Tentang Kegagalan Usaha dan Keberanian Memulai Lagi
Oleh Syaif Zhibond Matregi*
Dalam sebuah talk
show di tv, seorang pebisnis menyindir para konseptor dengan kalimat sakti “Usaha
yang baik itu dijalankan, bukan hanya direncanakan”. Kalimat itu selalu
menggoda pikiran saya agar bisa punya usaha. Sialnya, selama ini usaha yang
saya lakukan hanya berhenti di pikiran. Yoet, mikirin usaha saja. Skema usaha
dipikirkan, sumber modal dipikirkan, sampai potensi keuntungan dan kerugian
dianalisa terlebih dahulu. Ujung-ujungnya karena kebanyakan mikir, usaha itu hanya
menjadi cerita alias caolo.
Beruntungnya saya
tergabung dalam kegiatan anak muda ini nih. Leadership and Enterpreneur School
Mara Marda Institute (LES MMI). Mas Rio, inisiator MMI itu selalu mendorong
anak muda agar punya usaha meski hanya jualan cendol. Katanya, yang penting itu
mentalnya tumbuh sebagai orang yang mandiri, yang tidak bergantung pada orang
lain. Perkara saat ini usahanya masih kecil, itu hanya soal waktu saja. Begitu.
Kawan-kawan saya
akhirnya terprovokasi. Tergerak untuk berani memulai. Satu persatu anak muda
yang tergabung dalam acara LES MMI pecah telur. Farhan dengan produk MaduBaik-nya,
Anwar dengan usaha medianya yang sering menerima klien dari luar negeri, Bela
dengan usaha retailnya, Marsuki dengan usaha sablonnya, sedangkan saya hanya
menjadi pendengar mereka yang punya usaha.
Tersugesti
Mantra Usaha
Akhir tahun 2022,
saya memberanikan diri untuk buat usaha juga. Sebagai orang yang biasa menilai
sesuatu harus secara terukur dan protektif, saya melakukan survei kecil-kecilan
di beberapa titik lokasi yang dekat dengan pasar. Saya meriset masyarakat di
sekitar Pasar Panji, Mimbaan, dan Mangaran.
Saya mendatangi
masyarakat yang sudah saya acak dengan pendekatan sesuai metodologi penelitian
dengan sample 5% dari jumlah keluarga yang ada di sekitar pasar. Mereka saya
nilai mulai dari pekerjaan, berapa kali mereka ganti pakaian dalam sehari,
waktu yang dimiliki untuk memasak dan mencuci pakaian, baju kotor biasanya
dicuci sendiri atau dilaundrikan, usaha laundri terdekat di mana dan beberapa
pertanyaan lain sesuai dengan kebutuhan potensi usaha.
Singkat cerita dari
riset itu, kesimpulan saya lokasi di sekitar Pasar Mangaran potensial untuk
buka usaha laundry. Masyarakat di situ lebih banyak menjadi petani dan buruh
tani. Mereka tidak cukup sempat untuk mencuci pakaian sendiri. Karena waktu
yang dimiliki untuk mencuci pakaian sangat terbatas. Dalam sehari, sisa waktu
yang dimiliki untuk beraktivitas di luar pekerjaannya baru bisa dimulai setelah
magrib. Mereka biasa mencuci pakaian sampai ke Kecamatan Panji. Karena masyarakat
yang punya usaha laundry di sekitar Pasar Mangaran pun juga tidak ada.
Saat itu saya berasumsi,
pangsa pasar di sekitar Pasar Mangaran sangat potensial. Tidak ada pesaing dan
kecenderungan masyarakat untuk melaundrykan pakaiannya cukup besar. Saya
langsung buat bisnis plan, lalu diajukan ke teman saya yang bekerja di salah
satu bank di Situbondo.
Dari dulu saya
ditawari pinjaman bank, saya tidak pernah mau karena masih trauma dengan
cicilan. Saat saya ajukan pinjaman KUR, tentu belum cukup hanya membawa bisnis
plan, tetapi juga harus menyertai jaminan. Waktu itu saya menjaminkan serifikat
tanah kakek saya. Besaran pinjaman 50 juta dengan cicilan per bulan sekitar 1,5
juta dengan jangka waktu pelunasan 2 tahun.
***
Bangganya hati saya.
Karena sekarang saya punya atribusi yang oke. Pebisnis Laundry. Gagah? Ya tentu,
dong. Setidaknya kalau saya berbicara soal bisnis, saya otoritatif. Dan Mas Rio
tidak perlu bingung lagi saat mengenalkan pengurus MMI satu per satu kepada
peserta LES MMI.
Karena sering
terjadi loh gaes. Saat mengenalkan pengurus MMI, sering kali Mas Rio itu mandek
di saya. Kalau farhan selalu dikenalkan dengan pengusaha Madubaik, Anwar
profesional media branding, sementara saya dikenalkan sebagai pengusaha caleg. Usaha
macam apa itu. Bisa diartikan pengusaha yang tidak jelas.
Nah sejak membuka
usaha laundry, saya dikenalkan dengan latar belakang pengusaha laundry. Gagahnya
saya ya. Iya kan? Iya dong.
Semakin hari,
sejalan dengan kegiatan LES MMI yang terus menyebar, makin banyak tumbuh
ide-ide usaha anak-anak muda Situbondo. Ada yang mau membuka usaha buat
layangan, jual gorengan, rongsokan, jasa servis motor, professional gamer,
usaha youtuber, jual kopi dan beraneka ragam ide lainnya.
Oleh pengurus MMI,
mereka ini diajak menapaki jalan kesuksesan. Para peserta LES MMI diarahkan
untuk membuat tangga mimpi. Mereka diajak
merasionalisasikan ide usahanya sesuai dengan target waktu yang
disepakati. Tahap per tahap dari tahun pertama hingga tahun akhir yang menjadi
target sukses, dituangkan dalam tangga mimpi dengan dipandu oleh instruktur
MMI.
Mereka yang mampu
mewujudkan idenya menjadi usaha yang nyata, diundang untuk mengikuti bussines clinic dengan tema Succes Together.
Di acara bussines clinic mereka seperti sedang konsultasi kesehatan kepada
dokter saat di klinik. Saya yang sudah mulai naik kelas menjadi pengusaha
laundry, juga sangat antusias untuk konsultasi. Kendala-kendala yang dihadapi
dalam usaha di konsultasikan kepada masternya.
Mas Ical, seseorang
yang punya banyak solusi saat ada kebuntuan dalam usaha yang memberikan
pengarahan. Mas ical bisa menjelaskan dengan mudah dan sederhana. Bagaimana
proses produksi yang baik hingga distribusi barang atau jasa dalam sebuah
usaha. Saya yang dalam perjalanannya usaha mulai kendor, menjadi giat lagi
setelah konsultasi ke Mas Ical. Hambatan yang sedang dialami dan yang akan
dialami dapat diprediksi secara akurat. Sekaligus dengan pilihan keputusan yang
masing masing memiliki risiko dan peluang yang berbeda-beda.
Jamu
Sehat Bernama Kegagalan
Melihat potensi yang
cukup besar, saya langsung buka cabang di 3 tempat. Di Talkandang dan
Banyuputih. Saya keburu ingin segera melihat usaha yang besar. Modal usaha yang
saya miliki masih cukup untuk memekarkan di 2 tempat lagi. Perkembangan usaha
yang di Mangaran belum benar-benar kuat, saya ambisi ingin mengembangkan di
tempat lain. Saya siapkan peralatan dan rekrut pekerja.
Dalam 3 bulan
perjalanan, saya mulai jenuh. Karena perputaran keuangan sangat lambat. Biaya
produksi ada yang terlewatkan, tidak terhitung secara detail. Keuntungan tipis
dan diperparah dengan di lokasi yang sangat berdekatan dengan usaha saya mulai
muncul pesaing dengan lokasi yang lebih strategis, di pinggir jalan raya. Tidak
tanggung-tanggung, di Mangaran saja di gang menuju lokasi usaha saya, muncul
dua usaha laundri dengan tampilan yang lebih menarik. Mesin cuci lebih besar
dan setrika asap.
Aduh kanak! Saya
mulai minder dan mengalihkan fokus ke hal lain. Sempat diberi ide oleh teman
untuk kerjasama dengan puskesmas atau rumah sakit. Baju pasien, kain bantal,
suprei atau karpet puskesmas rumah sakit bisa di laundry di tempat saya. Tapi
tidak jadi saya eksekusi. Mental saya belum siap untuk menerima tantangan.
Akhir 2023 saya jual barang-barang, sisa keuangan dibuat perbaiki dapur dan
teras rumah.
***
Jadi begini
saudara-saudara sebangsa dan setanah air, kalau kamu mau dapat cerita sukses
dalam perjalanan usaha, Farhan mempunyai otoritas untuk menceritakan itu. Di luar
pekerjaannya sebagai guru, Farhan bisa jualan MaduBaik hingga ke luar kota.
Hampir sebagian besar pejabat di Situbondo langganan MaduBaik. Para kepala
dinas, anggota dewan kabupaten hingga pusat pernah mencicipi MaduBaik produk Farhan.
Media sosial menjadi
tempat memasarkan produknya. Farhan sekarang bisa menyajikan beragam kemasan.
Mulai dari yang botol besar sampai botol kecil. Narasi yang ditampilkan di
medsos memantik pembaca untuk membeli produk bertagline Memang Baik itu.
Oiya tunggu dulu. Cerita
perjuangan saya untuk menjadi pengusaha belum selesai. Saya boleh dikatakan
gagal membuka usaha laundry. Sebelum itu, saya punya usaha buka kedai di
pojokan balai desa, juga gagal. Buka wisata desa juga gagal.
Saya meyakini dari
banyak kegagalan yang saya alami, suatu saat akan ada salah satu yang sukses.
Akhir 2024 cicilan KUR saya sudah lunas. Saya tidak pernah nunggak bayar
cicilan, nama saya sangat bersih dan boleh ambil lagi.
Kali ini saya tutup
analisa soal usaha. Saya berbekal keyakinan, di awal tahun 2025 saya buat usaha
jual beli mobil bekas. Naik kelas dikit. Para pembaca yang berminat membeli
mobil bekas bisa negosiasi harga dengan saya. Kalau punya uang belasan atau
puluhan juta, jangan beli motor. Rugi. Kalau hujan bisa basah. Pesen mobil
bekas ke saya saja, dijamin kualitas bagus dan harganya terjangkau. Mon tak
terjangkau? Ya kita bisa bicarakan baik-baik di warung kopi terdekat. Gimana?
Deal!
___
*) Penulis merupakan anak muda yang dadanya penuh mimpi dan kenangan.
*) Editor Hans.
Tidak ada komentar