Kategori: N. Fata
-
Ketika Elit Oligarki Berkuasa, Kemerdekaan Bukan Lagi Milik Kita
Indonesia merdeka di masa datang… …Cita-cita perikemanusiaan tidak hanya bersifat anti kolonial dan anti imperialis, tetapi juga menuju kebebasan manusia dari segala penindasan ~Muhammad Hatta Oleh Fata Poejangga* Sengaja saya kutip pidato itu, untuk memberikan kabar kepada Bung Hatta, tentang apa yang dicita-citakan untuk Indonesia di masa depan (hari ini). Pidato itu disampaikan 4 hari sebelum…
-
DPRD Menggonggong, Pak Karna: Ngutang PEN Jalan Terus
Oleh Fata Poejangga* Media sosial akhirnya jadi tempat yang tak terbatas untuk ngapain saja. Mulai dari pamer-pamer harta, pencapaian karir, foto mesrah bersama pasangan, hingga tawuran online. Nah khusus yang terakhir sepertinya banyak orang suka belakangan ini. Saya menyimak tawuran online di beberapa grup facebook. Salah satu grup facebook sedang panas-panasnya menyajikan pro kontra…
-
Melawan Pandemi dengan Sains, Bukan Arogansi Aparat dan Mati Lampu
Oleh Fata Pujangga* Pandemi membuat hari-hari kita terasa begitu melelahkan. Kita bukan hanya lelah mengikuti serangkaian pola hidup yang baru, tetapi juga dibuat jengah dengan kebijakan yang tak cukup bijak. Pemerintah, saya rasa salah menggunakan pendekatan. Lihatlah aturan-aturan itu: Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang berlevel-level kayak mie setan adalah…
-
Harlah ke-60: Mimpi-mimpi Semu Kader PMII
Inilah kami wahai Indonesia//Satu barisan dan satu cita//Pembela bangsa//penegak agama//tangan terkepal dan maju ke muka// Oleh: N. Fatta* Sengaja saya tulis cuplikan Mars Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di atas. Sebagai petunjuk atas kegelisahan saya terhadap gerakan PMII hari ini. Kegelisahan saya berawal dari hal yang tak disengaja. Ketika pagi tadi, saya melihat story whatsapp…
-
Memperkuat Kemanusiaan Generasi Digital
Percakapan pada abad ke 21, baik antara pakar dan orang awam, maupun di antara semua orang lain, kadang terasa melelahkan dan sering kali menjengkelkan, ~Tom Nichols, The Death of Expertise. Oleh: Nurul Fatta* Apa yang menjadi kegelisahan saya, sebagai generasi yang hidup di era digital, merasa terwakilkan dengan ungkapan kalimat di atas. Tampaknya kecanggihan teknologi yang menyediakan…
-
Ironi Pertanyaan Mahasiswa
Oleh: Nurul Fata* Sejarah mencatat bahwa momentum-momentum perubahan besar dunia tidak pernah lepas dari peran pemuda. Hampir setiap gerakan revolusi menempatkan perjuangan pemuda di garda depan. Begitu pun di Indonesia, beragam cara mereka lakukan untuk memperjuangkan nasionalisme dan mengusir kolonialisme. Dari gerakan anarkis yang melibatkan kekuatan fisik dan senjata, sampai akhirnya beralih pada gerakan ideologis…
-
Timpangnya Demokrasi Tanpa Oposisi
Oleh : Nurul Fata Membiarkan negara tanpa oposisi dianggap hal biasa di negeri ini. Barangkali pendapat itu hanya berlaku bagi elite-elite politik saja. Ya, karena mereka ini yang kerap melontarkan pernyataan itu. Seolah-olah oposisi bagi mereka adalah kelompok yang harus menentang dan bertentangan dengan pemerintah. Sehingga melahirkan mindset negatif di masyarakat, yaitu adanya oposisi tidak…
-
Demokrasi Kebun Binatang
liputan6.com Oleh: Fata Sang Pujangga* Barangkali saya adalah salah satu diantara banyak orang yang suka bercermin. Sampai-sampai saya meletakkan cermin itu selebar kamar. Wah, untuk apa? Ya, agar dapat melakukan autokritik terhadap diri saya sendiri. Minimal tidak mengatakan “monyet” pada saudara yang sebenarnya sejenis dengan saya. Sepintas, cermin-cermin itu belum cukup bagi saya untuk melihat…
-
Apa Kabar Situbondo?
hipwee.com Oleh: Fata Sang Pujangga*) Menyapa kota kelahiran mengandung kerinduan pada orang-orang yang ditinggalkan: keluarga, kerabat dan sahabat yang tak punya alasan untuk dilupakan. Dari kota yang merajai seluruh kota di negeri ini, sebagai perantau yang tersesat di jalan yang benar, saya ingin menuai kata-demi kata dari tangkai-tangkai pohon kehidupan Kota Santri, yang sudah berusia…
-
Cerpen : Nanti Kutukar Cincin Pemberian Ibumu itu
Oleh : Nurul Fata “Harga tiket sudah meroket. Sudahlah Bos, ayo dong, gagalin saja lewat tol langitnya. Kamu lewat darat saja ya, meet-up ya, Bos.” Suara itu, sangat feminism. Kata Bos, adalah cara dia memanggilku, Eny. Mendengar harga tiket semakin meroket, aku kaget. Padahal tadi pagi masih satu juta seratus sebelas ribu seratus sebelas rupiah.…