Festival Kampung Langai 4 Dibuka dengan Manis, Ditutup dengan Romantis

Tatap aku, Dik!
Festival Kampung Langai 4 (FKL4) telah usai. Selama dua hari berturut-turut, 1-2 September 2017. Acara ini sukses menyihir penonton yang hadir.
Oleh : Irwant
Pembukaan FKL diawali dengan memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa oleh sesepuh warga Kampung Langai. Serta salawat dan salam pada junjungan Nabi Muhammad SAW.
Sudah menjadi budaya, setiap kali ada acara atau hajatan, semestinya dibuka dengan memanjatkan doa memohon kelancaran, serta rasa syukur telah dipertemukan dengan mantan kembali.
Suksesnya acara ini tentu saja tak lepas dari kekompakan panitia penyelenggara yang menyelaraskan visi dan misi, meredam ego yang dapat menjadi sumbu perbedaan pendapat. Salut kepada mereka. Mengapa bisa begitu? Karena saya bertemu mantan di sini. Mengapa acara FKL4 berjalan lancar? Hal ini semua berkat restu dan dikabulkannya doa-doa. Tidak hanya itu, selain kekompakan panitia FKL4, tentu karena dukungan orang-orang dibalik itu semua.
Seperti halnya kesuksesan suami berawal dari dukungan istri. Benar, bukankah apa yang sedang diusahakan oleh sang suami jika mendapat dukungan dari istri akan berimbas sang suami akan bekerja dengan sepenuh hati untuk menggapai apa yang sering dikatakan orang-orang: sukses. Ibarat acara FKL4 itu suami yang mempersembahkan pertunjukan, apresiasi bermacam kesenian dan budaya. Sedangkan sang istri adalah mereka orang-orang yang mendukung, dan mengolah segala sesuatunya hingga dapur mengepul. Alhasil, mereka yang berdatangan baik jomblo, seperti saya maupun yang telah berpasangan, bersuami istri, namun tidak tidak termasuk bagi yang menyandang status LDR karena pasti sibuk urusan dengan telkom karena nunggak tagihan. Mereka yang berdatangan harus bersedia memenuhi memori smartphone-nya untuk sekedar berselfie atau merekam video pertunjukan kemudian pamer di sosmed. Mereka juga secara tidak sadar telah mengisi memori kenangan dalam dirinya tentang apa-apa yang didapatkan dari FKL4. Mungkin yang jomblo jadi berpasangan dan yang berpasangan segera melamar. Itulah kenangan manis.

Pembukaan acara FKL4 dibuka dengan manis dan ditutup dengan romantis. Penutupan acara FKL ditutup dengan romantis oleh Vanilla Late  dengan membawakan tembang lagu dari Jaz berjudul Dari Mata. Sebuah lagu romantis yang akan selalu membekas di ingatan-ingatan tentang Langai, tentang FKL4 dan tentang kamu. Lagu ini menceritakan tentang asal muasal jatuh cinta. Yang pada umumnya jatuh cinta itu berawal dari pandangan mata kemudian jatuh ke hati. Memang benar, berawal dari sebuah pandangan terhadap tulisan Kampung Langai 4 yang terpajang di atas pintu masuk dan dekorasi panggung kemudian jatuh cinta pada apa-apa mengenai FKL4 ini, dan bersiap merindukannya. Merindukan pertunjukan-pertunjukan yang ada di FKL, seperti merindukan anak kecil cantik yang dikirim fotonya beberapa bulan yang lalu oleh bekas kekasihku, terlebih merindukan ibu dari anak kecil itu. []

Penulis


Comments

2 tanggapan untuk “Festival Kampung Langai 4 Dibuka dengan Manis, Ditutup dengan Romantis”

  1. mantafff…suip

  2. Tapi dimaklumi meskipun gak hadir, sebab persiapan anggota keluarga baru. 😀

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Buku Resensi Ulas Wardedy Rosi

Resensi: Distopia dalam Fiksi Individutopia

Anwarfi Kurliyadi Puisi

Puisi-puisi Kurliyadi: Yang Kita Ingat

Apacapa Catatan Perjalanan

Diorama Pasar Mimbaan

Cerpen takanta Wilda Zakiyah

Cerpen: Gerimis Kedua

Uncategorized

Ini Dia Perbedaan Mas Rio dan Teh Rio

Apacapa Irwant Kampung Langai

Festival Kampung Langai 4 Dibuka dengan Manis, Ditutup dengan Romantis

Apacapa Feminis

Perempuan Cerdas Melawan Dating Abuse

Cerpen Irwant

Rindi Rindu

Puisi Tjahjaning Afraah Hasan S. A.

Puisi: Harap 25 Sumsum

Kampung Langai

Free Download Buletin Festival Kampung Langai

Agus Hiplunudin Apacapa Feminis

Dominasi Patriarki, Konstruksi Tubuh Perempuan dan Pelakor

Indarka P.P Resensi

Resensi: Relasi Kuasa, Kisah Asmara dan Pengorbanan

Cerpen Eko Setyawan

Cerpen Pledoi Jagung

Penerbit

Buku: Bahagia Butuh Bersama: Kumpulan Puisi

Buku Muhamad Bintang Resensi Ulas

Resensi: Hikayat Kadiroen

Diego Alpadani Puisi

Puisi: Rabu Malam

Ahmad Zaidi Apacapa

Kepala Dusun Langai yang Peduli

Choirun Nisa Ulfa Prosa Mini

Prosa Mini – Irama Kematian

Cerpen

Cerita dari Taman Kota dan Surat Kabar Misterius

Apacapa Nur Husna

Simalakama Pemanasan Global