Resensi: Passion Seorang Ganjar yang Gayeng Dalam Membangun Jawa Tengah

 

Identitas
Buku

Judul
Buku  : 
Ganjar Pranowo : Jembatan Perubahan

Penulis:  Bambang Setiawan, Bestiawan Nainggolan,
Gaine, Yohan Wahyu, Albertus Krisna,  dan
Mahatma Chryshna

Penerbit
: PT. Kompas Media Nusantara

Cetakan:
Pertama, 2019

Tebal
Buku: 288 hlm

Ukuran
Buku: 15 x 23 cm

ISBN:
978-623-241-057-2

Judul
Resensi: Passion Seorang Ganjar yang Gayeng
Dalam Membangun Jawa Tengah

Resensator:
JUNAEDI, S.E.

 

Kelenturan
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dalam memainkan peran diantara berbagai
kepentingan bisa menjadi gambaran inspiratif. Di tengah kakunya hubungan antar
pemerintah pusat dan pemerintah daerah pada era desentralisasi, Ganjar dapat
mengajak semua kalangan  melewati “jalan
cantik” dengan prinsip “gayeng”.

Kreativitas
yang dibalut dengan kepribadian ringannya dalam membangun hubungan di tengah
kewenangan yang terbatas, membuat Jawa Tengah menjadi sebuah wilayah yang bergerak.

Saya
adalah jembatan. Maka,  saya siap
dimarahi, dipukuli, termasuk diinjak dari atas, “ kata Ganjar.

Ganjar
yang lahir pada 28 Oktober 1968 berasal dari keluarga sederhana di sebuah desa
di Kecamatan Tawangmangu, lereng Gunung Lawu, Karanganyar, Jawa Tengah, dari
ayah bernama S. Pramudji dan ibu Sri Suparni. Ganjar Sungkowo, nama kecilnya,
memiliki arti  ‘ganjaran dari kesusahan’
sebab ketika Ibunya mengandung Ganjar, keluarganya sedang banyak dirundung
kesusahan.

Sosok
Ganjar menjadi salah satu kepala daerah yang sangat piawai memanfaatkan media
sosial (Twitter, Instagram, dan Facebook) untuk berkomunikasi dengan seluruh
kalangan masyarakat.

Ganjar
memiliki kepeduliaan ynag tinggi terhadap budaya, Budaya lokal yang makin
tergerus oleh budaya global ia lawan dengan membangun jembatan budaya Jawa yang
mulai rapuh. Ia memulainya dengan menetapkan penggunaan bahasa dan busana Jawa
tiap Kamis di lingkungan pemerintahannya.

Melalui  Surat Edaran Gurbernur Jawa Tengah Nomor
430/9525 tertanggal 7 Oktober 2014 tentang Penggunaan Bahasa Jawa, Ganjar
memerintahkan penggunaan bahasa Jawa di jajaran birokrasinya untuk komunikasi
lisan, baik untuk pembicaraan formal maupun nonformal.

Langkah
dan strategi Ganjar dalam mengembangkan pendidikan, terutama SMA dan SMK yang
menjadi kewenangannya, tergolong spektakuler. 
Selain dengan sejumlah program unggulan, keseriusan Pemprov Jateng juga
ia buktikan dengan alokasi anggaran yang sangat tinggi ke bidang pendidikan.

Sikap
tegas Ganjar dalam menangani kasus pungli di Jembatan Timbang Batang tentunya
mengingatkan kita pada semboyan “Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi”. Masyarakat
Jateng pasti sudah akrab dengan tagline
pemerintahan di bawah kepemimpinan Ganjar, yang berupaya menekankan kejujuran,
tidak korupsi, serta tidak membohongi.

Road Map Reformasi
Jateng dituangkan dalam Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 28 tahun 2019
tentang Road Map Reformasi Birokrasi
Propinsi Jawa Tengah Tahun 2019-2023. Pergub ini ditandatangani Ganjar pada
tanggal 21 Agustus 2019.

Program
Jateng  Gayeng Nginceng Wong Meteng atau
sering disingkat 5NG. Program yang diinisiasi oleh Gubernur Ganjar Pranowo pada
tahun 2016 tersebut dimaksudkan untuk memberikan perhatian penuh (nginceng)
kepada ibu hamil (wong meteng).

Buku
ini layak untuk dimiliki dan dibaca, terutama bagi pemimpin pemegang kebijakan
di semua lini kepemerintahan, seperti Gubernur, Bupati/Walikota, Camat dan
Kepala Desa.

Praktik-praktik
baik yang sudah dilakukan oleh Ganjar Pranowo juga bisa di adopsi untuk
dijadikan dasar pengambilan keputusan dengan gimik-gimik yang sesuai dengan passion dari pemimpin pemerintah di
semua lini, dengan prinsip reformasi birokrasi yang kaku menjadi luwes dan
gayeng, serta menyadari pentingnya kreativitas sebagai modal pemimipin sejati.

Buku
ini menarik karena merupakan best
practice
Gubernur Jawa Tengah, 
Ganjar Pranowo yang dikemas  dalam
sembilan tema pembabakan. Dalam buku ini, juga disertai bukti pemberitaan
seputar kinerja dan kepemimpinan Ganjar yang sengaja ditampilkan utuh oleh
penulis.

Dalam
akhir buku ini, penulis mencoba menggiring opini pembaca, berdasarkan jajak
pendapat yang pernah dilakukan oleh Litbang Kompas, tergambar potensi dukungan
yang cukup besar dari warga Jateng terhadap kelayakan Ganjar sebagai presiden
di masa mendatang.

Kelebihan
dan Kekurangan Buku

Objektivitas
buku ini, sangat tinggi karena dalam buku disajikan bukti dari Litbang Kompas
terkait kinerja dan prestasi kepemimpinan Ganjar yang sengaja di tampilkan
secara utuh. Begitu pula foto-foto aktivitas keseharian Ganjar yang bersentuhan
dengan warganya. Buku ini  layak untuk
dimiliki dan dijadikan referensi bagi para pemimpin pemeritahan di negeri ini yang
menyadari pentingnya kreativitas  dan
inovasi .

Cover
buku menurut saya sudah bagus, tetapi sayang kertas cetak bukunya menurut saya
kurang bagus. Foto-foto aktivitas keseharian Ganjar, apabila ditampilkan foto-foto
yang berwarna akan menambah daya tarik dan bobot dari buku ini.

Data-data
bukti seputar kinerja dan prestasi kepemimpinan yang ditampilkan di buku ini,
di sisi lain menambah daya tarik dan bobot kualitas buku ini, akan tetapi
ketika data pendukung porsinya cukup banyak hampir separuh dari buku itu sendiri,
 menurut saya menjadi tidak menarik dan
cenderung membosankan bagi siapa saja yang membacanya.

Penulis


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Apacapa

Muscab DPC PKB Situbondo Angkat Tema Partai Advokasi

fulitik

Ini Poin Utama Pertemuan Mas Rio dengan Menteri Koperasi

Apacapa Wahyu Umattulloh Al’iman

Langganan Kebakaran Hutan dan Alih Fungsi Lahan, Derita atau Bahagia

Faris Al Faisal Puisi

Puisi: Merangkak Patuh

Puisi Toni Kahar

Puisi : Aku Mengecup Hujan Karya Toni Kahar

Kriselda Dwi Ghisela Resensi

Resensi Ronggeng Dukuh Paruk

Amaliya Khamdanah Buku Resensi Ulas

Resensi: Melintasi Zaman di Kudus Melalui Novel Sang Raja

Puisi Wilda Zakiyah

Puisi: Sapardi, Selamat Jalan Menuju Keabadian

Ahmad Radhitya Alam Cerpen

Ritual Kopi dan Mua’llaqat dan Microsoft Word dan Kiai Agus dan Menyendiri

Cerpen Moh. Jamalul Muttaqin

Cerpen: Pelangi

Ienna katanny Prosa Mini

Sebuah Pilihan

Dani Alifian Esai

Refleksi Harjakasi: Prostitusi Mesti Lenyap dari Kota Santri

Event

Lauching dan Diskusi Buku Menanam Rindu

Apacapa Marlutfi Yoandinas

Eeufemisme: Antara Maling dan yang Kurang Maling

Apacapa Sejarah Situbondo

Diskusi Penyelamatan Cagar Budaya: Sebuah Ikhtiar Membuka Mata Pemerintah Situbondo

Apacapa

Iduladha sebagai Perayaan Berbagi dan Menyelamatkan Sesama

Apacapa fulitik

Kenapa Kaos Orens Tidak Dibagikan Gratis? Malah Dijual. Ini alasannya.

Apacapa Cerbung Moh. Imron

Cerbung: Farhan dan Perjalanan ke Barat (Part 1)

Cerpen Heru Mulyanto

Cerpen: Pertemuan

Apacapa Harjakasi Wahyu Aves

HARJAKASI: Hari Jadi Kabupaten Situbondo