Semeja Daring: Menembus Batas Imaji, Mengurai Inspirasi dalam Titian Dedikasi



Oleh: Ni’matus Sa’diyah

Dalam rangka memperingati Hari Guru, Penerbit Jagat Litera mengadakan Sekolah Menulis Jagat dalam Jaringan (Semeja Daring) dengan tema “Menembus Batas Imaji, Mengurai Inspirasi dalam Titian Dedikasi”. Program ini dimaksudkan untuk memberikan ruang untuk menyalurkan rasa terima kasih kepada Bapak dan Ibu guru atas ilmu yang dibagikan selama ini. Selain itu, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk memberikan ruang kepada para guru atau pihak terkait untuk mengungkapkan rasa bangga dan sayang kepada para siswa. Melalui sebuah tulisan, pesan dan kasih yang disampaikan diharapkan mampu menginspirasi dan menjadi teladan bagi para pembaca.

Kegiatan perdana yang diadakan oleh Penerbit Jagat Litera ini dilaksanakan dalam jaringan (daring) melalui Zoom Meeting pada tanggal 30 November 2024. Acara dimulai pukul 09.00 WIB dan diakhiri pukul 14.00 WIB. Para peserta tak hanya berasal dari siswa saja, tetapi juga berasal dari mahasiswa dan guru.  Mereka menunjukkan antusias dengan memasuki Zoom Meeting 15 menit sebelum kegiatan dimulai. Hal lain yang menarik minat peserta adalah ragam tulisan yang dapat dihasilkan. Peserta Semeja Daring dapat memilih berbagai bentuk tulisan, seperti surat, cerpen, puisi, atau esai. Mereka dapat menuliskan satu karya atau lebih dalam bentuk yang berbeda.

Kegiatan ini menghadirkan empat pemateri luar biasa dengan latar belakang yang berbeda. Penyampaian materi dilakukan dalam dua sesi dengan masing-masing dua pembicara. Materi pertama disampaikan oleh Dahayu Erinna Wibidianti atau yang kerap disapa Kak Erin. Meskipun masih duduk di bangku kelas 12 SMA, Kak Erin sudah menghasilkan banyak tulisan dan mengikuti berbagai kompetisi menulis. Pada kegiatan Semeja Daring, Kak Erin memaparkan materi Seni Menulis Surat “Merangkai Kata, Menggugah Hati”. Kak Erin tidak hanya menyampaikan berbagai jenis surat yang sering atau jarang diketahui, tetapi juga menyampaikan pentingnya tetap menulis surat pada era modern. Beberapa manfaat yang akan didapatkan ketika menulis surat adalah; sebagai praktik seni sastra, mengasah kreativitas dalam menulis, merangkai kata, dan kemampuan komunikasi tertulis, membangun koneksi dan hubungan yang lebih mendalam antara pengirim dan penerima surat, sebagai arsip, kenangan abadi, dan bukti komunikasi tersimpan, serta memfokuskan perhatian pada suatu permasalahan.

Materi kedua disampaikan oleh Mashdar Zainal, seorang sastrawan nasional. Pada kesempatan ini, Kak Mashdar menyampaikan materi Menulis Cerpen “Sebuah Proses Kreatif”. Menariknya, Kak Mashdar menyampaikan bahwa menulis adalah empat pekerjaan sekaligus, yaitu pekerjaan menuang, pekerjaan praktik, pekerjaan mabuk, dan pekerjaan kreatif. Pertama, menulis adalah pekerjaan menuang karena menulis membutuhkan bahan atau isi yang harus dituang menjadi tulisan. Proses pemerolehan bahan atau isi memerlukan waktu yang tidak singkat karena membutuhkan beberapa kegiatan seperti membaca, menonton, mendengarkan, dan mendiskusikan. Kedua, menulis adalah pekerjaan praktik karena dilakukan secara nyata dan berulang. Ketiga, menulis adalah pekerjaan mabuk karena tulisan yang dihasilkan bergantung pada bacaan, praktik, dan imajinasi. Keempat, menulis adalah pekerjaan kreatif karena menulis menghasilkan suatu karya.

Materi ketiga disampaikan oleh Prof. Yuni Pratiwi yang merupakan Guru Besar Departemen Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang. Prof. Yuni menyampaikan materi tentang menulis puisi “Menulis Puisi untuk Membingkai Pengetahuan dan Pengalaman Bermakna dan Memesona”. Menurut Prof. Yuni, menulis puisi merupakan proses refleksi dan sublimasi pengetahuan serta pengalaman penulis. Pengalaman dan pengetahuan tersebut tentu bersifat personal dan memiliki kekhasan. Akan tetapi, pengalaman dan pengetahuan tersebut juga bersifat universal sehingga dapat dirasakan oleh semua orang. Dengan demikian, proses refleksi dan sublimasi akan membantu penulis dalam menghasilkan karya puisi yang orisinil dan tetap dapat dinikmati banyak orang.

Materi keempat disampaikan oleh Sutrisno Gustiraja Alfarizi atau yang akrab disapa Kak Gusti. Ia merupakan pendiri Jagat Litera yang aktif menulis dan mengikuti berbagai kegiatan kepenulisan. Pada kesempatan kali ini, Kak Gusti memaparkan materi tentang Menulis Esai “Mengukir Pendapat Melalui Esai”. Kak Gusti membuka sesi pemaparan materi dengan pernyataan bahwa menulis esai membutuhkan aksi nyata, bukan sekadar kata-kata. Kemampuan menulis esai akan berkembang apabila penulis sering berlatih, banyak membaca, dan melakukan riset. Dalam menulis esai, penulis bisa menggabungkan berbagai jenis esai bergantung pada kebutuhan penulisan.

Target dari kegiatan ini adalah tersusunnya antologi yang berisi berbagai jenis karya (surat, puisi, cerpen, esai) yang ditujukan kepada guru atau siswa. Peserta diberi waktu sekitar satu minggu untuk menyelesaikan tulisan masing-masing. Setelah semua tulisan terkumpul, pihak Jagat Litera akan melakukan reviu dan proses pencetakan. Kemudian, peserta atau masyarakat umum dapat melakukan pemesanan untuk mendapatkan buku tersebut.

Semeja Daring: Menembus Batas Imaji, Mengurai Inspirasi dalam Titian Dedikasi Semeja Daring: Menembus Batas Imaji, Mengurai Inspirasi dalam Titian Dedikasi Reviewed by Redaksi on Desember 04, 2024 Rating: 5

Tidak ada komentar