Polemik Gus Miftah dan Klarifikasi Habib Zaidan
Oleh:
Indra Andrianto, S.Pd,
“Sangat tidak masuk akal jika seseorang menertawakan sesuatu tanpa suatu alasan, kecuali orang tersebut mengalami gangguan kejiwaan.” - Merawatingat
Akhir-akhir
ini publik diramaikan oleh potongan video ceramah Gus Miftah yang isinya
dianggap merendahkan pedagang es teh keliling ketika sedang berlangsung
pengajian. Video tersebut mendapat banyak cibiran dari masyarakat luas. Pembaca
yang budiman sudah pasti tahu terkait isi cuplikan videonya. Dalam video tersebut
Gus Miftah mengeluarkan kalimat yang menyertakan kata Gobl*k terhadap pedagang
es teh bernama bapak Sunhaji dan sontak ucapan Gus Miftah tersebut disambut
dengan gelak tawa yang terbahak-bahak diseisi pengajian.
Melihat
hal ini banyak diantara masyarakat memberikan tanggapannya bahwa hal tersebut
kurang tepat secara adab apalagi hal kurang menyenangkan tersebut disampaikan
oleh seorang pemuka agama. Meskipun Gus Miftah telah menyampaikan permintaan
maaf langsung kepada bapak Sunhaji namun masyarakat seakan masih belum bisa
menerima terhadap apa yang sudah dilakukan oleh Gus Miftah. Hal tersebut dapat
kita amati dari makin banyaknya postingan tentang video Gus Miftah yang
lainnya, yang dianggap oleh masyarakat juga keluar dari nilai-nilai luhur seorang
pemuka agama.
Salah
satu videonya Gus Miftah yang kembali menjadi
sorotan adalah pernyataannya yang dinilai menghina seniman legendaris Yati
Pesek. Dalam sebuah video pertunjukan wayang yang beredar, Gus Miftah tampak
melontarkan komentar yang merendahkan fisik Yati, memicu kemarahan publik,
khususnya dari kalangan seniman dan budayawan. Yati Pesek, yang telah mengukir
prestasi di dunia seni selama bertahun-tahun, merasa tertekan dan sakit hati
atas ucapan yang dianggap sebagai ejekan tersebut. Ia mengungkapkan bahwa
selama kariernya, ia tak pernah menerima perlakuan semacam itu, bahkan sampai
menangis ketika mendengar komentar Gus Miftah yang ia anggap sebagai lelucon
yang tidak pantas.
Tidak hanya sampai disitu saja
Gus Miftah benar-benar dikuliti oleh Netizen Indonesia, video Gus Miftah
menoyor istri juga berhasil diunggah ke publik, Gus
Miftah mengejutkan publik ketika kamera menangkap momen tak terduga di mana ia
menoyor kepala istrinya di depan umum. Aksi yang dianggap sebagai lelucon
tersebut langsung menuai kritik dari netizen, yang menilai tindakan itu tidak
pantas dan mencerminkan kurangnya rasa hormat terhadap perempuan.
Secara
pribadi tentu saya sedikit memberikan opini terkait polemik yang sedang terjadi
saat ini terkait sikap Gus Miftah mengingat kasus tersebut sudah terlanjur
viral. Gus Miftah menyandang status sebagai tokoh agama bahkan Presiden mengangkat
dirinya sebagai staf khusus bidang kerukunan beragama. Sebagai seorang pemuka
agama dan bagian dari pemerintahan tidak sepantasnya Gus Miftah menggunakan
kata-kata yang konotasinya negatif dan cenderung kasar karena sangat
bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila apalagi dengan PD-nya menganggap bahwa itu bagian dari metode dakwah seperti apa
yang telah disampaikan oleh Habib Zaidan dalam video klarifikasinya. Bagi saya
hal tersebut belum pantas disebut metode. Metode seperti yang kita ketahui
bersama adalah sebuah cara yang teratur dan terencana untuk mencapai tujuan
atau hasil yang diinginkan, namun jika sampai dalam sebuah metode seseorang merendahkan
dengan menyertakan kata-kata kasar itu
bukan sebuah metode melaikan habits atau suatu kebiasaan dari Gus Miftah yang
harus segera diperbaiki karena beberapa video yang beredar Gus Miftah memang
sering menggunakan kata-kata bernada kasar seperti kata g*blok.
Klarifikasi
Gus Zaidan Yahya
Setelah
video Gus Miftah viral, Habib Zaidan yang terlibat dalam pengajian tersebut dan
juga ikut menertawakan suasananya turut memberikan klarifikasi melalui
postingan video yang pesannya bahwa dirinya tidak menertawakan bapak Sunhaji
yang diolok-olok oleh Gus Miftah namun Habib Zaidan menertawakan suasana pada
saat pengajian pada malam itu.
Logikanya,
Gus Zaidan menertawakan suasana pengajian, suasana pengajian saat itu juga
dipenuhi gelak tawa karena menertawakan bapak Sunhaji yang habis diolok-olok
oleh Gus Miftah, berarti bentuk tertawa Gus Zaidan juga bagian dari
menertawakan Bapak Sunhaji. Sangat tidak masuk akal jika seseorang menertawakan
sesuatu tanpa alasan, kecuali orang tersebut mengalami gangguan jiwa. Kehadiran
dan respon Habib Zaidan di momen tersebut akan semakin membuat publik semakin
geram, mengingat statusnya sebagai seorang habib yang memiliki tanggung jawab
moral. Seharusnya jika Habib Zaidan sadar, dirinya bisa saja langsung merespon
keadaan pada saat itu, baik dalam bentuk teguran ataupun candaan yang tujuannya
tidak membenarkan hal tersebut.
Tentang
Penulis
Indra Andrianto, S.Pd, penulis buku kumpulan opini #merawatingat dan buku
Catatan Bingung
Tidak ada komentar