Lugina dan Sajak-Sajak Lainnya Karya Adithia Syahbana




Oleh: Adithia Syahbana
Lugina
S, dengarlah senandikanya
Tetaplah di situ, jangan merajuk rengkuh
Di tengah pokok-pokok anggur
Daku aromanya meleleh
Aliran sarafku bergejolak
Darah didih meriak-riak
Kepala pekat berkarat
Segalanya sejak tetap
Engkau yang meminum arak
Mengapa pula aku yang lemah tergeletak?
Empuan, mengapa Luginamu untukku?
Cirebon, 2018
Aku hanya
Satu Lautan

Aku hanya satu lautan
Bukan nelayan atau sampan
Di matamu
Aku hanya satu lautan
Yang kamu arungi tanpa layar
Di matamu.
Cirebon, 2018
Manuskrip
Cinta
Tiada muasal kali ini
Tiada pula akhir untuk ini
Apa pun bisa menikmatinya terus
Jika ingin. Dan tentu ingin
Hanya,
Apakah sesuatumu saat ingin?
Apakah sesuatumu setelah ingin?
Bermuhasabah dengannya
Di sana.
Cirebon, 2018
Menangis
di Pangkuan
Baik dan Buruk
Tengah tangis lebur di pangkuanku
Di usap lembut keduanya
Dengan akar-akar halus sanubariku
Lirih Baik;
Jangan mengakui aku jika tak kenal aku
Isak Buruk;
Jangan membenciku jika tak pernah mencintaiku
Dan, aku pun ikut tangis lebur
Di pangkuanku sendiri.
Cirebon, 2018
SM3T
Keluarlah.
Jangan tunggu terpanggil
Namamu yang tersenyum telah tanggal
Pada puing-puing keterbelakangan bersinar
Ambil segera.
Fajar tentu datang.
Cirebon, 2017

Tentang Penulis

Adithia Syahbana, bermukim di Cirebon, Jawa Barat.
Bergiat di komunitas Senja Sastra Cirebon. Telah menerbitkan buku pertamanya
berupa Antologi Puisi ” Terima Kasih
Wanitaku”.
Berselancar di dunia
maya dengan nama:
Ig : Adithiasy_ 
Fb : Adithia Syahbana

Penulis


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

M Firdaus Rahmatullah Mored Moret Puisi

Gunung Ringgit dan Puisi Lainnya

Review Film

Review Film: Si Buta dari Gua Hantu

Puisi

Puisi-puisi Faris Al Faisal: Merah Putih

Fahris A. W. Puisi

Puisi – Lagu Masa lalu

Cerpen Yuditeha

Cerpen : Sejarah Gumam

Apacapa Wisata Situbondo

Taman Nasional Baluran

Apacapa Marlutfi Yoandinas

Situbondo Makin Dingin Akhir-Akhir Ini, Tapi Tidak Bagi Imron

Agus Hiplunudin Cerpen

Cerpen : Kesucian Karya Agus Hiplunudin

El Fharizy Puisi

Puisi: Santet

Apacapa apokpak fulitik N. Fata Politik

Melawan Pandemi dengan Sains, Bukan Arogansi Aparat dan Mati Lampu

Apacapa fulitik Rasyuhdi

GOR BK Itu Narsisme Politik Saja Sih

Buku M Ivan Aulia Rokhman Ulas

Bangkitlah Kejayaan Rasulullah di Era Milenial

Apacapa Irwant

Situbondo Digilir…, Cinta

Advertorial

Mengenali Gejala dan Cara Mengatasi Demam Berdarah Sejak Dini

Apacapa Esai Yogi Dwi Pradana

Resepsi Sastra: Membandingkan Mundinglaya Di Kusumah dari Ajip Rosidi dan Abah Yoyok

Anwarfi Faris Al Faisal Puisi

Puisi-puisi Faris Al Faisal

Busyairi Puisi

Puisi: Wanita Tanpa Wajah

Cerpen Surya Gemilang

Cerpen: Dinding-Dinding Rumah Seorang Pembunuh

Apacapa

Kuliner Malam Situbondo : Nasi Jagung

Apacapa Puisi Zen Kr

Puisi : Sungai dan Puisi Lainnya Karya Zen KR. Halil