka cokelat, bunga, kado,
dan satu lagi perempuan suka sekali dibohongi laki-laki. Dalam Valentine
Days tahun ini, aku tidak menyeragamkan diri dengan kebanyakan perayaan pada
umumnya. Dengan melibatkan diri tukar-menukar kado. Sebab aku terlalu berumur untuk sekedar hal
itu. Lagi pula Aku tak cukup memahami arti tentang hari kasih sayang. Yang
kutahu hanyalah, bagaimana aku menulis
dan semoga saja bisa bisa menyenangkan hati orang. Anggap saja ini kado Valentine,...
Ruangingat, #1
Dear
Y,
"Sufisme
adalah seorang laki-laki atau perempuan yang telah patah hati terhadap
dunia" - Jalaluddin Rumi (Penyair dan Teolog Persia)
Dibalik
rutinitasmu yang serba wah (Senin sampai Jumat kamu bejibaku dengan sibuk-sibuk
mengenai tanggung jawabmu, pulang kerja masih ada saja acara nongki-nongki
diskusi, dan weekend-mu dipakai untuk kegiatan-kegiatan sosial ntah nge-forum
online atau apalah yang sekiranya tak sempat untuk rebahan". Dari
deskripsi itu, kukira kamu adalah
perempuan yang tangguh.
Tapi, sepertinya hal tersebut
tidak cukup kuat untuk perempuan tidak menangis. Semalam kamu panik dan
menangis hanya karena adikmu yang dijemput tunangannya. Kamu masih mudah
menangis dan gampang rapuh ya?Ternyata kesimpulan tidak selalu tentang
kebenaran, satu sisi banyak orang terhasut dengan rutinitasmu seakan-akan kamu
hebat dan tangguh. Seperti kesanggupan setiap orang yang mengenalmu akan
berkata "betapa hebatnya kamu". Bagiku, tak ada hebat-hebatnya sama sekali. Kamu
masih terlihat bingung, kalut dan tidak bisa mendamaikan antara pikiran, hati
dengan realitasmu. Tapi, tidak masalah, bingung menandakan bahwa kamu sedang
menjalani proses berpikir. Setiap filsuf yang hebat macam Socrates dan Plato
cenderung menganderungi dan menyukai kebingungan atas segala masalah yang ada (bukan
cari masalah ya..) karena dengan bingung otak seorang filsuf bekerja dua kali
lebih berfungsi daripada manusia pada umumnya (ini bagus untuk perempuan yang
sejatinya harus olahraga dan disatu sisi juga rajin olah pikir). Aku pernah
membaca perempuan-perempuan hebat sebelum Kamu seperti Simone de Beaviour,
Hypathia, bunda Teresa, dan Ibumu
sendiri R.A Kartini. Yang ternyata perempuan hebat dan cerdas itu, mereka memiliki gejala yang sama seperti
dirimu. Mereka juga pernah kalut,
menangis, bingung dengan diri
sendiri dan realitas yang mereka punya. Tapi bedanya kamu dan mereka adalah
kesanggupan untuk bangkit dan berdamai dengan diri sendiri (kamu belum punya
konsep bangkit). Perihal damai dengan diri sendiri, akan aku sampaikan pada
pertemuan tatap muka. Tapi yang jelas "Perempuan hebat adalah perempuan
yang ketika menangis Ia mampu menghapus air matanya sendiri untuk besok hari
lebih baik".
Ruangingat, #2
Dear Y,
"Perempuan
hebat tidak lahir dari kisah yang biasa-biasa saja, selamat berjuang
pejuang" - merawatingat
Februari
masih tentang hujan dan pandemi yang tak kunjung berlalu. Pakai maskermu, jaga jarak, dan pastikan juga
tak ada radikal bebas yang hinggap di katup jantungmu sebab itu tak
menyenangkan bagiku. Aktivitasku seperti biasa, ngisi jam pelajaran dan
seberusaha mungkin bermanfaat bagi siswaku.
Seperti katamu "hidupmu hanya ingin selalu bermanfaat bagi orang
lain". Disisi lain kamu dengan aktivitasmu, bekerja dengan penuh
keyakinan, meskipun prasangkaku mengatakan bahwa kamu telah menenggelamkan
segala rasa kecewamu dengan berusaha menyibukkan diri (biar waktu jadi pengadil
hukum Tuhan). Tadi kau cerita "bla.. blaa… blaa" aku sontak
keget, ternyata orang-orang tidak salah
mengundangmu mengisi materi yang bertema "perempuan merdeka" . Hei
Y, apa itu Merdeka? Apakah merdeka itu
melibatkan tangis? Apakah merdeka itu masih merasakan gelisah? Apakah merdeka
masih takut dengan kesendirian? Aku tau jawabanmu apa, yang jelas kamu akan
mengelak "aku sebenarnya tak sehebat apa yang mereka duga, aku hanyalah alibi". Beberapa jam yang
lalu aku katakan padamu "aku menarik kalimatku yang kemarin hari, bahwa kamu gak ada hebat-hebatnya. Tapi
setelah aku sepintas tau tentang sendu-sendu mu yang baru kamu ceritakan, Fixed kamu perempuan tangguh" mereka tak
salah mengundangmu, dan tugasmu adalah
membenarkan kesimpulan mereka. Bahwa Perempuan hebat tidak akan lahir dari
kisah yang biasa-biasa saja.
ruangingat, #3
Dear
Y,
"Tumbuh
dewasa memang menyenangkan, tapi tumbuh dewasa juga harus melalui rasa sakit
ini" - Manusia Setengah Salmon
Aku
pernah membaca buku Raditya Dika, komika yang lucu itu. Dia pernah menulis buku judulnya Manusia
Setengah Salmon, kurang lebih ada kalimat yang cukup kukenang sampai saat ini.
Salah satu yang kuingat begini "Tumbuh dewasa memang menyenangkan, tapi
tumbuh dewasa juga harus melalui rasa sakit ini". Hari ini kamu terlihat
berbeda dari kemarin, tapi semoga saja
tak mengurangi rasa syukur dan senyummu yang agak-agak itu. Baru kemarin aku
peringatkan tentang kondisimu, tentang
bagaimana pintar-pintar kita menjaga diri dalam situasi yang serba menyebalkan
ini. Bahkan radikal bebas pun tak kusenangi bermalam di katup jantungmu. Namun,
nyatanya kamu merasakan kelelahan dan rasa pusing yang mungkin mengganggu
aktivitas serta tanggung jawabmu. Semoga lekas sembuh ya, setiap pulang dari
kantor kau seringkali dipukuli hujan,
terkadang hujan memang menyenangkan namun tak baik juga kalau sering kehujanan. Ditambah pola tidurmu yang hampir mirip
dengan polaku "mirip-mirip filsuf yang ingin memecahkan permasalahan dunia
hingga mengorbankan tidur malamnya". Tapi kamu harus tetap kuat dong, sakit itu gak seberapa dibanding mereka yang
sakit hati karena dendam masa lalunya.
Kamu bersyukur, sakitmu hanya
sakit kepala ringan karena hujan mungkin hujan lagi gemar menemuimu. Dengan
sakit kamu bisa lebih menghargai kondisi sembuh. Sembuh hati jasmani dan
pikiran. Tapi satu hal, Aku ingat petuah
filsuf Yunani kuno bernama Aristoteles, orang yang selalu membicarakan alam dan
mitologi. Dia pernah berkata seperti ini, kamu baca pelan-pelan ya "Tujuan
dari orang bijak adalah bukan untuk mendapatkan kesenangan, tapi untuk
menghindari rasa sakit". (silahkan baca ulang pelan-pelan). Aku tau sakit
itu tidak lepas dari kondisi manusia,
namun Tuhan berikan cara berikhtiar untuk menghindari sakit. Baik itu
sakit pikiran, hati dan jasmani. Sekali lagi lekas sembuh, banyak cerita senyummu yang sukarela ingin
kutulis.
ruangingat
#4
Dear
Y,
"Mungkin
harimu terlalu rumit dan kamu terlalu capek, sedang aku di suatu Rabu yang
cemen"
Rabu
kemarin sedikit kurang baik tentang mood dan passion kisahnya,
tapi semoga tadi pagi kamu bangun dalam keadaan Kamis yang begitu manis.
Semanis senyum yang tak pernah berhenti kulihat di layar lima inci pada ponsel
ini. Ahh, kalimat ini bisa saja
menyebabkan kamu panjang telinga atau senyum-senyum sambil belum bisa move
on dari kasur dan selimut yang membuatmu nyaman di dalamnya. Gak baik juga
memujimu sedemikian rupa, tapi apa daya nyatanya begitu? Kamu terlalu ramah
untuk kumaki-maki atau sekedar untuk bohong kecil-kecilan. Subuh tadi ada
telepon darimu "bangun sholat Subuh" katamu, apa yang lebih
menyenangkan dari dunia ketika perempuan membangunkan lelaki untuk menyembah
pada Tuhanya (Allah). Kamu tau itu nikmat yang bukan main (bagiku) dan hampir
tiap Subuh kamu lakukan itu. Aku doakan dirimu selalu ada untuk bumi dan
bermanfaat untuk segala isi-Nya.
Oia, waktu itu aku ingat statemen
mbak Melly Goeslow yang mengatakan seperti ini "Saya sih cuman merasa
semua harus juga mendengar ketika perempuan berbicara, berpendapat." jadi
begitu ya, baiklah aku akan mendengarkanmu. Maaf untuk Rabu yang serba kurang
ajar dan Rabu dengan segala kecemenannya. Sekarang Aku memulai dengan alur yang
tepat, cukup bagi perempuan seorang laki-laki yang mengerti. Tetapi beratus
perempuan tidak cukup bagi seorang laki-laki hingga dia benar-benar memahami
salah satu dari mereka. Kamu tau itu
kalimat siapa? Itu nasihat dari sastrawan gila bernama Bernard Shaw, betapa dia
selalu meminta permakluman untuk segala sikap karena tidak cukup mampu memahami
perempuan. Dan dia terus belajar agar saling bisa menguatkan.
ruangingat
#5
Dear
Y,
"Seperti
biasa, ada wanita hebat di belakang orang bodoh" - Jhon Lennon (Pemusik Rock Britania)
Jika
kamu melihat seorang (perempuan) yang begitu tangguh, kuat, dan mandiri, maka
jangan lihat dia sekarang berdiri tegak di sana begitu mengagumkan. Tapi
tanyakanlah, seberapa banyak hal, orang yang ditemui dan peristiwa menyakitkan
yang telah dia lewati, yang membuatnya menjadi semakin kuat. Aku tau kamu
sedang melewati beberapa dari sekian yang hal yang Aku urai di atas. Dan, Kamu sedang di fase salah satu diantara
banyak hal itu. Lantas siapakah
laki-laki bodoh yang dengan sukarela ingin melihatmu mencapai hakikat perempuan
yang wangi dan merdeka? Apakah laki-laki itu sosok ayahmu? Aku rasa bukan, ayahmu sosok yang hebat dan
tidak bodoh dalam merawat dan membesarkanmu.
Ia mau mengorbankan tenaga dan pikirannya hanya untuk sebuah senyum
manis di sepanjang hari-hari mu dan itupun bukan suatu nilai-nilai bodoh tapi
lebih tepat jika itu kusebut betapa ayahmu ikhlas mencintaimu (rawat baik-baik
lekaki seperti itu). Lalu siapa laki-laki bodoh itu? Tidak penting kamu tahu
tentang laki-laki itu dan seberapa bodoh dia hanya untuk sebuah kebahagianmu.
Dan pesan laki-laki bodoh itu untukmu berupa "Sebuah senyum adalah lipstik
terbaik yang dapat digunakan oleh seorang perempuan" pertahankan itu
dengan baik. Dengan kamu selalu tersenyum ada serpihan-serpihan syukur yang
telah menyenangkan Tuhanmu. Ntah dalam keadaan yang serba rumit sekalipun. Dan,
soal laki-laki itu, aku hanya bisa memberimu sedikit gambaran singkat. Yang
mungkin dengan sangat mudah kamu simpulkan dengan begitu baik karena kamu
dibekali akal yang baik (kamu tak hanya mirip bunga, akalmu juga menawan).
Laki-laki bodoh itu hanya dapat membuat perempuan seperti kamu tertawa kadang
juga membuatmu sedikit kurang menyenangkan, tapi hanya dengan cara itu
laki-laki bodoh itu bisa melewati apapun dalam hari-harinya (kamu telah
menyenangkan jiwanya). Tapi kamu harus tahu, dia itu bodoh ketika dia lupa
dengan tanggung jawab yang berkaitan dengan rutinitasnya, bahkan sekedar jurnal pekerjaannya pun ia
lupa hanya untuk sekedar terus terang membuatmu tersenyum. Betapa bodoh
dia, kau jangan ambil kebodohan itu
sebab perempuan hebat mampu melakukan apapun dengan tidak mengecewakan
siapapun. Sekedar saja untuk kamu ambil hikmahnya tapi jujur ada banyak
kebodohan yang ingin kutulis tapi nanti,
kamu akan mengerti bagaimana cara laki-laki bodoh menjagamu.
Indra Andrianto penulis buku "Kumpulan Opini: #merawatingat"yang terbit
tahun 2018 di Pataba Press, Blora. Penulis lahir di Bondowoso pada bulan Maret
1995. Penulis merupakan demisioner ketua umum Komisariat FIS HMI Cabang
Singaraja (2015-2016) dan penulis alumni Universitas Pendidikan Ganesha yang
saat ini sedang menjalani profesi guru di sekolah internasional (JB School),
Badung-Bali.
Tidak ada komentar