Workshop Literasi Ujung Timur Jawa


Beberapa
waktu lalu, bertepatan pada hari Minggu, 25 November 2018 pukul 13.30 WIB, LP3M
Unej mengadakan Workshop Literasi di ruang pertemuan lantai 2 LP3M Universitas
Jember. Acara ini diikuti 40 peserta dari komunitas, pegiat rumah baca,  guru dan akademisi setapal kuda.

Komunitas
Literasi Sumberanyar Situbondo termasuk peserta paling muda. Karena itu kami
lebih memilih pasif. Mendengarkan jalannya diskusi dengan tenang dan mencatat
hal-hal yang dirasa perlu untuk dicatat.
Rumah
Literasi Banyuwangi dan Rumah Inspirasi jadi komunitas paling siap secara
konsep dan gerakan. Mas Tunggul Harwanto, penggerak komunitas tersebut
menyampaikan pencaipaian. “Gerakan kami berbasis rumah baca. Mendirikan
1000 rumah baca. Tapi bukan soal kuantitas. Yang terpenting sinergi atau
keterhubungan antar rumah baca dengan kesemaan tekad dan tujuan: meningkatkan
budaya baca. Terutama di akar rumput”.
Akung
Iman Suligi, pendiri Kampoeng Batja Jember, menyampaikan gagasannya.
“Gerakan literasi tidak bisa langsung disandingkan dengan frasa
memberantas buta huruf. Itu kejauhan. Hal-hal kecil yang luput dari pikiran
adalah membiasakan anak-anak mau membaca: bungkus makanan, resep obat dan
sebagainya lalu ajak mereka bicara dan diskusi kecil”. Bagi akung,
anak-anak membaca dengan fokus yang berbeda. Ada yang membaca untuk kesenangan,
hobi atau sekadar mengisi waktu luang. Itu harus ditingkatkan. “Saya tidak
ingin mengambil peran sekolah dan orang tua siswa. Jadi soal pemberantasan buta
huruf itu tugas mereka”.
Imam
Sufyan, Koordinator GSM, menyampaikan pandangannya. “Komunitas literasi di
Situbondo saya lihat jadi komunitas paling kere”. Peserta ketawa.
“Tujuan juga belum jelas. Haha”. Tapi Imam Sufyan terlibat dalam
menggerakkan literasi di beberapa lapisan masyarakat. Dari mahasiswa, santri,
polisi sampai politisi. Basis gerakan di Situbondo lebih pada usaha merangsang
kaum muda untuk membaca buku dan berdiskusi.
Marlutfi
Yoandinas melanjutkan. “Di Situbondo, komunitas-komunitas ini lahir dari
kebiasaan ngopi bareng. Di warung kopi, teman-teman biasa ngobrol apa saja
sekenanya. Tak disangka, dari obrolan-obrolan kecil itu muncullah
komunitas-komunitas dan kegiatan macam Kampung langai, argopuro dan lain
sebagainya.
Peserta
yang lain juga menyampaikan gagasan dan pencapaian gerakan literasinya. Lalu
sampailah pada kesimpulan. Acara tersebut memunculkan setidaknya 3 rencana
besar: Jambore Literasi, Literasi Khusus Difabel, dan Literasi Sekolah.
Empat
jam berlalu dengan rencana, mimpi dan harapan-harapan yang tumbuh pelan-pelan.
Salam
Literasi.

Penulis, Mohammad Farhan,
aktivis Literasi Sumberanyar.

Penulis


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baiq Cynthia Puisi

Puisi Niaga Bersama Tuhan Karya Baiq Cynthia

Apacapa Hasby Ilman Hafid

3 Hal Unik yang Pernah Dilakukan Oleh Santri

Cerpen Raisa Izzhaty

Cerpen: Sebuah Kisah Patah Hati yang Kelak Tertulis dalam Headline Berita

Pantun Papparekan Madura Totor

Pantun Madura Situbondo (Edisi 6)

Apacapa Nanik Puji Astutik

Menjadi Perempuan Cerdas di Era Milenial

Apacapa Marlutfi Yoandinas

Pertunjukan Teater, Setelah Sekian Lama

apa Esai N. Fata

Demokrasi Kebun Binatang

Apacapa

11 Rekomendasi dalam Kegiatan Temu Inklusi ke 5

Buku Junaedi Resensi Ulas

Resensi: Passion Seorang Ganjar yang Gayeng Dalam Membangun Jawa Tengah

Alif Febriyantoro Cerpen

Cerpen : Lidah

Puisi Syafri Arifuddin Masser

Puisi: “Status 1: Apa yang Anda Pikirkan?”

Cerpen Hendy Pratama

Cerpen : Siapa yang Bernyanyi di Kamar Mandi?

Amaliya Khamdanah Buku Resensi Ulas

Resensi: Melintasi Zaman di Kudus Melalui Novel Sang Raja

abdul wahab Apacapa fulitik

Tentang Anggota DPRD dan Aspirasi Rakyat

Buku M Ivan Aulia Rokhman Ulas

Perjalanan Tiga Pendaki untuk Memaknai Kehidupan

Tips/Trik

Sabun Mandi Bisa Membuat Kulit Kering, Fakta atau Mitos?

Apacapa Indra Andrianto

Merayakan Lebaran: Ada yang Hilang

Adithia Syahbana Puisi

Lugina dan Sajak-Sajak Lainnya Karya Adithia Syahbana

Puisi Rion Albukhari

Puisi: Sonet Api

Apacapa Raisa Izzhaty

Dilema PRT : Antara Musim Hajatan Dan Profesionalisme Kerja