Kategori: Esai
-
Komitmen Literasi untuk SDM Unggul
Oleh: Haryo Pamungkas* Agak mengejutkan, beberapa waktu lalu novelis Eka Kurniawan menolak Anugerah Kebudayaan dan Maestro Seni Tradisi 2019. Melalui akun facebook pribadinya, penulis buku Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas dan peraih Prince Claus Award 2018 itu memberikan klarifikasi: penolakannya bukan sekadar penolakan, bukan semacam bentuk ‘arogansi’, penolakan Eka adalah satu bentuk kritik; upaya…
-
Ironi Pertanyaan Mahasiswa
Oleh: Nurul Fata* Sejarah mencatat bahwa momentum-momentum perubahan besar dunia tidak pernah lepas dari peran pemuda. Hampir setiap gerakan revolusi menempatkan perjuangan pemuda di garda depan. Begitu pun di Indonesia, beragam cara mereka lakukan untuk memperjuangkan nasionalisme dan mengusir kolonialisme. Dari gerakan anarkis yang melibatkan kekuatan fisik dan senjata, sampai akhirnya beralih pada gerakan ideologis…
-
Gemalaguna: Menjaga Alam, Menjaga Manusia
Oleh: Jamilatul Hasanah* Rangkaian acara Camp GEMA LAGUNA yang diselenggarakan selama 3 hari 2 malam sejak tanggal 25-27 Oktober 2019 di Wisata Kampung Kerapu, Situbondo telah selesai. Camp GEMA LAGUNA merupakan camp edukasi dan praktik tentang rehabilitasi dan konservasi ekosistem laut. Camp ini dihadiri oleh pemuda-pemudi dari berbagai kota se-tapal kuda (Situbondo, Jember, Bondowoso, Probolinggo,…
-
Laut Memanggil, Dik. Sudahkah Kau Menjawabnya?
Oleh: Rahman Kamal* Dik, kamu pasti tahu kalau negara kita itu terdiri dari 70 persen lautan dan hanya 30 persen daratan. Negara kita juga terdiri dari ribuan pulau dan beragam suku serta budaya yang tersebar luas dari Sabang sampai Merauke. Mereka bersatu padu di bawah bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tapi, kenapa kita tidak bisa…
-
Jika Jurnalisme Bukan Monopoli Wartawan*
Oleh: Marlutfi Yoandinas Jurnalisme selalu identik dengan profesi wartawan. Bahkan ada yang menyebut wartawan ialah orang yang hidup dan bernapas dari bahasa. Profesinya menuntut mereka agar selalu berkecimpung dan berkreasi dalam bahasa. Mulai dari penggodokan konsep di meja redaksi hingga proses wawancara dan reportase, lalu menyusunnya menjadi satu karya jurnalistik berupa berita. Namun, sejak menjamurnya…
-
Timpangnya Demokrasi Tanpa Oposisi
Oleh : Nurul Fata Membiarkan negara tanpa oposisi dianggap hal biasa di negeri ini. Barangkali pendapat itu hanya berlaku bagi elite-elite politik saja. Ya, karena mereka ini yang kerap melontarkan pernyataan itu. Seolah-olah oposisi bagi mereka adalah kelompok yang harus menentang dan bertentangan dengan pemerintah. Sehingga melahirkan mindset negatif di masyarakat, yaitu adanya oposisi tidak…
-
Memaknai Batik Ala Jomlo
Oleh: Rahman Kamal* Selamat Hari Batik Nasional, Dik. Ya, setiap tanggal 2 Oktober setiap tahunnya, kita mengingatnya sebagai Hari Batik Nasional. Menyenangkan. Lega. Karena dua hari di depan tanggal 2 Oktober adalah hari-hari yang terlampau serius. Kamu tahu kenapa kan, Dik? Ya, itulah ya. Hehe. Nah, pada hari ini kita bisa ngobrol hal-hal menyenangkan tentang…
-
Wisata Perang: Gagasan Brilian Sang Bupati
Oleh: Imam Sufyan Baru-baru ini tersiar kabar bahwa Bupati Situbondo mengusulkan agar Kabupaten Situbondo memiliki wisata perang. Sebagaimana berita yang saya bagikan di dinding facebook beberapa hari lalu. Wacana itu kemudian ditanggapi oleh netizen dengan berbagai komentar. Mayoritas menanggapi dengan nada negatif dan itu hal yang biasa di era keterbukaan ini. Mengenai ide dan gagasan…
-
Biola dalam Kenangan
Oleh: Wilda Zakiyah Saat pagi mengintip di celah mata yang terbuka, saya mendengar suara biola dimainkan dari arah matahari terbenam, bunyinya seperti kepak burung camar, gemericik air dan suara matahari menggerat subuh. Harusnya saya tidak sepuitis itu, semua mengalir begitu saja saat mendengarkan alunan senar yang digesek itu. Saya suka alat musik, pernah beberapa kali…
-
Dik, Mengapa Kau Tak Mau Menemaniku ke Kampung Langai Malam Itu?
Oleh: Rahman Kamal* Dik, entah kenapa kamu tiba tiba menolak ajakanku pergi ke Kampung Langai malam itu. Dengan berat hati akupun melangkahkan kaki. Perlahan tapi pasti, aku tetap meninggalkan jejak. Menyimpan harap engkau datang menyusul sehabis menemukan jejak perjalananku menuju Langai malam itu. Dik, Langai begitu dingin malam itu. Andai kau tahu betapa dinginnya suasana…