Puisi-puisi Mustain Romli: Pesona Kota dan Sepasang Mata

 


Puisi-puisi Mustain Romli

 

Pesona Kota dan Sepasang Mata

 

Lihatlah,

kota yang lelap-gemerlap

rindu ditelan malam

pelukan hangat hilang

 

apakah kau pernah mendengar

tentang pesona keindahan

sebuah kota terpencil di ujung sana

 

konon, di kota itu

pencahayaan bersumber dari sepasang mata yang terjaga

dari kesunyian dan kesedihan

 

dan sepasang mata itu

selalu kutemukan

ketika kota sedang memulihkan lukanya

dari ulah orang-orang yang berlumuran dosa

 

Paiton, 2024

 

 

 

Pasrah

 

Sekian karang

berjuta ombak

telah menyatakan pada hidupnya

 

Tak mengenal luka

tak mengenal bahagia

 

Hanya ilham Tuhan

            di sana

 

Paiton, 2024

 

 

 

  

 Aku Ingin Meminjam Lenganmu

 

Aku ingin meminjam lenganmu

untuk melintasi abad-abad ke depan

akan kubiarkan hari-hari menelanjangi dirinya

kupasrahkan segala zaman menemukan dirinya

 

lenganmu, seperti tumpukan puisi-puisi

yang telah selesai dikarang

sementara aku,

aku selalu membaca dan menghayatinya

sebagaimana hidup berkelana

 

Aku ingin meminjam lenganmu

menjadi teman dekat lenganku

akan kubebaskan tiap jalan menuntun dirinya

kumerdekakan semua rahasia menyingkap dirinya

 

kita akan memanjat 

sejauh gunung itu dapat dijangkau

kita akan berlayar

seluas samudera cinta membentang

 

karena lenganmu

juga lenganku

adalah kumpulan pelukan autentik 

dari waktu ke waktu

 

Paiton, 2024

 



Serenade Kecil

 

/I/

Mengapa di antara kita

daun jatuh

ranting patah

hanya meninggalkan dengung angin

yang jauh

jauh lalu terombang-ambing

 

/II/

Tetapi…

aku akan tetap mencintai waktu

seberapapun ia menyulap hidup

 

kita terus menyulam

segala yang hilang

menjadi ruang-ruang aman

ataukah semuanya akan sirna?

dan kita di sini

tetap berdiri dipeluk sunyi

 

 

/III/

Syahdan

malam yang bergetar

puisi-puisi jatuh

dari sentuhan langit

 

/IV/

Kita akan terus bergandengan

melampaui batas-batas yang asing

menjumpai negeri-negeri yang teduh dari cabuh

 

selamanya

seutuhnya

 

Paiton, 2024

 


 

Pada Sebuah Sore yang Hujan, Aku Bertanya Tentang Cinta

 

Pada sebuah sore yang hujan

aku bertanya

apa itu cinta?

 

Ialah hujan

yang memeluk bangunan tua

Ialah hujan

yang mendekap besi-besi tua

Di antara rimbunan lumut

dan tubuh karat

 

Paiton, 2024

 

 

 

TENTANG PENULIS

 

Mustain Romli, lahir di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Kini sedang menyelesaikan studinya di salah satu kampus daerah Malang. Beberapa puisinya dapat ditemui di media-media lokal. Buku puisi pertamanya berjudul Kesiur Perjumpaan (Takanta Suara Kenangan, 2024).

Puisi-puisi Mustain Romli: Pesona Kota dan Sepasang Mata Puisi-puisi Mustain Romli: Pesona Kota dan Sepasang Mata Reviewed by Redaksi on Juni 23, 2024 Rating: 5

Tidak ada komentar