Kenapa Tuhan Menciptakan Rindu?

Oleh Nanik Puji Astutik
Rindu
merupakan perasaan yang tidak bisa diungkapkan. Ia bisa menyapa pada siapa
saja. Banyak orang ingin bertemu tapi tak berjumpa. Namun,banyak orang yang
ingin berjumpa tapi tak bersua.
Banyak
sekali orang merasakan Rindu. Bahkan ada film yang mengatakan “Rindu itu
berat” dan benar,rindu itu memang berat. Ada yang rindu ingin menikah, rindu
bertemu Almarhum/ah. Dan masih banyak rindu ingin bertemu lainnya.
Kenapa
Tuhan menciptakan rindu? Agar kita tahu bahwa semua itu didasari oleh cinta.
Tanpa cinta seperti makan tanpa garam. Jadi, sebelum kamu merasakan rindu
dengan orang terkasih. Banyak-banyaklah memberikan perhatian, cinta dan kasih
sayang. Agar kamu tidak begitu merasakan rindu yang berat saat ia jauh dari
jangkauanmu.
Kalau
ada yang berkomentar “rindu itu tidak berat. Masih beratan ini dan
itu” coba kamu tanyakan pada seseorang yang jauh dari orang yang ia
cintai. Tanya “bagaimana rasanya rindu?” maka dia akan menjawab
“Rindu itu berat dan obatnya hanya satu, bertemu”
Rindu
tidak akan pernah lepas dari kehidupan manusia. Banyak orang ingin bertemu
dengan seseorang yang pernah ia temui. Rindu sama mantan, misalnya. Ini juga
suatu hal yang lumrah. Karena mantan pernah menghiasi hari-hari kita dengan
penuh warna. Walaupun hiasan itu hanya sementara. Tapi,masih banyak yang
merindukan mantan walaupun saling berjauhan.
Sejak
rindu mulai menyapa banyak hal yang sering di renungkan. Mengingat yang pernah
di lewati bersama. Bersanda gurau. Nangis bareng. Tertawa bersama. Itu
wajar,bahkan banyak orang yang ingin mengulanginya kembali. Rindu di masa lalu.
Istilah bekennya seperti itu.
Tak
jarang juga, orang tidak ingin mengulanginya. Karena terlalu sakit mengingat
masa lalu. Tapi, kerinduan itu pasti ada. Hanya ingin mengubah jalan hidup di zaman
dulu lebih baik. Ya, semua itu sudah terlambat. Setidaknya, kita mulai merubah
masa depan menjadi lebih baik. Merindukan hal yang baik saja dan lupakan hal
yang buruk. Agar di masa depan kita bisa menata kehidupan menjadi lebih baik.
Inshaa Allah.

Penulis


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mored Moret Puisi RM. Maulana Khoeru

Puisi: Proposal Rindu Karya RM. Maulana Khoerun

Indra Andrianto prosa

Denpasar ke Jember Jauh Padahal kita Dekat

Ernawati Film/Series Ulas

Resensi Film: My Idiot Brother

Aldi Rijansah Cerpen

Cerpen: Biru

Ayu Wulandari Buku Resensi Ulas

Resensi: Jungkir Balik Pers

Apacapa Mohammad Farhan

Semsem 1: Silaturahmi Seni ke Timur

Buku H.O.S. Tjokroaminoto Indra Nasution Ulas

Ulas Buku – Islam dan Sosialisme karya H.O.S. Tjokroaminoto

Puisi Rahmat Akbar

Puisi : Doa Awal Tahun dan Puisi Lainnya Karya Rahmat Akbar

Fadhil Sekennies Puisi

Puisi: Restu Rindu Ayah-Ibu Karya Fadhil Sekennies

Apacapa Marlutfi Yoandinas

Identitas Dangdut, Identitas Situbondo

Dani Alifian Puisi

Pesawat Kata dan Puisi-Puisi Lainnya Karya Dani Alifian

Fuad Najib Arrosyid Resensi

Resensi: Di Ambang Mitos dan Realitas Saranjana

Azinuddin Ikram Hakim Cerpen

Cerpen: Pada Suatu Dermaga

Madura Syi’ir Totor

Si’ir Sang Nabbhi

Apacapa Esai Rusdi Mathari Situbondo

Nonton Film di Bioskop Situbondo

Apacapa Dani Alifian

Aksi, Puisi, Puisi Aksi

Puisi T. Rahman Al Habsyi

Puisi : Dalam Kanvas dan Puisi Lainnya Karya T. Rahman Al Habsyi

Aldi Rijansah Putra Alexong Cerpen

Cerpen: Di Langit, Sore Masih Jingga

abdul wahab Apacapa

Menguak Potensi Ecotrail Desa Sumberanyar

Apacapa Fendi Febri Purnama Madura Totor

Sètan Nandhâng