Tentang Penulis
- 
 8 Taon TakantaSaya pernah sekali waktu ikut seminar atau workshop yang saya lupa tentang apa. Di salah satu sesi, seorang narasumber dalam seminar atau workshop tersebut bertanya kepada seluruh peserta, adakah yang punya keinginan di sini? Seluruh peserta termasuk saya, kompak menjawab: Adaaa! Kemudian, si narasumber memberitahu kami tentang keajaiban hukum tarik menarik. Law of Attraction. Sebuah… 
- 
 Cerpen: Juru Rawat KenanganDi kota yang dibangun dari kekonyolan ini, akan tuan temui seorang lelaki bermata keruh yang saban waktu ke sana-ke mari hanya untuk bercerita. Di jalan-jalannya yang lengang dan selamat dari kemacetan, lelaki kerempeng itu dengan keceriaan di wajahnya akan mengayuh sepeda tuanya. Ia akan berhenti setiap ada orang-orang yang berkumpul di taman-taman kota, warung kopi,… 
- 
 
- 
 Cerpen: Pagi SepiPada akhirnya, kamu hanya bisa menyambut pagi dengan getir. Dengan gemuruh yang tak terbendung. Pagi tanpa sebuah pelukan hangat, atau kecupan lembut dari sepotong bibir perempuan. Pagi yang teramat sesak. Teramat pilu. Teramat pahit. Pagi yang terisi penuh dengan kenangan. Kamu beranjak dari kasur menuju dapur. Menjerang air hingga mendidih. Menyeduh kopi dalam dua buah… 
- 
Mapasra: Merayakan Perjalanan Puisi20 Desember 2019, Jumat petang, SunTree Cafe Malam beku dan larut ke dalam puisi. Oleh: Ahmad Zaidi* Tempat itu memiliki lampu penerang yang nyalanya temaram, digantung mengikuti panjang kabel di bawah kanopi yang belum jadi. Suasana malam itu membuat percakapan terasa lambat, suara-suara menggema dan setiap gerakan kecil saja menjadi magis. Tapi baiklah, saya melebih-lebihkan. Tapi…… 
- 
Cerpen: Malam yang Dingin, Pantai, dan SenjaOleh: Ahmad Zaidi “Ceritakan padaku tentang malam yang dingin, pantai, dan senja,” katamu. Maka, aku menceritakan ini kepadamu. Kita sedang duduk berhadap-hadapan. Di depan kita ada sebuah meja dengan dua cangkir dan piring kecil yang diletakkan di atasnya. Di luar gerimis. Kau memesan espreso dan chocolate sponge cake. Aku ingin memesan bir, tapi tentu kau… 
- 
GNI Indonesia 2019: Perjalanan Melepaskan Ketergesa-gesaanOleh: Ahmad Zaidi* Kau menyanyikan lagu ini, mengikuti suara vokalis yang memenuhi udara malam. “Sekian lama aku mencoba, menepikan diriku di redupnya hatiku, letih menahan perih yang kurasakan, walau kutahu kumasih mendambamu.” Lagu itu mengantarmu memulai catatan ini. Kau bersama lima orang kawanmu, di sebuah meja cafe di sudut Jember yang dingin. Dari lahan kosong… 
- 
Cerpen: Tanjung KesedihanOleh: Ahmad Zaidi “Kau tahu, mestinya kita tidak datang kemari.” “Ya. Aku tahu.” “Lalu, mengapa kau membawaku ke tempat ini?” “Sama sepertimu, aku tidak cukup punya banyak alasan.” “Jadi, bisakah kita selesaikan ini dengan cepat?” “Ayo. Lekas lakukan.” Lalu suara tembakan mengoyak malam yang remang, dua peluru meluncur berlawanan arah umpama garis nasib yang tak… 
- 
Selamat Hari (Tidak) Jadi Kabupaten Situbondo@hazan_ Oleh: Ahmad Zaidi* Belakangan, saya sering bertanya kepada kawan-kawan, kapan hari jadi Kabupaten Situbondo? Kawan yang sedang sial ditanya begitu kebanyakan hanya menjawab dengan menyebut tanggal: hari ini. Apakah cukup sampai di situ urusan selesai? Tidak… tidak… tidak. Bisa jadi. Tidak segampang itu. Kawan saya akan balik bertanya, memangnya ada apa dengan hari jadi… 
- 
Puthut Ea, Komunitas dan Hutang yang DilunasiOleh Ahmad Zaidi Sebuah mobil merah berhenti di depan rumah tak jauh dari kelokan jalan yang di halamannya ditanami beragam jenis tumbuhan. Di beranda rumah itu, Lima orang laki-laki duduk sambil meminum kopi yang mulai mendingin. Mereka menunggu. Sejak matahari rubuh sampai pintu mobil terbuka dan seorang laki-laki berkacamata keluar mengenakan kaos putih dan celana…