
Saya pernah sekali waktu ikut seminar atau workshop yang saya lupa tentang apa. Di salah satu sesi, seorang narasumber dalam seminar atau workshop tersebut bertanya kepada seluruh peserta, adakah yang punya keinginan di sini?
Seluruh peserta termasuk saya, kompak menjawab: Adaaa!
Kemudian, si narasumber memberitahu kami tentang keajaiban hukum tarik menarik. Law of Attraction. Sebuah konsep yang meyakini bahwa segala hal yang terjadi dalam hidup manusia dipengaruhi oleh pikirannya. Apa pun yang kita pikirkan akan menjadi kenyataan. Jika pikiran kita negatif, maka kenyataan akan negatif. Begitu pula sebaliknya.
Ada banyak cara untuk mewujudkan keinginan berdasarkan konsep tersebut, salah satu di antaranya adalah dengan scripting, atau menuliskannya. Metode inilah yang diajarkan oleh narasumber itu pada saya.
Katanya, setiap kali kamu punya keinginan, cobalah untuk menuliskannya secara rinci, mulai dari hal-hal terkecil kecil, seperti apa yang kamu rasakan, mengapa kamu menginginkannya, bagaimana cara kamu mendapatkannya, hingga kapan waktu keinginan itu terwujud. Jika ada nominal, tulislah nominal itu. Jika ada nama, sebut nama itu.
Saya ingat apa yang ditulis waktu itu. Panduan praktis bagi diri sendiri untuk melamar perempuan. Saya tulis namanya, tempat tinggalnya, nama orang tuanya, hingga langkah-langkah yang akan saya tempuh untuk memelihara kambing dan menabung uang sedikit demi sedikit untuk kemudian pergi beli cincin yang akan dipasangkan pada jari manis perempuan tersebut.
Tapi sungguh, kini perempuan itu telah dilamar dan dinikahi oleh orang lain. Dan sampai sekarang pun, saya belum sempat memelihara kambing.
Apakah hukum tarik menarik tidak ampuh? Saya tidak tahu. Sebab bagi orang lain, metode scripting banyak sekali pengaruhnya. Ketikkan kata keajaiban pada mesin pencari yang diikuti ‘LoA’ di belakangnya dan temukan sendiri pengakuan-pengakuan dari banyak orang.
Maka dari itulah, di ulang tahun kedelapan takanta ini, saya, sekali lagi ingin mencoba metode scripting berdasarkan Law of Attraction tadi.
Beginilah harapan saya.
Di masa mendatang, takanta akan dihuni oleh para penulis hebat yang namanya berjejalan di berbagai media, penulis yang menjadi pembicara di banyak forum, dan mendapat banyak penghargaan, penulis produktif yang banyak melahirkan karya-karya memukau, penulis yang banyak melakukan penelitian, dan paling penting, penulis yang hidup bahagia.
Di masa mendatang, takanta tidak lagi menjadi komunitas yang begini-begini saja, yang kalau ditanya mengapa begini jawabannya selalu, “namanya juga takanta.”
Di masa mendatang, takanta menjadi media yang sanggup memberi honor layak bagi setiap penulisnya, menjadi penerbit yang buku-buku terbitannya mejeng di rak-rak toko buku dan dibeli oleh banyak pembaca.
Di masa mendatang, takanta akan punya toko buku dan perpustakaan sendiri, lembaga penelitian sendiri, kebun dua puluh hektar, peternakan, dan rumah mungil model tabing tongkok yang di halamannya tumbuh aneka pepohonan dan bunga-bunga bermekaran.
Di masa mendatang, tulis sendiri harapanmu di sini …
Pada akhirnya, selamat berulang tahun, takanta. Kado dari saya masih sama, seuprit kenangan ditambah sedikit harapan.
Boleh, kan?
Bowleeh doonk~
Tinggalkan Balasan