Kategori: Banang Merah
-
Cerpen : Euforia Seorang Pelancong Karya Banang Merah
Gadis itu seperti kunang-kunang. Ia menyukai lampu dan muncul setiap temaram, di tempat yang dialiri air. Kali ini ia singgah diperahuku, sebuah bidak terbuat dari kayu mahoni yang kulabuhkan di tepi telaga yang penuh dengan manusia rimba. Lalu ia perlahan datang ditemani sepekat rembang yang kantuk dikakinya. Aku akan tenggelam malam ini di lautan cahaya…
-
Prosa Mini : Monolog Seorang Kekasih Karya Banang Merah
Kekasihku jika saat ini langitmu runtuh dan aku sedang tak bersamamu, menangislah sepuasnya, habiskan hari ini jangan sisakan esok atau lusa. Ketahuilah tak ada yang namanya jarak dan kematian, ia hanya sesuatu yang terpisah dari bumi bukan dari hati. Atema kekasihku, aku bukanlah seorang penyair yang telah menyelami seratus kehidupan dalam kata-kata, aku bukanlah seorang…
-
Cerpen : Untuk Perempuan yang Sedang Lari
Berharap adalah cara bunuh diri paling mujarab. Menunggu adalah cara mengubah hati menjadi batu. Agustus masih menyeruakkan udara dingin yang kering, kota kita masih saja berwarna merah langitnya, memudarkan bintang dengan seribu macam lampunya. Sesekali hujan datang membawa aroma-aroma tangis yang mengiris telinga para orang yang melintas di persimpangan-persimpangan jalan. Kota ini kecil dengan pemukiman…