Malam ini Milik Kita Berdua
Tak perlu pinjam uang ke bank untuk berbunga-bunga,
mengingat dia saja sudah membuat hati berbunga-bunga apalagi bisa menikahinya.
Oleh: Ahmad Zainul Hamli
Di penghujung tahun 2022, saya memberanikan diri untuk
melamar sosok perempuan, Cici nama panggilannya.
***
Awalnya saya hanya mengenal kakak
perempuannya. Kebetulan satu sekolah di SMP dulu. Itu pun tidak sekelas,
hanya sebatas kenal dan tahu saja, tidak begitu akrab. Ketika sudah masuk masa-masa
SMA, tepatnya pada saat kelas sebelas, saya kaget. Ternyata kakak perempuannya yang
dulu satu sekolah dengan saya ketika masih SMP, dia punya saudara kembar, yang dulunya tidak satu sekolah,
sekarang mereka berdua satu SMA.
Seiring
berjalannya waktu, saya
pun hanya sebatas tahu
saja, belum sampai beranjak kenalan. Dulu sewaktu SMA, saya bahkan belum punya
ponsel android untuk komunikasi dengan temam-teman. Hanya ponsel jadul saja
yang pada saat itu saya punya.
Dua sampai tiga tahun setelah saya lulus SMA, saya pun memberanikan diri untuk
mengenal lebih dalam. Pada waktu itu, hanya sebatas mau kenalan dulu. Sempat
minta nomor WhatsApp dia, hehehe. Tapi
tak lama kemudian lost contact.
Sampai
pada akhirnya, tepat pada awal tahun
2022, dia
kehilangan sosok seorang Ayah. Pada waktu itu, saya pun masih jarang
berkomunikasi dengan dia. Saya mendengar kabar duka itu dari sahabat yang juga sahabat Cici juga. Lalu,
saya langsung bergegas pada saat itu untuk takziah ke kediaman. Sambil menunggu
Cici pulang, kala itu dia sedang
menimbah ilmu di salah satu Perguruan Tinggi di Pasuruan. Pertama kalinya dia
datang dari Pasuruan sampai di rumah duka untuk melihat ayahnya yang terakhir
kalinya. Saya langsung melihat dia bergegas menuju sang ayah. Saya hanya bisa berdoa, semoga sekeluarga diberi
ketabahan.
***
Kali ini, ketika saya sudah tiba di gang rumah Cici,
suara detak jantung seolah menggema, terasa berat ketika menghela napas. Saya
membaca basmalah dan selawat supaya lebih tenang dan berharap momen ini bisa
lancar. Setelah mengucap salam akhirnya ada yang membuka gerbang depan rumah
yaitu saudara ibunya.
Salawat
terus saya baca hingga masuk ke ruang tamunya. Tak lama kemudian, ibu Cici
beranjak keluar menemui saya. Untuk mengawali pembicaraan, susana di ruang tamu
itu tiba-tiba sunyi,
kisaran 10-15
detik tidak ada suara. Akhirnya, saya
pun membuka pembicaraan awal. Saya memperkenalkan diri kepada orang tuanya, latar belakang saya
seperti apa. Setelah selesai perkenalan diri, saya pun mengutarakan niat baik
saya kepada Ibunya Cici bahwasanya saya ingin menikahi putrinya yaitu Cici. Tak
lama perbincangan saya dan orang tuanya. Alhamdulillah, ibu Cici menerima
niatan baik saya, dan beliau menangis. Saya pun menangis bahagia dalam hati. Lalu ibu
Cici mengarahkan saya untuk silaturahmi ke pakde dan budenya yang ada di Pasuruan.
Pakde budenya ini yang menjaga Cici selama menimbah ilmu di Pasuruan.
Suatu pagi pada tanggal 24 Desember
2022, saya
pun berangkat ke Pasuruan seorang diri mengendarai motor klasik, Si Ulung Merah. Sampai di Kota
Pasuruan tepat pada waktu Zuhur.
Lalu saya bergegas ke Masjid Agung Al Anwar Kota Pasuruan. Setelah selesai
sambil menunggu kabar dari Cici, tepat pukul 14.30 WIB, saya sampai di rumah pakde bude
Cici. Saya pun disambut hangat oleh Cici sambil menunggu pakde budenya pulang.
Akhirnya tak lama kemudian, pakde budenya datang. Di situlah saya disambut hangat juga oleh pakde budenya. Lalu saya membuka pembicaraan, saya memperkenalkan diri saya.
Menceritakan latar belakang saya. Berselang beberapa menit, Pakde bude
tidak bisa menemani lebih lama. Pakde bude ada kegiatan yang mendesak yang
tidak bisa ditinggal. Saya pun masih belum menyampaikan niatan baik saya.
Keesokan
harinya, 25 Desember 2022. Pagi menjelang siang, saya hendak persiapan pulang
ke Situbondo. Di situlah saya dikabari Cici bahwa saya ditunggu pakde bude di
kediaman. Pada saat itu saya bermalam istirahat di Klinik milik pakde bude yang
tidak jauh dari kediaman. Sampai di rumah pakde bude, akhirnya saya
menyampaikan niatan baik saya bahwa saya niat menikahi Cici. Meminta restu,
izin dan doa yang terbaik kepada pakde bude.
Alhamdulillah pakde bude merestui dan mengizinkan niatan baik saya untuk menikahi Cici. Tak
lama kemudian, saya diberi kesempatan oleh pakde bude ngobrol sebentar dengan
Cici. Asyiiik.
Saya memang tidak banyak mengenal jauh tentang sifat
dan karakternya tapi setelah bersamanya, hati saya merasakan bahwa Cici orangnya
baik, murah senyum, anggun dan sederhana. Dari situlah dasar cinta yang membuat
saya betul-betul jatuh cinta kepada Cici.
Saya berniat untuk ibadah kepadaNya. Saya yakin bahwa
Cici adalah petunjuk yang saya cari di kening sujud pada suatu malam.
Kami pun
ngobrol panjang lebar terkait rencana-rencana ke depan seperti apa. Setelah
ngobrol panjang lebar, hari menjelang siang, saya pun izin pamit pulang ke
Situbondo kepada Cici. Pada waktu itu pakde bude lagi ada kegiatan di luar. Entahlah, di sepanjang Pasuruan-Situbondo saya terlalu
tersenyum. Mungkin karena bayangan Cici rajin datang ke pikiran. Hehe.
Dua Minggu setelah itu, tepatnya pada tanggal 8
Januari 2023, saya dan keluarga silaturahmi ke kediaman Cici. Silaturahmi dalam
rangka untuk meminta Cici (lamaran)
secara keluarga. Alhamdulillah, saya dan keluarga disambut baik oleh Cici dan
keluarga. Dalam silaturahmi ini, akhirnya ada kesepakatan bersama untuk
menentukan acara pernikahan kami yaitu, akad nikah pada hari Minggu, 26
Februari 2023 di Masjid Agung Al Abror Kab. Situbondo Pukul 07.00 WIB -
Selesai. Kemudian acara resepsi pernikahan di kediaman Cici pada hari itu juga
pukul 13.00-16.00.
***
Hari adalah hari yang lebih dari sekadar kebahagian.
Saya dan Cici singgah di pelaminan sebagai sepasang pengantin. Rintik hujan
sempat menghiasi acara resepsi tapi alhamdulillah acara berjalan lancar.
Semoga dan seterusnya kamu adalah jawaban atas
doa-doa. Hari ini hari spesial. Hari yang mengubah saya dari sosok lajang
menjadi seorang suami.
Dan malam ini adalah milik kami berdua. []
Syahdu sekali kisah cintanya. Tersenyum tersipu malu dan terharu membaca kisahnya. Terimakasih suguhan ceritanya Kak Hamli,semoga saya juga segera dipertemukan dengan jodoh saya. Walau tak perlu gesit kek kak hamli setidaknya dia mampu berperan sebagai Laki laki sejati.
BalasHapus