Kategori: Syukron MS
-
Puisi: Wonokromo, Cinta, dan Masa Lalu
Sayur Hijau ada yang mendesau kala jangkrikku menemukan sayur hijau di atas pot kerajinan kantung matamu. ah, pagi ini tubuhku tak ubah terlafal benar syahdu nada dendang krik-krik yang gelisah. Wonokromo, Cinta, dan Masa Lalu di sudut kota yang riuh rendah kuselipkan namamu pada bisikan. di…
-
Puisi: Malam Minggu
freepik Pesan belakangan kita pun tahu ini genggam makin renggang kutahu penyebabnya adalah ketidakpastian yang semakin pasti. penjarak-jauhan yang semakin jauh. percakapan yang semakin runyam. kutahu hatimu terbuat dari serentetan notifikasi panjang dan tak putus oleh ribuan pesan-pesan. namun kepalaku adalah ruang 3t: terluar, tertinggal, terbelakang. pelik memang, seperti jerawat yang…
-
Puisi: Waw
Pohon Randu beban berat di kayumu kerja keras di akarmu angin rebah dari paru daunnya gugur satu persatu kalau sudah macam begitu dengan cara apa pula bisa kutopang dirimu, ma? Pasir Berbisik angin meniup pasir padang menghantam kuda bersijalan derai kabut meruap gunung tampak kabur tampak samar…
-
Resensi: Novel Warisan
Oleh: Syukron MS Persoalan mengenai ketidakadilan gender nampaknya tak pernah habis diperbincangkan, digaungkan, dan didialektikakan oleh pejuang kesetaraan. Dari segi konsep maupun praktiknya, makin hari makin banyak perempuan ataupun laki-laki yang bergelut dengan paradigma feminisme. Feminisme sendiri pun semakin hari semakin melebarkan sayapnya. Gelombang demi gelombang dipulunkan oleh pergerakan mereka yang progressif. Hingga membentuk bermacam-macam aliran…
-
Puisi: Kapsul Cinta
Kapsul Cinta kuminum kapsul cinta seteguk saja di malam pelita kupanggil-panggil namamu membabi buta hidup adalah penantian kapan kau akan datang? aku ingin memandang dua belah bulan di matamu Alam Kesadaran aku berpikir dalam mimpi malamku ada sungai mengalir dari baktimu kepada rindu aku berpikir dalam jagaku…
-
Puisi: Kesaksian Burung Trinil
Puisi-puisi Syukron MS Kesaksian Burung Trinil Di pagi hari: tiga burung trinil bertengger di atas deretan pagar ketika fajar matahari diam-diam semakin membara di ufuk sana. trinillah itu yang tertawa-tawa menyaksikan tumbuhan menggeliat di pelataran, sambil melompat-lompat dari dahan ke dahan kala, sambil berkelepak dari ranting ke ranting kelepai. trinil bersaksi bahwa tiada hari baik…