Kategori: Ahmad Zaidi
-
Alek Melle Buku: Jangan Salahkan Masyarakat Soal Minat Baca Rendah
Oleh: Haryo Pamungkas Sekurang-kurangnya ada dua laporan yang sering digunakan untuk menklaim rendahnya minat baca masyarakat Indonesia. Tapi benarkah kriteria laporan itu cukup valid? Pada 8 September 1965, menteri pendidikan sedunia berkumpul di Teheran, Iran, untuk membahas pemberantasan buta huruf bagi individu, komunitas, dan masyarakat. Konferensi bertema “World Conference of Ministers of Education on…
-
Cerpen: Pagi Sepi
Pada akhirnya, kamu hanya bisa menyambut pagi dengan getir. Dengan gemuruh yang tak terbendung. Pagi tanpa sebuah pelukan hangat, atau kecupan lembut dari sepotong bibir perempuan. Pagi yang teramat sesak. Teramat pilu. Teramat pahit. Pagi yang terisi penuh dengan kenangan. Kamu beranjak dari kasur menuju dapur. Menjerang air hingga mendidih. Menyeduh kopi dalam dua buah…
-
Mapasra: Merayakan Perjalanan Puisi
20 Desember 2019, Jumat petang, SunTree Cafe Malam beku dan larut ke dalam puisi. Oleh: Ahmad Zaidi* Tempat itu memiliki lampu penerang yang nyalanya temaram, digantung mengikuti panjang kabel di bawah kanopi yang belum jadi. Suasana malam itu membuat percakapan terasa lambat, suara-suara menggema dan setiap gerakan kecil saja menjadi magis. Tapi baiklah, saya melebih-lebihkan. Tapi……
-
Cerpen: Malam yang Dingin, Pantai, dan Senja
Oleh: Ahmad Zaidi “Ceritakan padaku tentang malam yang dingin, pantai, dan senja,” katamu. Maka, aku menceritakan ini kepadamu. Kita sedang duduk berhadap-hadapan. Di depan kita ada sebuah meja dengan dua cangkir dan piring kecil yang diletakkan di atasnya. Di luar gerimis. Kau memesan espreso dan chocolate sponge cake. Aku ingin memesan bir, tapi tentu kau…
-
GNI Indonesia 2019: Perjalanan Melepaskan Ketergesa-gesaan
Oleh: Ahmad Zaidi* Kau menyanyikan lagu ini, mengikuti suara vokalis yang memenuhi udara malam. “Sekian lama aku mencoba, menepikan diriku di redupnya hatiku, letih menahan perih yang kurasakan, walau kutahu kumasih mendambamu.” Lagu itu mengantarmu memulai catatan ini. Kau bersama lima orang kawanmu, di sebuah meja cafe di sudut Jember yang dingin. Dari lahan kosong…
-
Cerpen: Tanjung Kesedihan
Oleh: Ahmad Zaidi “Kau tahu, mestinya kita tidak datang kemari.” “Ya. Aku tahu.” “Lalu, mengapa kau membawaku ke tempat ini?” “Sama sepertimu, aku tidak cukup punya banyak alasan.” “Jadi, bisakah kita selesaikan ini dengan cepat?” “Ayo. Lekas lakukan.” Lalu suara tembakan mengoyak malam yang remang, dua peluru meluncur berlawanan arah umpama garis nasib yang tak…
-
Selamat Hari (Tidak) Jadi Kabupaten Situbondo
@hazan_ Oleh: Ahmad Zaidi* Belakangan, saya sering bertanya kepada kawan-kawan, kapan hari jadi Kabupaten Situbondo? Kawan yang sedang sial ditanya begitu kebanyakan hanya menjawab dengan menyebut tanggal: hari ini. Apakah cukup sampai di situ urusan selesai? Tidak… tidak… tidak. Bisa jadi. Tidak segampang itu. Kawan saya akan balik bertanya, memangnya ada apa dengan hari jadi…
-
Puthut Ea, Komunitas dan Hutang yang Dilunasi
Oleh Ahmad Zaidi Sebuah mobil merah berhenti di depan rumah tak jauh dari kelokan jalan yang di halamannya ditanami beragam jenis tumbuhan. Di beranda rumah itu, Lima orang laki-laki duduk sambil meminum kopi yang mulai mendingin. Mereka menunggu. Sejak matahari rubuh sampai pintu mobil terbuka dan seorang laki-laki berkacamata keluar mengenakan kaos putih dan celana…
-
Kuliner Malam Situbondo : Nasi Jagung
Ibu Kut, Merawat Warisan Keluarga Dari PG Olean, berjalanlah anda ke arah utara. Anda akan melihat plang ATM sebuah bank, lalu mesjid di pojokan pertigaan. Dari sana, teruslah anda ke arah utara. Nanti, di kanan jalan anda akan melihat warung kecil yang tidak tercantum dalam gugel map. Di sanalah saya biasa menyelamatkan perut dari lapar…
-
Tentang Kita yang Terlalu Banyak Bicara Omong Kosong
unsplash Apa kabar kita, hari ini? Kita bertanya-tanya, apa pentingnya mengetahui segala hal? Kita telah diajari membaca dan menulis dan dengan sangat terburu-buru menyimpulkan sesuatu. “Di kepala kita, ada banyak sampah berserakan.” Sebenarnya kita ingin menulisnya begini: “di kepala kita ada banyak sampah-sampah berserakan.” Tapi kita ingat seorang guru bahasa indonesia yang mengatakan bahwa setelah…