8 Taon Takanta

Saya pernah sekali waktu ikut seminar atau workshop yang saya lupa tentang apa. Di salah satu sesi, seorang narasumber dalam seminar atau workshop tersebut bertanya kepada seluruh peserta, adakah yang punya keinginan di sini?

Seluruh peserta termasuk saya, kompak menjawab: Adaaa!

Kemudian, si narasumber memberitahu kami tentang keajaiban hukum tarik menarik. Law of Attraction. Sebuah konsep yang meyakini bahwa segala hal yang terjadi dalam hidup manusia dipengaruhi oleh pikirannya. Apa pun yang kita pikirkan akan menjadi kenyataan. Jika pikiran kita negatif, maka kenyataan akan negatif. Begitu pula sebaliknya.

Ada banyak cara untuk mewujudkan keinginan berdasarkan konsep tersebut, salah satu di antaranya adalah dengan scripting, atau menuliskannya. Metode inilah yang diajarkan oleh narasumber itu pada saya.

Katanya, setiap kali kamu punya keinginan, cobalah untuk menuliskannya secara rinci, mulai dari hal-hal terkecil kecil, seperti apa yang kamu rasakan, mengapa kamu menginginkannya, bagaimana cara kamu mendapatkannya, hingga kapan waktu keinginan itu terwujud. Jika ada nominal, tulislah nominal itu. Jika ada nama, sebut nama itu.

Saya ingat apa yang ditulis waktu itu. Panduan praktis bagi diri sendiri untuk melamar perempuan. Saya tulis namanya, tempat tinggalnya, nama orang tuanya, hingga langkah-langkah yang akan saya tempuh untuk memelihara kambing dan menabung uang sedikit demi sedikit untuk kemudian pergi beli cincin yang akan dipasangkan pada jari manis perempuan tersebut.

Tapi sungguh, kini perempuan itu telah dilamar dan dinikahi oleh orang lain. Dan sampai sekarang pun, saya belum sempat memelihara kambing.

Apakah hukum tarik menarik tidak ampuh? Saya tidak tahu. Sebab bagi orang lain, metode scripting banyak sekali pengaruhnya. Ketikkan kata keajaiban pada mesin pencari yang diikuti ‘LoA’ di belakangnya dan temukan sendiri pengakuan-pengakuan dari banyak orang.

Maka dari itulah, di ulang tahun kedelapan takanta ini, saya, sekali lagi ingin mencoba metode scripting berdasarkan Law of Attraction tadi.

Beginilah harapan saya.

Di masa mendatang, takanta akan dihuni oleh para penulis hebat yang namanya berjejalan di berbagai media, penulis yang menjadi pembicara di banyak forum, dan mendapat banyak penghargaan, penulis produktif yang banyak melahirkan karya-karya memukau, penulis yang banyak melakukan penelitian, dan paling penting, penulis yang hidup bahagia.

Di masa mendatang, takanta tidak lagi menjadi komunitas yang begini-begini saja, yang kalau ditanya mengapa begini jawabannya selalu, “namanya juga takanta.”

Di masa mendatang, takanta menjadi media yang sanggup memberi honor layak bagi setiap penulisnya, menjadi penerbit yang buku-buku terbitannya mejeng di rak-rak toko buku dan dibeli oleh banyak pembaca.

Di masa mendatang, takanta akan punya toko buku dan perpustakaan sendiri, lembaga penelitian sendiri, kebun dua puluh hektar, peternakan, dan rumah mungil model tabing tongkok yang di halamannya tumbuh aneka pepohonan dan bunga-bunga bermekaran.

Di masa mendatang, tulis sendiri harapanmu di sini …

Pada akhirnya, selamat berulang tahun, takanta. Kado dari saya masih sama, seuprit kenangan ditambah sedikit harapan.

Boleh, kan?

Bowleeh doonk~

Penulis

  • Ach. Zaidi

    Bapaknya Ayesha. Penulis buku kumpulan cerpen Mata Ingatan (2024)


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Apacapa

Nasè’ Soḍu: Lagu Dangdut yang Lahir dari Dapur, Bukan Panggung

Apacapa Rully Efendi

Mas Rio-Mbak Ulfi; Calon Pemimpin Situbondo yang Anti Mainstream

Ahmad Zaidi Apacapa Esai

Mapasra: Merayakan Perjalanan Puisi

Puisi Syukron MS

Puisi: Wonokromo, Cinta, dan Masa Lalu

Apacapa

Bahasa Puasa dan Ramadan

Apacapa Ramadeni

Implementasi Penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia

Penerbit

Buku: Mata Ingatan

Agus Widiey Puisi Madura

Puisi Madura: Dika Kodu Tao Karya Agus Widiey

fulitik masrio

Relawan Mas Rio Bagikan 50 Ribu Kalender Patennang untuk Masyarakat Situbondo

Cerpen

Cerpen: Sebelum Janin

Apacapa Esai Marlutfi Yoandinas

Jika Jurnalisme Bukan Monopoli Wartawan*

Gladis Adinda Felanatasyah Mored

Puisi Mored: Harapan Kalbu

Puisi Sidik Karim

Puisi: Negeri Atalan

Apacapa

Mara Marda Institute Gandeng Bank Indonesia Gelar Pelatihan Inkubator Industri Kreatif

Agus Hiplunudin Cerpen

Cerpen : Maha Tipu Maha Guru Durna

apokpak Cerpen N. Fata

Cerpen : Nanti Kutukar Cincin Pemberian Ibumu itu

Diego Alpadani Puisi

Puisi: Rabu Malam

Apacapa Syaif Zhibond

Drama Tetangga Sebelah: War Pakistan dan Kemenangan Baluran

Nila Afila Puisi

Puisi: Ibu Tani dan Puisi Lainnya

Apresiasi Kampung Langai

Jingle Festival Kampung Langai