Kategori: Sentilan Fatta

  • Wajah Tanpa Daging dan Para Pengemis Berjubah

    Wajah Tanpa Daging dan Para Pengemis Berjubah

      Oleh Nurul Fatta* “Di akhirat kelak, para pengemis akan muncul dengan wajah tanpa daging sebagai hukuman atas perbuatan mereka di dunia.”   Kalimat itu keluar dari mulut Kiai Jarwo, dan terus menghantui kepala Yudi Pecet tiap kali melihat seorang perempuan tua pengemis menggendong bayi di seberang toko tempat ia bekerja. Perempuan itu suka memonyongkan…

  • Melihat Pemkab Situbondo Bela Non-ASN yang Dirumahkan

    Melihat Pemkab Situbondo Bela Non-ASN yang Dirumahkan

    Penulis: Nurul Fatta* Beberapa hari lalu, seorang teman mengirim pesan pendek, menanyakan lowongan kerja, Mas Dani namanya. Sekaligus memberi kabar bahwa ia termasuk tenaga non-ASN yang dirumahkan Pemkab Situbondo. Ia bilang, “tak apalah, Mas. Mungkin nanti ada pekerjaan lain.” Saya membaca pesannya dengan rasa campur aduk—antara sedih, prihatin, sekaligus hormat atas sikap legawanya.   Namun,…

  • Menolak Sesat Pikir Pendidikan Cuma Cari Ijazah

    Penulis: Nurul Fatta* Di kampung, saya sering dengar orang bilang begini, “Percuma sekolah tinggi-tinggi, ujung-ujungnya juga nganggur. Lihat tuh si A, lulusan SD aja bisa buka bengkel, bisa punya motor, punya rumah,” begitu dengan sinis.   Lalu semua manggut-manggut, seolah kalimat barusan adalah suatu kebenaran yang tidak bisa dibantah.   Tapi saya jadi bertanya-tanya, kok…

  • Sudahi Tengkarnya, Baluran Butuh Kita

    Penulis: Nurul Fatta*  Suatu sore di lantai 12 sebuah gedung di Jakarta, aku sedang ngobrol santai dengan seorang kawan, sebut saja R — seorang pejabat yang cukup sering pulang-pergi Bali karena mertuanya berasal dari sana. “Bang, sering ke Bali kan, pernah mampir ke Situbondo nggak?” tanyaku. “Gak pernah sih, Bro. Menurut gue, Situbondo tuh nggak…

  • Yang Muda Juga Bisa Berkuasa, Tapi Harus Merdeka Dulu

      Penulis: Nurul Fatta*   Beberapa waktu lalu, adik-adik tingkat saya mendekat dan berkata begini. “Mas, kita berhasil menunjukkan bahwa anak-anak muda yang dulu tidak dianggap, sekarang mereka berada di pusaran arah kebijakan daerah,” ungkapnya dengan nada yang terdengar sedikit bergetar. Saya tersenyum saja. Lalu menjawab begini. “Dan, kamu harus percaya diri. Bahwa itu bukan berkat…