Puisi: Perantau Karya Anugrah Gio Pratama


PERANTAU
Aku menjelma
seekor ikan
yang
menyelami seribu sungai
di antara
keriuhan semesta,
di antara
kekacauan cuaca,
di antara
waktu yang koyak
oleh
kerapuhan usia.
Bersama arus
air
aku
mengembara
menuju sebuah
kota
yang
memusnahkan
mimpi
pepohonan.
Dan dengan
napas yang panjang
kuhirup aroma
kerinduan
yang terbit
dari kampung halaman.
2019
JEJAK
YANG HILANG
Tiap hamparan
bumi yang kuhadapi
tak pernah
menerima jejakku. Begitu pula jejakmu.
Hamparan bumi
yang luas ini selalu menolak
jejak kita
dengan cepat, bahkan sangat cepat.
โ€œKau tahu
tentang hal yang paling kita tunggu?โ€
Kita hanya
menunggu kesedihan berlabuh.
Tepat saat
cuaca mulai merasakan aroma rindu:
saat kita
ingin segala kemustahilan berpadu satu.
Tiap hamparan
bumi yang luas memang tak pernah
menerima
jejakku. Begitu pula jejakmu. Dan jejak kita
yang
menghilang, hanya menyisakan butir-butir kenangan.
2018-2019
SEPASANG
MATAMU
Untuk
Aulya RMP
Sepasang
matamu cerlang di tengah kota tua yang mati.
Aku rama-rama
yang mengincar cahayamu.
2018
SEBUAH
PUISI UNTUKMU
Wajahmu:
gugusan bintang memperelok gulita malam.
Bibirmu
adalah melati yang menebar wangi ke penjuru tulangku.
Tubuhku
tersesat dan tak bisa pulang, sebab kau
sudah jadi
hutan yang nyaman untuk kutinggali.
Dan aku telah
tidur di sepasang matamu
yang indah
bagai pelangi.
Aku ingin
lekas bangun dan mengecup keningmu
seraya
hembuskan napas-napas cinta. Lalu jelmakan
segenap
lukamu jadi luka dalam sunyi batinku.
2018
Tentang
Penulis
Anugrah Gio
Pratama lahir di Lamongan pada tanggal 22 Juni 1999. Sekarang ia sedang
menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin,
Kalimantan Selatan. Ia mengambil program studi Pendidikan Bahasa Indonesia di
sana. Puisi-puisinya termuat di beberapa antologi bersama. Karyanya yang terbit
pada tahun 2019 ini berjudul Puisi yang Remuk Berkeping-keping
(Interlude).
Alamat
lengkap: Jl. Kayu Tangi 1 Jalur 2 No. 77 Sungai Miai, Kec. Banjarmasin Utara,
Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

No. Hp: 081513650233

Penulis


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Hamidah Puisi

Terima Kasih Cinta dan Puisi Lainnya

Imam Suwandi Puisi

Puisi – Subuh yang Terjarah

Cerpen Fahrul Rozi

Cerpen: Nyonya Angel

Apacapa Supriyadi

Takbiran, Bunyi, dan Memori

Cerpen Qurrotu Inay

Cerpen: Mereka Berbicara tentang Kamu

Agus Hiplunudin Cerpen

Cerpen : Kesucian Karya Agus Hiplunudin

Agus Yulianto Cerpen

Cerpen : Cinta Semusim Karya Agus Yulians

Atika Rohmawati Buku Resensi Ulas

Ulas Buku: Perjalanan Menuju Pulang

Buku M Ivan Aulia Rokhman Ulas

Menumbuhkan Produktivitas Desa Melalui Segi Perekonomian

Agus Hiplunudin Apacapa Feminis

Hantu Kunti Lanak dan Kelong Wewek Mencitrakan Karakter Perempuan

Moret Taradita Yandira Laksmi

Cerpen Mored: Lukisan Kenangan

Apacapa

Kayumas Bersastra: Menjadi Tua yang Menyenangkan

Fela Dila Mai Carolin Puisi

Puisi: Undangan Baru untuk Kekasih Lama

Aprilia Dwi Nur Hartanti Buku Resensi Ulas

Resensi: Aku Tak Membenci Hujan

Apacapa Marlutfi Yoandinas

Pemimpin Redaksi takanta.id dan Kebahagiaannya Akhir-Akhir Ini

F. A Lillah Puisi

Puisi-Puisi F. A Lillah: Narasi Hujan

Cerpen Ferry Fansuri

Cerpen : Tuhan yang Kasat Mata Itu Beserta Agama Barunya

Curhat

Selimut Air Mata

Apacapa Sholikhin Mubarok

Kebenaran Adalah Kebaikan Kolektif

Uncategorized

Semarak Hari Kartini, Emak-emak dan Tim Patennang Gelar Diskusi Publik