Resensi: Buku Holy Mother
Oleh: Putri Oktaviani
Terjadi pembunuhan mengerikan terhadap seorang anak laki-laki
di kota tempat Honami tinggal. Korban bahkan diperkosa setelah dibunuh.
Berita itu membuat Honami mengkhawatirkan keselamatan
putri satu-satunya yang dia miliki. Pihak kepolisian bahkan tidak bisa dia
percayai.
Apa yang akan dia lakukan untuk melindungi putri tunggalnya itu?
Novel thriller Jepang ini bercerita tentang Honami yang mencemaskan anak perempuannya, karena di
daerah tempat tinggalnya –Aiide telah ditemukan seorang anak lelaki berusia 4
tahun yang tewas mengerikan. Novel ini dikategorikan dewasa (17+) karena
terdapat adegan pembunuhan tanpa meninggalkan jejak. Tetapi dibanding unsur
thriller, novel ini justru mengedepankan hubungan erat Ibu dan Anak. Dimana Honami yang sulit hamil akibat sindrom ovarium polikistik
yang dideritanya, akhirnya memiliki seorang anak perempuan di usia kepala
empat.
Ketika berita pembunuhan itu menyebar di tempat
tinggalnya yang minim tingkat kriminalitas, Honami melakukan segala cara untuk bisa melindungi
putrinya. Kaoru yang saat itu berusia tiga tahun dan sudah bersekolah di
Kelompok Bermain, memicu kekhawatiran Honami.
Melihat cara kerja polisi dalam menangani kasus
tersebut, Honami merasa tak puas, dan meminta nomor salah satu detektif yang menangani
kasus itu. Ketika Honami mendapatkan berbagai kecurigaan yang dilihatnya, dia langsung
menghubungi detektif. Tapi ternyata dugaan Honami soal detektif yang lebih bergerak cepat hanyalah
kosong.
Bahkan kasus pembunuhan itu hanya menemukan jalan
buntu, hingga kasus lainnya menguak, dengan judul berita Pembunuhan Anak
Berantai di Kota Aiide. Seorang anak lelaki lagi-lagi ditemukan tewas
mengenaskan, kali ini ditambah dengan jari-jari tangannya yang terpotong. Hal
itu menambah kecemasan Honami terhadap Kaoru. Dia meyakinkan dirinya bahwa tidak
ada yang bisa melindungi anak perempuannya selain dirinya sendiri.
Selain sudut pandang Honami, novel ini juga mengambil sudut pandang kedua
detektif bernama Sakaguchi dan Tanizaki. Dimana kedua detektif tersebut
menyatakan pendapatnya masing-masing soal kasus yang sedang diselidiki dengan
sudut pandang dan pengalaman mereka. Kemudian sudut pandang Makoto, seorang
pelajar di SMA 1 Aiide yang juga merupakan guru kendo bagi anak-anak. Dia
terkenal pelajar yang pintar dan seringkali menjadi ketua kelompok belajar.
Selain itu, dia juga memiliki pekerjaan sampingan sebagai kasir di Suns Mart.
Penulis berhasil meriset tentang penyakit yang
diderita Honami, yakni sindrom ovarium polikistik dengan cara yang mudah dipahami
oleh pembaca awam. Pun cara Hanomi melewati setiap perawatannya hingga memiliki
anak di kesempatan terakhirnya. Sehingga pembaca merasakan kecemasan Honami terhadap anak perempuannya yang didapatinya dengan
susah payah.
Gaya bahasa yang mudah dipahami dan terjemahan yang
rapi, novel ini benar-benar tidak memiliki kekurangan soal penulisan. Walaupun
alurnya sedikit bertele-tele dan membosankan, tapi cukup mampu membuat pembaca
terus melanjutkan karena unsur misterinya yang kuat. Novel ini juga berhasil
menyusun alur dengan menggunakan ketiga sudut pandang berbeda, sehingga
menghasilkan plot twist yang begitu matang.
Yang tak kalah menarik, penulis menuliskan tentang
sosok ibu yang begitu penuh upaya dalam melahirkan anak dalam kondisi yang
tidak biasa. Kesakitan dan penderitaan yang dialami Hanomi benar-benar terasa
ketika dibaca. Sehingga hubungan emosional antara ibu dan anak begitu terasa di
dalam novel ini.
Meskipun alurnya sedikit lambat, tapi masih dapat
dimaklumi. Hanya satu yang menjadi kekurangan novel ini, yang mungkin saja
tidak bisa diterima semua orang. Yaitu penulisan adegan pembunuhan sang pelaku
terhadap anak dibawah umur. Terlihat sangat jelas dan mudah dipahami. Sehingga
bagi pembaca yang tidak terbiasa membaca tulisan secara terang-terangan itu,
sedikit terganggu. Juga seolah novel ini memeberitahu cara melakukan pembunuhan
tanpa jejak. Meski begitu, novel ini sudah dikategorikan novel dewasa karena
adegan kekerasan seksual dan pelecehan anak dibawah umur. Jadi, harap bijak
bagi pembaca.
Tentang Penulis
Putri Oktaviani lahir di Tangerang pada tahun 2000.
Penggemar cerita thriller dan misteri ini senang menulis novel dan cerpen.
Tulisannya dimuat di sejumlah media online, koran, dan majalah. Cerpen
"Setelah Ledakan" berhasil juara 1 Lomba Cerpen Lokamedia.
Bagi seluruh redaksi dan kontributor Takanta yang menyukai karya fiksi asal Jepang (J-Lit) yg bergenre mystery-thriller, Holy Mother wajib masuk ke daftar bacaan kalian. Katalog karya Akiyoshi Rikako lainnya pun selalu terdapat keseruan dan ketegangan yang berkelindan rapi. Silakan nikmati keseruannya. Dijamin bikin ketagihan👌🔥
BalasHapus