SAMPAI JADI DEBU
Ia telah selesai
membaca kata-kata,
menguatkan dadanya .
Maka sebelum kembali
melanjutkan perjalanan,
Ia belajar lebih
agar sampai ke tempat tujuan.
Namun ia juga telah
selesai mendengar kata-kata,
semakin mematahkan semangatnya.
Dari segala penjuru,
kata-kata menjelma peluru.
Jika lengah sedikit,
ia akan hancur,
jadi debu
Bekasi, 2019
SABDA HUJAN
Aku berdiri menghadap
hujan yang jatuh tepat di halaman rumah,
bersama sorak sorai petani,
sawahnya mengering,
sejak kemarau diambil
alih oleh cuaca,
Sementara
pertanyaan-pertanyaan di kepala cemas,
hujan akan
menyuburkan kenangan yang sudah terkubur lama.
Dan di langit, ada
pertautan doa-doa,
doa anak kecil yang
ingin hujan semakin deras
dan doaku yang ingin
hujan segera tuntas
2019
TUKANG POS
Hujan yang dikirim
langit telah sampai di rumahku.
Amplopnya putih dan
rapi,
tukang pos mengirimnya
dengan baik
Ia membawa hujan di belakang
sepedany,a
Ia mengayuhnya pelan
karena hujan belum tahu cara berpegangan.
Tukang pos menjaga
hujan yang masih kecil,
seperti anaknya
sendiri.
Ketika hujan haus
dan lapar,
ia segera mencari
warung
kemudian berhenti untuk
beli minum dan jajan.
Meskipun pada
akhirnya hujan harus terlambat
setidaknya sumurku yang
telah lama mengering,
kembali basah
2019
RIMBA
Dadaku menjelma
rimba yang lebat,
dan penuh bahaya.
Rumput-rumput liar
gemuk berisi,
sementara pepohonan gondrong
dan hijau
Hujan dan kemarau
menetap di sana,
membuat rumah
bersama anak-anak dan pasangannya
Meski saat malam
binatang buas mengancam,
mereka tidak takut
apa-apa,
sebab kehidupan di
rimba itu telah mati
menjadi duka
menjelma baka
2019
CERITERA
Hari semakin singkat
sementara waktu memanjang
seperti biasa.
Saat kita sudah
bersepakat
menghabiskan minggu
dan rindu berdua,
ia tetap tak punya
jeda
Barangkali menunggu
adalah cara lain merayakan rindu
dan doa-doa adalah
rute menuju pelukmu,
yang paling
sederhana
2019


BIODATA PENULIS
Raeditya Andung
Susanto, penulis muda kelahiran Bumiayu Brebes Tergabung dalam komunitas
Bumiayu Creative City Forum (BCCF). Penulis senyum lembah ijen, penulis puisi
anak Balai Bahasa Jawa Tengah dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Buku
pertamanya berjudul, Sorai (2019)

Sumber gambar : pixabay

Penulis


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Aprilia Dwi Nur Hartanti Buku Resensi Ulas

Resensi: Aku Tak Membenci Hujan

Cerpen Eko Setyawan

Cerpen – Ada Sesuatu yang Telah Dicuri dari Tubuhku, Entah yang Mana

Apacapa Sejarah Situbondo

Diskusi Penyelamatan Cagar Budaya: Sebuah Ikhtiar Membuka Mata Pemerintah Situbondo

dinda ayu lestari Mored Moret

Cerpen Mored: Prahara Ojung

Puisi Rion Albukhari

Puisi: Sonet Api

Apacapa Rusdi Mathari

Tarawih: Pakai Sarung tanpa Celana Dalam

Aris Setiyanto Puisi

Puisi: Pendaki

Apacapa Esai Rahman Kamal

Laut Memanggil, Dik. Sudahkah Kau Menjawabnya?

Apacapa Syarafina Khanza Digananda

Begini Serunya Training of Trainer (ToT) Menulis Cerpen

Buku Dani Alifian Ulas

Ulas Buku: Dahulu Mereka dan Puisi

Dani Alifian Esai

Refleksi Harjakasi: Prostitusi Mesti Lenyap dari Kota Santri

M Firdaus Rahmatullah Puisi

Puisi-Puisi M Firdaus Rahmatullah

Ahmad Maghroby Rahman Apacapa takanta

Selamat Molang Are Takanta.id

Apacapa fulitik

Kenapa Kaos Orens Tidak Dibagikan Gratis? Malah Dijual. Ini alasannya.

Apacapa Madura Syaif Zhibond

Randhâ Ngalesser

Buku Dani Alifian Resensi Ulas

Resensi: Mengarungi Latar Sosio-Kultural Masyarakat Minang

Apacapa

Jika Tidak Mampu Menjadi Pandai, Setidaknya Jangan Pandir

Apacapa Irwant

Pernak-Pernik Lebaran

Ahmad Zaidi Cerpen

Cerpen: Peristiwa Menjelang Pemilu Karya Ahmad Zaidi

Uncategorized

Tips Terbaik dalam Memilih Kendaraan Niaga