GOR BK Itu Narsisme Politik Saja Sih

 



Penamaan GOR Bung Karna di kabupaten Situbondo menjadi polemik. Bung Karna entah melalui melalui proses berpikir yang seperti apa membandingkan dirinya dengan Bung Karno. Bupati Karna mengatakan bahwa tidak ada larangan dalam penggunaan nama pribadinya karena tidak diatur dalam undang-undang, bahkan BK juga menuding yang tidak setuju terkait penamaan dirinya sebagai nama GOR itu hanyalah orang-orang yang dengki, iri, dan hasut.


"Pemberian nama GOR Bung Karna itu tidak diatur. Saya contohkan tadi Jhire' Mas. Itu kan asalnya Jhire' Mas'ud pakek APBD juga boleh, gak ada orang yang melarang di Bondowoso, dan Gelora Bung Karno yang membangun Pak Karno pakek APBN dinamai Bung Karno gak ada yang memprotes,” jelasnya saat wawancara pasca acara ground breaking.


Lantas. Bagaimana menurut sudut pandang hukum dan literasi?


Dalam konteks penamaan fasilitas negara, BK seharusnya memperhatikan rambu-rambu hukumnya. Coba lihat. Pada PP No 2 Tahun 2021 Tentang Penamaan Rupabumi juga sangat jelas pada pasal 3 Poin G yakni menghindari penggunaan nama orang yang masih hidup dan dapat menggunakan nama orang yang sudah meninggal dunia paling singkat 5 (lima) tahun terhitung sejak yang bersangkutan meninggal dunia. Dari sini, terang sekali bahwa BK tak jeli melihat aturan.


Dalam konteks literasi, saya kira benar pernyataan Direktur Eksekutif Politika Research and Cosulting (PRC) Rio Prayogo yang mengatakan bahwa pemimpin Situbondo miskin literasi. Terbukti bahwa BK memang bertindak sesuai dengan nafsu politiknya, bukan dengan pemahaman literasi tentang ke-Situbondo-an. Malah dengan PD-nya menyamakan dirinya dengan Bung Karno. Ya Allah gini amat ujian literasi ini.


Aktivis literasi dengan perpustakaan gerobak kelilingnya, Agus Miftahurrohman dalam tulisannya di mojok menjelaskan bahwa  membandingkan BK dengan sang proklamotor tidaklah apple to apple. Di lihat dari sisi manapun, BK masih ketinggalan jauh dari Bung Karno. Jauh sekali.


Bung Karno membangun GBK karena Indonesia menjadi tuan rumah Pesta Olahraga Asia (Asian Games) 1962. Sementara Bung Karna membangun GOR BK jelas untuk menarik suara masyarakat Situbondo saja jelang Pilkada 2024. Jelas beda urgensi. Padahal BK sendiri masih banyak janji-janji politiknya yang belum diwujudkan.


Oleh karena itu, saya malah berharap jelang akhir masa jabatan periode pertamanya BK semestinya fokus mendongkrak lapangan pekerjaan, banyaknya anak-anak muda yang lanjut kuliah, UMK yang masih terendah se-Jawa Timur, guru honer, pupuk subsidi. Itu dulu.


Jadi, sudahlah hentikan narsisme politiknya, Bung. Kita bukan anak kecil, Paman!

____

Penulis: Rasyuhdi (Alumnus Nanjing Normal Universty- Nanjing Universty China dan Anggota Dewan Pengupahan Kabupaten Situbondo)

GOR BK Itu Narsisme Politik Saja Sih GOR BK Itu Narsisme Politik Saja Sih Reviewed by takanta on Juni 24, 2024 Rating: 5

Tidak ada komentar