Puisi: Sajak Si Manusia Mesin

pixabay

 1. Manusia Mesin yang
tak Kenal Lelah

 

Manusia mesin
bergerak..

Tanpa
mengenal lelah dia berteriak..

Aku manusia
mesin yang hebat!

Semua pekerjaan ku babat..

 

Namun
Kemudian dia meringik..

Oh kapan
semua pekerjaan ini berakhir..

Apa kah semua
ini tiada ujung.

Seakan
membuat tubuh mesin ku menjadi buntung..

 

Meski tak
Lelah ku hanya ingin beristirahat..

Menikmati
hasil kerja kerasnya yang hebat..

 

 

 

 

2.
Manusia vs Robot

 

Robot-Robot
berderu menyala..

Bersiap untuk
membakar nyawa..

Jiwa Manusia
seakan tiada artinya..

Manusia  hanya bisa termenung melihat nasibnya..

 

Robot itu
mengambil tahta manusia

Melawan
hanyalah tindakan sia-sia..

 

Seakan arah
takdir menunjukkan

Manusia akan
tergantikan..

Robot-robot
merayakan kejayaan

Manusia hanya
bisa mengangkat tangan.

 

 

 

 

3.
Mesin Usang

 

Tengok mesin
itu telah berumur..

Sebagian
onderdilnya telah  hancur..

Ia telah
mencapai batasnya..

Waktu lah
yang membuat nya tak berdaya..

 

karat
menggrogoti tubuhnya..

Waktu telah
berkata, saatnya mesin itu beristirahat.

Mesin usang
itu telah berjuang keras

Meski
perjuangan tak berbekas.

 

Saatnya mesin
itu tergantikan..

Saatnya Mesin
baru mengambil alih..

Mesin usang
Layaknya Manusia tua..

 

 

 

 

4.
Mesin Genial

 

Mesin genial
telah terbit

Tak ada yang
bisa menandingi

Mesin itu
mencapai harapan setinggi langit

Tak pernah
mengecewakan petinggi

 

Menjadi
harapan manusia..

Terus
menempuh asa

Menjadi yang
luar biasa

mesin usang
iri kepadanya

 

Mesin genial
berkata  tidak perlu berdebat

akulah yang terhebat!

Mesin genial
terlihat seperti manusia gen z.

 

 

 

 

5.
Manusia Modifikasi

 

Manusia
tercipta dari kasih sayang

Manusia tak
pernah merasa puas

Membuat
harapan terus melayang

Manusia
modifikasi tubuhnya seperti mesin

 

Tiap hari
mencari suku cadang

Tak peduli
apapun yang menerjang

Ia terus
berusaha dan berjuang

Manuisa
modifikasi, manusia dengan motivasi.

 

Hingga ia tak
pernah terpuasi

Dengan apa
yang ia dapat

Tanpa sadar
ia jauh dari kata hebat..

 

 

 

BIODATA
PENULIS

Ahmad Jais lahir di Jakarta
Timur. Mahasiswa Prodi Sastra Inggris, Fakultas Humaniora, UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang. Yang akrab dipanggil dengan sebutan Jais. Saat ini sedang
menekuni profesi Jurnalistik dalam jurusannya. 

Penulis


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Apacapa Regita Dwi Purnama Anggrain

Penegakan Hak Asasi Manusia Untuk Seluruh Lapisan Masyarakat Indonesia

Apacapa Esai Tjahjono Widarmanto

Menghikmati Sejarah

Baiq Cynthia Penerbit

Buku: Memerah

Ahmad Radhitya Alam Cerpen

Ritual Kopi dan Mua’llaqat dan Microsoft Word dan Kiai Agus dan Menyendiri

Buku Dewi Faizatul Isma Resensi Ulas

Resensi: Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam Secara Islami

alif diska Mored Moret

Puisi Mored: Sepotong Puisi untuk Bunda dan Puisi Lainnya

Apacapa

Maukah Kau Menemaniku di Kampung Langai, Dik?

Apacapa Madura Syaif Zhibond

Lancèng Takaè’

Muhammad Lutfi 2 Puisi Puisi Anak

Puisi Anak Karya Muhammad Lutfi

Puisi Wilda Zakiyah

Puisi: Harjakasi Karya Wilda Zakiyah

Apacapa Moh. Imron

Penggiat Sastra Pesantren di Situbondo (Bagian 1)

Apacapa redaksi

Kampung Langai, Dik: Apa Kamu Gak Mau Nonton?

Apacapa Moh. Imron

Mara Marda: Keajaiban Datang Kemudian

Buku Indra Nasution Ulas

Kisah Cinta Soekarno

Uncategorized

Peran Mahasiswa Sebagai Guardian of Value

Cerpen Moh. Jamalul Muttaqin

Cerpen: Tentang Pelangi

Apacapa

Agus Rajana: Selamat Jalan Pendekar Musik Madura

Apacapa fulitik

Talkshow Internasional: Mas Rio Undang Dubes RI, Buka Peluang Anak Muda Situbondo Kuliah di Luar Negeri

dinda ayu lestari Mored Moret

Cerpen Mored: Prahara Ojung

Buku Resensi Thomas Utomo Ulas

Ulas Buku: Menguak Lapis-Lapis Kebohongan