Regiulisitas-fundamental dari Kaum Milenial untuk Indonesia

freepik

 Oleh: Thaifur Rahman Al-Mujahidi

Generasi
muda adalah harapan besar bangsa Indonesia. Pemegang tongkat estafet pertama
yang akan menjunjung tinggi nila-nilai keislaman terlebih moderasi beragama
yang kian hari kian menjangkit.

Penanaman
karakter sejak dini sangat dibutuhkan, terlebih kaum milenial. Keberagaman yang
mendasar adalah kunci utama dalam meraih perbedaan. Bersatu karena perbedaan
itulah alasan semboyan Pancasila dibuat.

Telah
disepakati dan mendapat justifikasi langsung dari tokoh-tokoh pejuang bangsa
bahwa pancasila mendapat julukan sebagai ideologi Negara. Dalam nuansa
kehidupan, falsafah pancasila berimplikasi signifikan. Hal itu karena di
dalamnya mengandung aspek sosio-demokratis, sosio-humanis dan ketuhanan yang
menghormati satu sama lain (trisila); kesatuan, persatuan, kedamaian dan
keadilan.
Moderasi
beragama dan pancasila sangat perlu diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari
guna menghindari sikap ekstrem yang akhir-akhir ini merajalela; intoleran, rasa
benci, bahkan kekerasan yang berujung pada musnahnya peradaban.
Moderasi
merupakan senjata terkuat sekaligus tameng bagi Indonesia yang mencakup seluruh
aspek nilai-nilai pancasila, dan secara terus menerus menemukan momentumnya
menjadi garda terdepan dalam penebar perdamaian umat dan pemersatu bangsa.
Sejalur dengan apa yang diakatakan M. Quraish Shihab, “persoalan moderasi
bukan sekedar urusan atau kepentingan 
orang per orang melainkan juga urusan dan kepentingan setiap kelompok,
masyarakat dan Negara.” (Shihab, 2020).
Pesan penulis, berpegang teguhlah pada prinsip dasar;  siapapun yang kita temui, dia adalah saudara
seagama atau saudara kemanusiaan. Berpengatuan luas dan tidak emosi merupakan
modal utama dalam bersikap moderasi. Pancasila dan ajaran Islam sama halnya
dengan sebuah koin, di mana antara satu dan lainnya saling berhubungan dan
menguntungkan. Jauhi informasi dari telinga ke telinga karena itu bisa membuat
pikiran kita mandek dan tidak mendapatkan hasil yang sebenarnya. Jadilah
pribadi yang tidak hanya mempunyai alat selain palu agar tidak memandang semua
orang sebagai paku demi menuju masyarakat 
yang berperikemanusiaan dan berperadaban.

Zainal
Abidin mengemukakan, “empat langkah yang bisa dilakukan kaum milenial terhadap
moderasi beragama di Indonesia sebagai berikut: Pertama, memanfaatkan media sosial (Medsos) dalam penyebaran
nilai-nilai Islam moderat. Kedua,
melibatkan generasi milenial dalam aktivitas positif yang riil di masyarakat. Ketiga, perlu adanya ruang dialog dengam
generasi milenial, baik dalam lingkungan madrasah/sekolah, rumah, dan
masyarakat dalam memahami agama. Keempat,
mengoptimalkan fungsi keluarga sebagai pusat pembinaan karakter positif.

Dengan
begitu, harapan bangsa Indonesia untuk menjadi Negara yang adil makmur sesuai
dengan pancasila poin lima akan segera digenggan hanya menunggu waktu dan kerja
keras. Lalu, tanyakan pada diri masing-masing dengan lantang, siapkah generasi
Milenial melakukan demi ketentraman bangsa Indonesia? Dan ingat, kecuali sikap
diskrimanatif.

 

 

 

Biodata Penulis

Thaifur Rahman Al-Mujahidi,
asal Bragung. Mahasiswa Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien Prenduan. Jika ada
yang kepo seperti apa tampang wajahnya,silakan berkunjung ke @astralmuhammad
atau lewat email: thaifurrahman21@gmail.com.

Penulis


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Apacapa Novi Dina

AMDAL dalam Sebuah Percakapan

Aldi Rijansah Putra Alexong Cerpen

Cerpen: Di Langit, Sore Masih Jingga

apokpak Esai N. Fata

Apa Kabar Situbondo?

Mored Nurmumtaz Sekar Ramadhan

Cerpen Mored: Secangkir Kopi

Ahmad Aqil Al Adha Mored

Cerpen Mored: Kesatria Berbantal Ombak, Berselimut Angin

Cerpen Seto Permada

Cerpen : Mimpi Rufus Karya Seto Permada

Pantun Papparekan Madura Sastra Situbondo

Pantun Madura Situbondo (Edisi 2)

Prosa Mini Zainul Anshori

Pertemuan dengan Seorang Gadis Desa

Achmad Faizal Buku Resensi Ulas

Resensi Ada Apa dengan China?

Musyafa Asyari Resensi

Rendezvous!: Sebuah Pertemuan yang Memancarkan Keindahan

Cerpen

Cerpen: Pasang

Advertorial

Perkembangan Tipe-tipe Kamar Mandi

Kriselda Dwi Ghisela Resensi

Resensi Ronggeng Dukuh Paruk

Cerpen Imam Sofyan

Negeri Kocar-Kacir

Apacapa Esai Marlutfi Yoandinas

Jika Jurnalisme Bukan Monopoli Wartawan*

Mored Moret Puisi RM. Maulana Khoeru

Puisi: Proposal Rindu Karya RM. Maulana Khoerun

Buku Thomas Utomo Ulas

Ulas Buku: Novel Anak Bermuatan Nilai-Nilai Kemanusiaan

Apacapa Esai

Merawat Spiritualitas, Menghidupkan Politik Kebudayaan: Catatan Seorang Anak Muda untuk Mas Rio

Halimatussa’diah Mored

Puisi Mored: Pergi Tanpa Kembali dan Puisi Lainnya

Uncategorized

Hari Raya Kurban dan Penghutbah yang Setia