Avatar admin

Tentang Penulis

  • Cerpen: Perempuan Api Unggun

    Oleh: Erha Pamungkas* Ketika matamu masih mendapati nyala beberapa api unggun menari-nari di dekat pintu kereta tikungan Sudirman, secepat bayangan ingatanmu terbang ke masa silam. Matinda, bagaimana ia sekarang? Kau telah meninggalkan kota ini dua puluh tahun lamanya. Ketika kembali, kau sedikit terperanjat; betapa waktu turut mengubah kota sekecil ini pula. Gedung-gedung semakin asing bagimu,…

  • Puisi: Lekas Pulih Bumiku dan Puisi Lainnya

    Oleh: Vidi Ratnasari* LEKAS PULIH BUMIKU Kelas yang kosong Bangku yang berdebu Menjadi mimpi nyata terlihat hari ini Tak ada riang suara dendang dan petikan gitar di sudut kelas saat jam kosong tak ada guru Tak ada jeritan bercanda, dan keramaian kantin sekolah Ketika bel istirahat berbunyi Senyap … Hanya tersisa tatapan sendu pepohonan Korona…

  • Optimisme Penegakan Hukum di Tengah Resesi Ekonomi dan Pandemi Global

    Oleh: M. Indra Kusumayudha, S.H. Situasi pandemi yang kita hadapi sekarang ini, tentu berdampak signifikan terhadap beberapa aspek fundamental pada suatu negara. Dampak paling nyata yang kita rasakan adalah pada sektor perekonomian. Nyaris seluruh sektor penopang ekonomi di Indonesia mengalami krisis karena tidak dapat melakukan produksi atau mendapatkan penerimaan (revenue) dari usaha yang dijalankan. Sebagai…

  • Ebook: Sastra dan Corona

    Pranala Unduh Sastra dan Korona: Suara Cinta di Masa Wabah Kumpulan Fiksi ©PS-PBSI Jurusan PBS FKIP-ULM Banjarmasin Edisi Pertama: April 2020 Kurator : Sabhan Saberi Syukur Editor : Anugrah Gio Pratama Perancang Sampul : Anugrah Gio Pratama Hak cipta karya ini milik penulis masing-masing. Karya dalam buku boleh dicetak/disalin dan disebarkan dengan tetap mencantumkan nama…

  • Puisi: Ruang Dimana Kita Bisa Abadi

    MENGANULIR TAKDIR Adakah takdir yang telah disitir dapat dianulir, sebagaimana lesat bola di rahim gawang, sebagaimana keputusan undang-undang? Takdir, sebagaimana gurat yang sengaja dikerat pada kasar telapak tanganmu: di sanalah nasib getir ditaswir, di sanalah nasib bakir diukir. Tetapi kataku, takdir bagaimana pun ia disitir, dapat dianulir dengan doa-doa tahir. Sebab, Tuhan dzat yang maha…

  • Cerpen: Carlina dan Dangdut yang Mencelakainya

    Oleh: Eko Setyawan “Jembut!” umpat Carlina menyerapahi dirinya sendiri dan lelaki yang menyawernya dengan uang pecahan lima ribuan. Ia ucapkan kejengkelannya tepat ke telinga orang yang berjoget dan mengacung-acungkan uang pecahan itu. Baginya, saweran dengan uang yang nominalnya sangat kecil tak lebih dari sebuah hinaan yang ditujukan oleh manusia kere terhadap dirinya. Penghinaan atas keberaniannya…

  • Puisi Mored: Pergi Tanpa Kembali dan Puisi Lainnya

    Oleh: Halimatussa’diah* Pergi Tanpa Kembali Aku Seseorang yang menanti jawaban tak pasti Percaya pada detik yang kupercaya telah menanti Namun kala itu Dengan mudahnya kau tancapkan belati Merobek rasa yang masih dini Kini Kupersilahkan engkau pergi Tanpa kata selamat tinggal untuk mengenang jati diri Bukan Duniamu Teriak dalam keheningan Menjadikan dunia sebagai pelampiasan Ceritakan apa…

  • Lagu Aisyah Istri Rasulullah: Sisi Romantis Keluarga Muhammad

    Oleh Achmad Al-Farizi*  Dunia musik islami saat ini tengah diwarnai dengan rilisnya sebuah lagu yang berjudul Aisyah Istri Rasulullah. Lagu yang dipopulerkan oleh Hasbi Haji Muh Ali atau Mr. Bie ini sekarang menjadi trending Youtube di Indonesia. Sebenarnya, lagu ini dirilis pada Mei tahun 2017 di bawah naungan label Media Asia Production atau Map Music…

  • Puisi: Pendaki

    PENDAKI temanku kini seorang pendaki mengitari tengkuk hitamnya, memeras keringat mendekap punggungnya, segunung beban berserak onak, di pundak —di benak. temanku dulu sering jelangi surau di tengah dukuh tak ada bahkan setetes pun peluh di keluhnya : mengapa aku tak di sini dari dulu-dulu? Temanggung, 24-02-2020 SATU KEAJAIBAN semesta, kalang kabut angin ribut yang meributkan…

  • Cerpen: Hijrah

    Oleh: Haikal Faqih Di sela pembelajaran, Ustaz Ubaid menasehati para muridnya. “Sekarang sudah banyak, Bhing[1], pemuda-pemudi seumuran kalian yang hanya mondok, tetapi diri mereka tetap tak jadi santri.” Lia yang mendengar bertambah cemas menyadari kenyataan buruk di sekelilingnya. Sebenarnya ia bukan tipikal orang yang teramat peduli kepada orang lain, akan tetapi satu orang yang dia…