Kategori: Esai
-
Biola dalam Kenangan
Oleh: Wilda Zakiyah Saat pagi mengintip di celah mata yang terbuka, saya mendengar suara biola dimainkan dari arah matahari terbenam, bunyinya seperti kepak burung camar, gemericik air dan suara matahari menggerat subuh. Harusnya saya tidak sepuitis itu, semua mengalir begitu saja saat mendengarkan alunan senar yang digesek itu. Saya suka alat musik, pernah beberapa kali…
-
Operasi Carthago: Mengenal Sejarah Pertempuran di Asembagus
(Hancurnya Pabrik Gula Asembagus pada tahun 1947. Koleksi Mariners Museum, Netherland) Oleh: Kim La Capra* Kisah ini sebenarnya pernah saya tulis. Namun, untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur dalam peristiwa tersebut, dan sekaligus untuk mengingatkan kita agar tidak lupa tentang sejarah perjuangan pahlawan lokal khususnya di daerah Asembagus, maka kisah ini saya ceritakan…
-
Dik, Mengapa Kau Tak Mau Menemaniku ke Kampung Langai Malam Itu?
Oleh: Rahman Kamal* Dik, entah kenapa kamu tiba tiba menolak ajakanku pergi ke Kampung Langai malam itu. Dengan berat hati akupun melangkahkan kaki. Perlahan tapi pasti, aku tetap meninggalkan jejak. Menyimpan harap engkau datang menyusul sehabis menemukan jejak perjalananku menuju Langai malam itu. Dik, Langai begitu dingin malam itu. Andai kau tahu betapa dinginnya suasana…
-
Serrona Rèng Situbende è Bulân Rèaje
GPS Wisata Situbondo Oleh : Syaif Zhibond Rènk Qobhien* Dâlâm panaggâlân madurâ/Hijriyâh, bâdâ dubeles bulân dâlâm sataon. è molaè dâri bulân Sora, sappar, molod, rasol, dilawâl, dilahèr, râjjâb, râbbâ, puasa, sabâl, takep è’ terakhir bulân Reaje. Saongghuna bulân-bulân sè èsebbhut è attas gheniko padâ bik bulân dâlâm islam. Pèra’ bhidâ sebbhuthenna, sèbiasana dâlâm panaggâlân hijriyah…
-
Demokrasi Kebun Binatang
liputan6.com Oleh: Fata Sang Pujangga* Barangkali saya adalah salah satu diantara banyak orang yang suka bercermin. Sampai-sampai saya meletakkan cermin itu selebar kamar. Wah, untuk apa? Ya, agar dapat melakukan autokritik terhadap diri saya sendiri. Minimal tidak mengatakan “monyet” pada saudara yang sebenarnya sejenis dengan saya. Sepintas, cermin-cermin itu belum cukup bagi saya untuk melihat…
-
Zaidi dan Kisah Seorang Wali
Oleh: Muhammad Badrul Munir* Zaidi adalah seorang pemuda biasa-biasa saja. Ia tak kaya, pun tak rupawan. Perawakannya tinggi kurus, kulit gelap, dengan rambut gondrong melewati bahunya. Saban hari aktivitasnya hanyalah mondar-mandir ngopi dari rumahnya di Mangaran ke Rumah Baca (RB) Damar Aksara, atau ke kafe Suntree, atau ke Nine Cafe. Kecuali ada undangan acara, begitu-begitu…
-
HUT RI dan Kesadaran Anak Kelas 5 SD
annur.net Oleh: Mohammad Farhan* “Dik, kenapa kamu ikut gerak jalan?” tanya saya penasaran. “Biar pahlawan senang,” jawabnya. Singkat. Fajar, adik saya satu-satunya tampaknya tidak mau ambil pusing dengan pertanyaan saya. Dia menjawab sekenanya. Lalu melanjutkan main gawai. Saya lihat, dia ngotak-ngatik aplikasi kine master. Dia mengedit foto keikutsertaannya pada acara lomba gerak jalan, kemarin. Kumpulan…
-
Apa Kabar Situbondo?
hipwee.com Oleh: Fata Sang Pujangga*) Menyapa kota kelahiran mengandung kerinduan pada orang-orang yang ditinggalkan: keluarga, kerabat dan sahabat yang tak punya alasan untuk dilupakan. Dari kota yang merajai seluruh kota di negeri ini, sebagai perantau yang tersesat di jalan yang benar, saya ingin menuai kata-demi kata dari tangkai-tangkai pohon kehidupan Kota Santri, yang sudah berusia…
-
Refleksi Harjakasi: Prostitusi Mesti Lenyap dari Kota Santri
pixabay.com Oleh: Dani Alifian* Saya tengah iseng mencari rekam jejak digital kabupaten tempat kelahiran ini. Berhubung di grup Info Literasi Situbondo tengah ramai membicarakan tentang Harjakasi (Hari Setengah Jadi) Kabupaten Situbondo, akhirnya saya memutuskan untuk sejenak memberikan refleksi pada segenap elemen masyarakat Situbondo. Saya terkejut tatkala artikel yang muncul teratas berjudul “Dinsos Bandung Pantau 12…
-
Harjakasi: Memaknai Situbondo dari Alun-Alun
jatimpos.com Oleh: Imam Sufyan* Sesekali cobalah berkunjung di sekitaran alun-alun Situbondo. Di sana akan anda temukan tulisan Situbondo Kota Santri. Di atas tulisan Situbondo terdapat lambang Pancasila. Di atasnya lagi terdapat patung Garuda yang mengepakkan sayapnya seperti ingin terbang dengan kekuatan penuh sambil menoleh ke arah kanan atau ke arah timur. Sebagai orang yang awam…