Tantangan Kaum Buruh di Era Moderenisasi

Gerakan
kaum buruh yang diperingati pada tanggal 1 Mei sendiri ditetapkan sebagai Hari
Buru Internasional oleh Federation Of Organized Trades And Labor Unions dalam
kongres tahun 1886. Hal ini dilakukan untuk memberikan penghormatan terhadap
perjuangan kaum buruh di Amerika Serikat yang menuntut pembatasan jam kerja
menjadi 8 jam kerja sehari,  dari
peristiwa tesebut kemudian seluruh buruh di dunia memperingati hari buruh,
termasuk kaum buruh di Indonesia yang biasanya mengadakan berbagai kegiatan
mulai dari rally unjuk rasa dan
aksi-aksi lainya di pusa- pusat kota.

Dengan
keadan dunia yang terus mengalami perkembangan ke arah yang lebih maju, hal ini
ditandai dengan adanya era moderen saat ini yang terjadi hampir diseluruh dunia
tak terkecuali di
Indonesia.
Berbagai kebijakan dan program politik diciptakan untuk memenuhi kebutuhan, di
era moderen berbagai jenis pekerjaan dan profesi banyak yang sudah tergantikan
oleh robot atau komputer, hal semacam ini bahkan bukan hanya terjadi pada
sektor pekerjaan kaum buruh tetapi sudah mulai merambah kepada sektor pekerjaan
yang sudah mempunyai skill dan
pengetahuan tinggi.
Riset
Mckinsey global institute memperediksi bahwa sebanyak 800 juta pekerjaan akan
hilang digantikan oleh automasi pada tahun 2030. Kemudian sebanyak 30%
dari waktu kerja global
akan dapat digantikan dengan mesin otomatis pada tahun 2030 tergantung seberapa
cepat sistem automasi dijalankan. Mckinsey juga memperediksi sebanyak 375 juta
pekerja diseluruh dunia akan membutuhkan transisi kepekerjaan baru yang terkait
dengan skill baru, jika transisi ini
berlangsung lambat atau tidak mampuh 
direspon secara cepat oleh kaum pekerja yang kebanyakan buruh maka angka
pengangguran akan meningkat dan pertumbuhan upah akan menurun.
Stiglitz
(2000) seorang peraih nobel ekonomi mengatakan bahwa tantangan bagi kaum buruh
akan semakin meningkat di era moderenisasi karena ketidak seimbangan kekuatan (power imblance) antara buruh dan
pemodal. Moderenisasi membawa perubahan besar dalam corak dan mode produksi
yang berkerak cepat melebihi kemampuan kaum buruh dalam merepon perubahan.
Menurut
Anthony giddens (Ritzer 2014:506) mengatakn bahwa moderenisasi diibaratkan
panser raksasa yang melaju dengan sangat cepat dan tak mampu dikendalikan. Moderenisasi
sebuah perkembangan
zaman
dengan perubahan
yang
sangat cepat sehingga para kaum buru tidak mampuh untuk mengimbangi perubahan
tersebut.
Akibatnya
kaum buruh seringkali tersingkirkan dalam persaingan dunia  kerja. Seperti perjanjian dagang, peratuaran
perundang-undangan, kebijakan produksi, diverifikasi industri dan lain
sebagainya, sehingga selain upah murah kaum buruh di
Indonesia khususnya
mengahdapi persoalan baru seperti menurunya industri padat karya, perubahan hubungan
antara buruh-majikan yang kemungkinan diikuti oleh efesiensi pemenuhan hak-hak
sosial buruh, ketidak pastian dunia kerja, 
serta hubungan industrial yang semakin ditentukan oleh industri pasar.
Selain
kehilangan pekerjaan, karena banyak lapangan kerja yang justru tergantikan oleh
sistem komputer dan robot. Dampak yang lain terhadap kaum buruh adalah
stagnanya angka kenaikan upah karena pasar tenaga kerja semakin bersaing
sehingga pengusaha dapat menekan upah, terlebih jika perekonomian Indonesia
dibiarkan liberal dan tidak ada perlindungan yang tegas terhadap kaum buruh
tantangan kaum buruh di Indonesia pada era moderen akan semakin kompleks.
Moderenisasi
menciptakan kebijakan kerja seperti adanya persaingan yang ketat antar negara
terutama dalam bidang industri dan jasa. Perdagangan bebas yang terbuka sangat
lebar menambah tantangan yang tidak kalah krusialnya bagi kaum buruh Indonesia
khususnya, permintaan pasar yang semakin besar dan persaingan kerja antar
perusahaan yang semakin ketat tentunya berpengaruh pada sektor ketenaga-kerjaan.
Hal-hal
di atas tidak lain adalah karena disebabkan masuknya moderenisasi yang merubah
berbagi kebijakan terutama bagi kaum buruh
Indonesia yang
semakin terdeskriditkan. Pada titik ini kita paham bahwa gerakan serikat buruh
mempunyai tantangan yang besar dalam mengahdapi era moderenisasi, maka harus
ada langkah-langkah kongkrit yang harus di lakukan oleh pemerintah dan kaum
buruh Indonesia dalam menghadapi hal ini.
Tantangan
kaum buruh di
Indonesia
masih menjadi pee
r besar
yang harus mampuh diselesaikan. Moderenisasi perlu dihadapi dengan persiapan
yang matang oleh seluruh pemangku kepentingan terutama kaum  buruh, jangan sampai kaum buruh tertinggal
dan tak mampu menyesuaikan diri dalam era modern saat ini, sementara para
pengusaha atau pelaku industri dengan mudah menyesuaikan diri dengan sistem
yang berubah secara cepat. Gerakan yang esuai dengan kondisi dan sistem kerja
yang akan lebih fleksibel juga harus dipikirkan secara matang.
Adanya
kebijakan yang melindungi hak-hak buruh salah satu solusi yang bisa dilakukan
dalam menghadapi era moderen. Sehingga mutu dan kenyamanan bagi kaum  buruh dalam merespon moderenisasi dalam dunia
kerja mampu dilakukan dengan baik, selain itu harus adanya kemampuan yang terus
dibangun oleh para kaum buruh Indonesia dalam merespon setiap perubahan yang
terjadi, kemampuan menyesuaikan diri dalam perubahan merupakan hal yang sangat
penting yang harus bisa dilakukan oleh para kaum buruh indonesia. [
]
BIODATA PENULIS
Iip Supriatna, Mahasiswa Pendidikan Sosiologi UNTIRTA.
Email: iipsupriatnaz4@gmail.com bisa dihubungi melalui 087774213579

Penulis


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Apacapa

Sudahkah Anda Konsisten?

Ahmad Maghroby Rahman Apacapa takanta

Selamat Molang Are Takanta.id

Moh. Gufron Cholid Puisi Sastra Minggu

Kitab Cinta dan Puisi Lainnya

Faris Al Faisal Puisi

Tanah Garam dan Puisi Lainnya Karya Faris Al Faisal

Agus Hiplunudin Buku Ulas

Filsafat Eksistensialisme Karya Agus Hiplunudin

Guru Mored Moret Puisi Ririn Anggarini

Rindu dan Puisi Lainnya

Azinuddin Ikram Hakim Cerpen

Cerpen: Pada Suatu Dermaga

Apacapa Nanik Puji Astutik

Menikah Tanpa Sepeser Uang

M Firdaus Rahmatullah Puisi

Hutan Baluran dan Puisi Lainnya

Cerpen Ferry Fansuri

Cerpen : Tuhan yang Kasat Mata Itu Beserta Agama Barunya

Apacapa Supriyadi

Lagu Religi, Musim, dan Kelindannya

Agus Hiplunudin Cerpen

Cerpen : Sepotong Kue Kekuasaan

Apacapa Kyaè Nabuy Madura Totor Wisata Situbondo

Apalessèran ka Pèngghir Sèrèng Blekko’

M Firdaus Rahmatullah Puisi

Puisi-Puisi M Firdaus Rahmatullah

Apacapa Esai Yudik Wergiyanto

Gemalaguna: Laut Tak Pernah Salah

Cerpen Eko Setyawan

Cerpen – Ada Sesuatu yang Telah Dicuri dari Tubuhku, Entah yang Mana

Agus Hiplunudin Apacapa Feminis

Instagram, Lesbian dan Kebebasan Seksualitas

Apacapa Literasi Syaif Zhibond

Bahagia Literasi : Teruslah Mencari

Atika Rohmawati Buku Resensi Ulas

Ulas Buku: Perjalanan Menuju Pulang

Cerpen Surya Gemilang

Cerpen: Dinding-Dinding Rumah Seorang Pembunuh