Madubaik: Manis Kadang Bikin Menangis

 

Sekitar dua bulan yang lalu, saya berkunjung ke
kediaman Farhan, di Sumberkolak, Situbondo. Niat awal saya ingin melakukan
wawancara tentang produk madubaik sembari mengambil berkas. Sayang, wawancara kelupaan,
sebab Farhan lebih sering tanya-tanya dan bercerita tentang sekolahnya, tempat ia
mengajar. Jadi saya gak sempat tanya-tanya. Akan tetapi saya tetap akan tahu
jawaban-jawaban yang akan ia lontarkan dari pertanyaan yang sudah saya siapkan.
Mungkin Farhan akan menjawab seperti ini.

 

Mengapa anda memilih berbisnis menjual madu?

Madu itu akronim dari kata MAta senDU, sebab saya
pernah merasa atau mengalami titik terendah dalam perjalan hidup. Mengalami kehilangan
dua sosok yang amat saya cintai. Dari kejadian itu membuat saya sering
menyendiri, menangis sampai air mata saya kering, mata sendu.

 

Kenapa nama produknya madubaik, kok nggak madusehat
misalnya?

Bagi saya menyematkan nama produk itu adalah sebuah
doa. Dulu saya pernah berbisnis Bakso Pensiun, akhirnya saya pensiun. Saya
pernah berjualan Mie Pelangi. Ya, Pelangi memang indah tapi hanya sebentar.

Bagi saya madu itu manis dan baik bagi Kesehatan. Ada
banyak produk yang manis tapi kurang baik bagi kesehatan. Adapula manis tapi
bikin hati menangis. Maka dari itu, madu yang saya produksi mempunyai banyak
manfaat untuk tubuh. Dalam nama produk ini saya berdoa, di balik MAta senDU
(MADU) itu akan selalu ada pelajaran yang berbuah manis, sebagai kekuatan untuk
menjadi pribadi yang lebih baik dan hasil yang lebih baik.

 

Bagaimana anda memulai bisnis madubaik!

Dari kejadian pada jawaban pertanyaan pertama, saya
melakukan perjalanan ke barat, terinspirasi dari serial Kera Sakti, untuk
mencari cinta yang suci. Akhirnya saya dipertemukan dengan Dwi Wahyu Ningsih yang
artinya petunjuk cinta kedua yang setia dan perhatian. Maka dari itu, melalui
istri saya inilah, perjalanan hidup menjadi lebih baik. Dia orang yang setia
menemani saya dari nol.

 

Apa pesan anda untuk konsumen madubaik

Teruslah berusahan menjadi pribadi yang lebih
produktif dan bermanfaat bagi siapapun. Jaga Kesehatan, salah satunya dengan rutin
minum madubaik, rajin olahraga, tidur yang cukup dan jangan gengsi untuk
memilih pekerjaan selama tidak melanggar aturan agama dan negara.

Yang terakhir perbanyaklah menangis, karena salah satu
cara memahami diri-sendiri. Menangis bukan karena putus atau patah hati, tapi
menangislah ketika bersujud pada Allah. Sekarang sedih, Allah mempunyai cara
yang tak terbatas untuk membuat anda tersenyum.

 

 

Tentang Penulis

Moh. Imron, lahir dan tinggal di Situbondo.

 

 

Penulis

  • Moh. Imron, lahir dan tinggal di Situbondo


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Arum Reda Prahesti Cerpen

Cerpen : Nyata dan Maya

Apacapa Rahman Kamal

Menghidupkan Kembali Semangat Ki Hadjar Dewantara

Ipul Lestari Puisi

Alisa, Kamulah Puisiku

Buku Cakanca ID M Firdaus Rahmatullah Ulas

Resensi: Dari Patah Hati Hingga Tragikomedi

Apacapa Baiq Cynthia

Memvisualkan Literasi Menjadi Budaya

Nurul Fatta Sentilan Fatta

Wajah Tanpa Daging dan Para Pengemis Berjubah

Apresiasi Ridha Aina T

Musik Puisi – Sepi dan Emosi

Buku Fatoni Prabowo Habibi Ulas

Review Buku Reinventing : Merawat Energi, Menatap Masa Depan

Yopie EA

Harapan Baru bagi Warner Bros?

Fendy Sa’is Nayogi

Memahami Pepatah Madura: Gherrâ Ta’ Bisa Èangghuy Pèkolan, Lemmes Ta’ Bisa Èangghuy Panalèan

Apacapa covid 19 Mirrabell Frederica Hadiwijono Vaksin

Story Telling: Masih Takut Vaksin ?

Ahmad Zubaidi Puisi

PUISI : Penjahit Sunyi Karya Ahmad Zubaidi

Apacapa Musik Supriyadi Ulas

Senandung Kasih dari Ibu

Buku Penerbit Ulas

Buku: Saudade dan Cerita Lainnya

Apacapa Ferdiansyah fulitik

Rakyat Rebutan Minyak Goreng, Partai Moncong Putih dan Partai Mercy Rebutan Kursi

Apacapa Moh. Imron

Si Gondrong Mencari Cinta

Apacapa

Ngopi Bareng: Dari Aspirasi Menuju Aksi

Hamidah Mored

Cerpen Mored: Impian Putra Taman Dadar

Amaliya Khamdanah Buku Resensi Ulas

Resensi: Melintasi Zaman di Kudus Melalui Novel Sang Raja

Puisi

Luka Perempuan dan Puisi Lainnya