Memburu Angin Surga dan Puisi Lainnya Karya Estu Ismoyo Aji


Puisi โ€“ Puisi Estu Ismoyo Aji
Bakti yang
Tertunda
Maaf
Nek, mungkin aku telah terlambat
Nek,
ini kuberikan untukmu
ketan
hijau pesanan terakhir darimu
kuletakkan
di atas pembaringan sepimu
agar
kau tenang dalam mimpi panjangmu
Purworejo, Maret 2018
Kamar Kosong
Aku
ingin mengukur kecepatan rindumu
marilah
berlari hingga lelah nafasmu
telah
kusiapkan kamar kosong untukmu
karena
kerap kali rindumu menghantui hatiku
lamat-lamat
sudah menunggu hadirmu
adalah
dekorasi terindah
yang
kupersiapkan lampau sebelumnya
tak
perlu kau bawa sayap
ketika
berada di ruangan itu
tiada
gravitasi yang menarik kepergianmu
nikmati
dan tenanglah di sana
aku
tetap ingin mengukur kecepatan rindumu
melintasi
teka-teki waktu
meretas
pilu jam dinding
yang
mempercepat putaran jarumnya
meninggalkan
kenangan manis bersamamu
tetaplah
bertahan dalam kamar kosongku
aku
akan mencari kunci untuk menutup pintu
mengurung
kita dalam keabadian cinta
SMK NEGERI 1 PURWOREJO, SENIN, 26 MARET 2018
Memburu Angin Surga
Di
jendela tanganku memangku dagu
mata
sayu yang tak lepas dari haru
memandang
sunyi di pelataran jiwamu
sebelum
hujan tiba
mengahapus
klise senyumu
kubiarkan
rindu berkelana
memburu
angin surga
yang
kau tiupkan dari harum mulutmu
hatiku
sejuk penuh lamunan
betapa
indahnya apabila kau abadi
tapi
renta usia tak merestui
akan
pertemuan kita di ujung senja
sebab
keabadian hanya milik waktu
kita
tak pernah tahu
berapa
lama merajut rasa
menenunnya
menjadi gaun yang sempurna
tapi
yakinlah
Tuhan
punya cara rahasia
untuk
mengabadikan kita
percayalah
SMK NEGERI 1 PURWOREJO, KAMIS, 29 MARET 2018
Menahkodai Purnama
Aku
hanya mengandalkan cahaya temaram senja
di
tepian pantai
untuk
menulis sebuah puisi yang terlahir dari kegelapan
sebatang
rokok dengan abunya yang menyala
menjadi
penerang setiap kata
tiada
gulungan ombak juga desir angin
yang
mampu menakutiku
semua
terasa tenang
ketika
lampu-lampu perahu menemaniku
aku
tak peduli jika saja ombak mau membawaku
ke
pelatarannya
meskipun
aku harus mati nantinya
namun
dengan syarat
izinkan
aku menahkodai purnama
walaupun
terombang-ambing oleh gugusan awan
dan
aku ingin berteriak sekeras mungkin
di
pantai selatan ini
melepas
segala gundahku
hingga
senja itu hilang ditelan kegelapan
Pantai Jetis, Jum’at, 30 Maret 2018
Biodata Penulis
Estu Ismoyo Aji, seorang
laki-laki yang lahir di Kendal, 17 April 1999.
Aktif menggladi penulisan sastra khususnya Puisi di
Sanggar Kalimasada Kutoarjo, Purworejo
dan juga dalam
Forum Purworejo Menulis
juga salah satu anggota media massa Kabar Jateng. Saat ini bersekolah di SMK N 1 PURWOREJO kelas 12 mengambil Jurusan Teknik Furniture. Beralamat rumah di Desa Dukuhrejo RT 01 RW 01,
Bayan, Purworejo, Jawa Tengah. No HP.
085700691329, e-mail: estuaji170@gmail.com, Facebook : Estu Ismoyo Aji dan Instagramnya : estu.ismoy0_ariel. Karya puisinya
pernah terbit dan memenangkan lomba dalam beberapa media seperti : Penerbit Rindana (Juara 5 Favorit),
FAM (20 Nominator) , Mawar Publisher ( juara 2) , Poetry Prairie Literature Journal #6, Stepa Pustaka, Oase
Pustaka (Kontributor Terbaik), Sajak-sajak Negeri , Ellunar Publisher,
Aria Pustaka, Kaifa publishing
,Vio Publisher,
dan Gema Media Wonosobo.

Penulis


Comments

Satu tanggapan untuk “Memburu Angin Surga dan Puisi Lainnya Karya Estu Ismoyo Aji”

  1. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Selamat Malam, Salam Sejahtera bagi kita semua.

    Dengan hormat,

    Saya atas nama : Estu Ismoyo Aji. Menghaturkan banyak terima kasih kepada Media Online Takanta.id yang telah berkenan memuat 4 Puisi Karya saya di Rubrik Puisi di Media Online Takanta.id , pada Hari Minggu, 22 April 2018. Semoga ini menambah semangat saya dalam berkarya, khususnya dalam menulis. Semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat bagi kita semua. Amin.

    Sekian yang dapat saya sampaikan, kurang lebihnya saya mohon maaf, sekali lagi terima kasih atas apresiasinya yang diberikan Media Online Takanata.id kepada saya.
    Sukses selalu untuk Media Online Takanata.id, Sukses untuk kita semua.
    Salam Sastra dan Budaya!
    Hidup Sastra Nusantara!

    Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Selamat Malam, Sampai Jumpa Kembali.

    Purworejo, Minggu, 22 April 2018
    Pukul 20:26 WIB

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Apacapa Imam Sofyan

Sastra, Buku dan Tanah Air Yang Hilang

Muhammad Rifki Puisi

Puisi : Guntur itu tak Pernah Ada Karya Muhammad Rifki

Moh. Rofqil Bazikh Puisi

Puisi : Orang Bukit Karya Moh. Rofqil Bazikh

Cerpen Imam Khoironi

Cerpen : Suara Nurani

Buku Putri Oktaviani Resensi Ulas

Resensi: The Murder At Shijinso

Ahmad Zaidi Cerpen

Cerpen; Clarissa

Fela Dila Mai Carolin Puisi

Puisi: Undangan Baru untuk Kekasih Lama

Buku Toni Al-Munawwar Ulas

Ulas Buku : Renungan Tasawuf

Dani Alifian Puisi

Puisi: Inkarnasi dan Puisi Lainnya

Puisi Syukron MS

Puisi: Malam Minggu

Bang Yof Puisi

Puisi : Cerita Terompah Tua dan Puisi Lainnya Karya Bang Yof

Buku Dewi Faizatul Isma Resensi Ulas

Resensi: Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam Secara Islami

Cerpen Wilda Zakiyah

Cerpen: Siklus Selotirto

Buday AD Puisi Sastra Minggu

Puisi: Melepas Air Mata

Apacapa Arsip Situbondo Sastra Situbondo Totor

Zikiran Madura Situbondo Setelah Azan (Bagian 1)

Apacapa Nabila Septilani

Krisis Pelanggaran HAM Terhadap Anak di Lingkungan Pendidikan

Cerpen Haikal Faqih

Cerpen: Hijrah

Uncategorized

Resume Buku Amba Kisah Dibalik Perang Besar Baratayudha

Apacapa Imam Sofyan

Geliat Literasi dan Harapan yang Takkan Mati

Cerpen Yudik Wergiyanto

Cerpen : Geger Karang Gegger Karya Yudik Wergiyanto