Serunya Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi Menulis Cerpen Hasil ToT
Oleh:
Dewi Masithoh & Syarafina Khanza Digananda*
Training
of Trainer (ToT) menulis cerpen untuk guru sekolah yang dilaksanakan bersama
dengan bapak ibu guru sekolah menengah mampu menghasilkan karya yang luar
biasa. Selain cerpen para guru yang dijadikan buku antologi cerpen, tujuan
pengembangan ToT dalam pembelajaran pun dapat pula dituntaskan dalam
implementasi pembelajaran dan sekaligus menghasilkan karya cerpen yang ditulis
oleh peserta didik. Sesuai dengan tujuan awal ToT ini memang untuk melatih
bapak ibu guru menjadi pendamping bagi peserta didiknya di sekolah. Dengan
demikian, penerapan dari hasil pelatihan bersama para pemateri saat ToT tidak
hanya dikuasai secara pribadi, tetapi dapat tersalurkan kepada peserta didik.
Implementasi
pembelajaran dan pengumpulan karya cerpen peserta didik dan atau teman sejawat
ini merupakan serangkaian kegiatan ToT menulis cerpen pada siklus dua. Lebih
kurang setengah dari peserta ToT yang tuntas dalam menyelesaikan serangkaian
ketentuan kegiatan. Pada pengumpulan cerpen yang dituliskan oleh peserta didik
bervariasi terkait pemilihan tema serta isi yang dituangkan dalam tulisan. Ada
yang bertema terkait dengan peperangan yang mengambil latar tempat kerajaan,
tentang kehidupan di masa sekarang dengan kisah-kisah yang berbeda dikemas
dengan judul yang sesuai dengan isi cerpen, serta perpaduan cerpen yang dikemas
dengan latar tema anime. Bapak/ibu guru mampu melakukan pembelajaran
berdiferensiasi untuk menulis cerpen terbukti dari hasil yang tertuang dalam
video implementasi pembelajaran dan hasil karya cerpen peserta didik dan/atau
teman sejawat.
Pembelajaran
menulis cerpen secara berdiferensiasi salah satunya diterapkan pada
implementasi menulis cerpen yang diampu oleh Imrotin. Guru SMKN 3 Batu itu
menyuguhkan kumpulan cerpen peserta didiknya dengan mengambil tema “satu hari”.
Dirasa mudah mudah sulit ketika menulis cerpen dengan mengambil pengalaman yang
dialami oleh masing-masing peserta didik dalam kegiatan satu hari yang pernah
dilakukan atau hari yang paling berkesan yang pernah dialami untuk dikembangkan
menjadi cerpen. Akan tetapi, hal itu mampu menjadi daya tarik bagi peserta
didik untuk menulis cerpen. Sebagai contoh yang lain, pembelajaran yang
dilakukan oleh Amalia Arifiani (Guru SMAN 8 Malang) dengan menulis sinopsis
hasil membaca cerpen serta menulis cerpen menggunakan metode pentigraf atau
cerita pendek tiga paragraf dengan menuliskan terlebih dahulu unsur-unsur
pembangun cerpen yang akan ditulis dan dikembangkan.
Implementasi
pembelajaran menulis cerpen yang bervariasi dan berdiferensiasi bisa menjadi inovasi
tertentu dalam menulis cerpen. Dari implementasi pembelajaran menulis cerpen
yang sudah dilakukan oleh bapak/ibu guru peserta pelatihan ToT menulis cerpen,
patut untuk diapresiasi bahwa kegiatan ToT menulis cerpen bagi peserta didik
yang diinisiasi oleh Departemen Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang
berkolaborasi dengan kelompok mahasiswa PPG Prajabatan Bidang Studi Bahasa
Indonesia Universitas Negeri Malang membuahkan hasil yang dapat dijadikan
inovasi serta pengembangan kepenulisan-kepenulisan yang lainnya di kemudian
hari.
Serangkaian
kegiatan bertajuk Training of Trainer (ToT) menulis cerpen untuk guru sekolah
menengah dimulai dari siklus satu Training of Trainer menulis cerpen,
pendampingan karya, siklus dua dengan melakukan implementasi pembelajaran yang
menghasilkan video pembelajaran dan cerpen karya peserta didik atau teman
sejawat, serta puncak kegiatan yakni bedah buku dan panen karya yang sudah
dihasilkan oleh bapak ibu guru yang luar biasa. Didampingi oleh bapak dan ibu
dosen Fakultas Sastra dan kekompakan para panitia yang merupakan mahasiswa PPG
Prajabatan Universitas Negeri Malang, kegiatan ini dapat berjalan lancar sesuai
dengan tujuan awal diadakannya pelatihan menulis cerpen bagi para guru.
Implementasi
yang dihasilkan dalam ToT menulis cerpen ini tidak hanya dibuktikan dari
keberhasilan bapak dan ibu peserta yang membimbing peserta didik ataupun teman
sejawat untuk sukses dalam menuliskan karya. Namun, implementasi ini juga
dibuktikan dengan video dan cara bapak dan ibu peserta mengemas menjadi pelatih
menulis cerpen yang handal dan profesional dalam menyalurkan materi tentang
menulis cerpen yang sudah didapatkan selama pelatihan. Hal tersebut dapat
dibuktikan dari hasil unggah video bapak dan ibu peserta dalam menuntaskan tuntutan-tuntutan
di ToT menulis cerpen yang diadakan oleh Universitas Negeri Malang ini. Sekitar
50% dari jumlah peserta yang ada, peserta berhasil sampai pada tahap unggah
video di siklus dua. Kreativitas mereka dalam mengemas dalam video juga
bervariatif dan sangat inovatif sesuai dengan gaya pembelajaran yang telah
mereka terapkan sehari-hari. Video tugas dari bapak dan ibu peserta diunggah
dalam channel Youtube pribadi ataupun
instansi sekolah mereka masing-masing. Bapak dan ibu peserta yang tidak menuntaskan
tanggungannya dengan alasan apa pun tentu akan mendapatkan benefit yang berbeda dengan peserta yang menuntaskan
tuntutan-tuntutan yang sudah dirancang oleh panitia.
Kedua
implementasi yang dihasilkan oleh bapak dan ibu peserta membuktikan bahwa mereka
benar-benar dapat dikatakan menjadi peserta ToT menulis cerpen yang terlatih
dan profesional. Di tengah kesibukan mereka menjadi seorang guru, mereka juga
tatap mengambangkan bakat menulis mereka melalui program ToT menulis cerpen
yang diadakan oleh Universitas Negeri Malang ini. Menghasilkan pelatih menulis
cerpen melalui profesi guru adalah tujuan akhir dari program ToT menulis
cerpen. Banyaknya rangkaian kegiatan yang ada juga menjadikan pelatihan ToT
menulis cerpen ini terlihat sangat menarik dikalangan peserta. Banyak yang
berharap bahwa ToT menulis cerpen ini akan tatap gemilang dan diadakan setiap
tahunnya.
*Esai
ini ditulis secara kolaborasi oleh Dewi Masithoh & Syarafina Khanza
Digananda. Keduanya merupakan mahasiswa PPG Prajabatan Bidang Studi Bahasa
Indonesia Universitas Negeri Malang.
Tidak ada komentar