Gagal Melamar Gadis dan BPN Situbondo



Seharusnya tulisan ini tayang pada hari
kemarin, tanggal 12 Desember 2017 saat BPN Situbondo telah menyatakan perihal
calon pelamar kerja di kantor tersebut telah memenuhi kuota yaitu sebanyak 100.
Tapi saya rasa tulisan ini akan tetap relevan dibaca pada tahun-tahun
berikutnya jika kejadian semacam ini tetap terulang kembali, baik pada instansi
tersebut maupun yang lain.
Oleh: Irwant

Sebelumnya perkenalkan, saya Irwant
sebagai pria yang bercita-cita mempersunting gadis yang tak lain adalah
keponakan seorang bapak RW di lingkungan rumah kedua orang tua saya tinggal.
Tidak perlu saya tuliskan juga tentang keponakan bapak RW di lingkungan rumah,
sebab ini akan menambah daftar pesaing, ditambah lagi berbagai pesyaratan tak
tertulis yang harus dipenuhi untuk mempersunting gadis keponakan pak RW.
Persyaratan-persyaratan itu seperti terpatri dengan sendirinya pada setiap pria
yang hendak ingin mempersunting seorang gadis. Umumnya persyaratan itu yang
paling utama untuk kalangan di tempat kota saya tinggal ini adalah: Pekerjaannya
apa?
Kantoran enggak? Pegawai negeri enggak? Gajinya kira-kira cukup buat
bayar KPR?
Seketika, cetak palengen mendengar pertanyaan macam itu. Yah, karena
pertanyaan-pertanyaan semacam inilah yang membuat saya harus meninggalkan
idealisme saya demi bisa mempersunting gadis pujaan.
Dengan adanya sebuah surat edaran
melalui mulut ke mulut, foto ke chatting, teks ke chatting dan entah berapa
banyak sudah orang yang telah membagikan sebuah edaran pengumuman lowongan
pekerjaan di kantor BPN Situbondo sebagai pegawai tidak tetap. Saya pun merasa
bahwa ini merupakan angin segar, dan jika saja saya diterima menjadi pegawai
BPN Situbondo berlabel negeri, hal ini akan menjadi nilai tambah tersendiri
sebagai calon mantu idaman selain persyaratan sabar dan penyayang yang tidak
dipertanyakan sama sekali di awal.
Namun harapan yang saya punya harus
lebih lama lagi disimpan baik-baik. Setelah sebuah pemberitahuan yang tertempel
pada pintu BPN situbondo yang berisi pernyataan bahwa kuota pelamar telah
terpenuhi yaitu 100 peserta.


Tidak sedikit wajah-wajah yang awalnya penuh
optimis berubah kecewa menelan pahitnya harapan karena gagalnya memahami sebuah
kalimat yang terdapat pada sebuah surat pengumuman lowongan kerja di kantor BPN
Situbondo. Lah, mengapa gagal paham, kok bisa? Sebelum saya jelaskan, saya
sedikit cerita terlebih dahulu kekecewaan yang muncul kemudian menjadi viralnya
status-status yang mengundang decak kagum spekulasi-spekulasi liar dan cukup
berani yang muncul di sebuah grup facebook yakni Info Warga Situbondo (IWS).
Mulai dari tanggapan komentar dari “dulu sudah Situbondo begini”, ada juga yang
“bagaimana sih, kan lebih baik tidak usah mengumumkan adanya lowongan kerja”,
dan juga ada berbagai macam tanggapan komentar yang dibubuhi candaan namun
masih berisi kritikan. Mungkin hal inilah yang membuat gagalnya pemahaman kita
terhadap pada sebuah kalimat-kalimat bercetak tebal dalam persyaratan sebuah
surat pengumuman lowongan kerja yang dibuka oleh BPN Situbondo. Tulisan “Batas
peserta disesuaikan anggaran dan dibatasi sampai dengan 100 pendaftar pertama”,
sebuah kalimat yang tidak menjadi sorotan utama pembuat status viral di grup
IWS. Mengapa demikian? Ada 3 alasannya; Pertama tulisan yang menyatakan 100
pendaftar pertama ini berada pada point yang dianggap pembaca tidak begitu
penting. Tapi semuanya penting. Kedua pada point lain-lain yang terdapat pada
surat lowongan kerja adalah batas tanggal pengumpulan berkas surat lamaran. dan
ketiga adalah fokus pembaca surat lamaran ini adalah pada point kapan terakhir
pengumpulan berkas. Kemudian disusul membaca persyaratan lainnya seperti
perlengkapan berkas lamaran. Karena hanya lebih menyoroti point kapan berkas
pengumpulan berkas lamaran ini sehingga melupakan poin lainnya hingga status
viral mencapai ratusan like dan tanggapan komentar atau mungkin mencapai ribuan
like. Jika mau lebih memahami kembali lebih dalam bahwa tulisan bercetak tebal
dalam surat pengumuman lowongan kerja BPN Situbondo “Batas peserta disesuaikan
anggaran dan dibatasi sampai dengan 100 pendaftar pertama” maka dijamin menit
pertama akan sulit mencerna kalimatnya jika pikiran kita fokus pada poin batas
tanggal pengumpulan. Namun yang dieksekusi adalah pernyataan 100 pendaftar
pertama yang tidak sedikit orang menjadikan hal ini sebagai poin tidak begitu
penting untuk disoroti dan dipahami. Sama halnya dengan rumus matematika
seperti 2
2×4 10 jika saja kita tidak pernah belajar aturan mengerjakan model
soal matematika seperti ini maka jawabannya tentu bukan 10. Dengan demikian
kita harus selalu berusaha memahami terlebih dahulu sebelumnya karena hal
semacam sakit hati bisa saja menjadi-jadi. Namun alangkah baiknya pihak BPN
Situbondo itu tidak memisahkan poin penting seperti 100 pendaftar pertama
dengan batas tanggal pengumpulan berkas lamaran, dan keputusan panitia tidak
dapat diganggu gugat menjadi satu-kesatuan dalam satu poin penting.

Saya bersyukur dan
harus berterimakasih juga pada BPN Situbondo dengan adanya hal semacam ini,
karena saya banyak belajar tentang cara memahami. Setidaknya ini nilai tambah
bagi saya pribadi sebagai calon mantu yang sabar, penyayang dan pandai memahami
walau masih belum menjadi pegawai kantoran.

Penulis


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Adithia Syahbana Puisi

Lugina dan Sajak-Sajak Lainnya Karya Adithia Syahbana

Apacapa fulitik kenalmasrio

Tebarkan Politik Baik, Mas Rio Traktir Ratusan Emak-Emak Makan Bakso

Fani Haryadi Puisi

Puisi : Pesona Keheningan Karya Fani Haryadi

Alvina Fatimatuzzahroh Apacapa

Membaca Tantangan Pesantren Menghadapi Era Teknologi

Apacapa Esai N. Fata

Ironi Pertanyaan Mahasiswa

Pantun Papparekan Madura Sastra Situbondo

Pantun Madura Situbondo (Edisi 1)

Agus Hiplunudin Apacapa

Hak Politik Para Koruptor pada Pemilu 2019

Apacapa Esai Syaif Zhibond

Serrona Rèng Situbende è Bulân Rèaje

Ahmad Zaidi Buku Telembuk Ulas

Membaca Telembuk; Membaca Cinta yang Keparat

Abay Viecanzello Puisi

Puisi: Muasal Luka 3 dan Puisi Lainnya

Apacapa Fendi Febri Purnama Madura

Kèta’ Kèdhung

M Firdaus Rahmatullah Puisi

Hutan Baluran dan Puisi Lainnya

Apacapa Sejarah Situbondo

Diskusi Penyelamatan Cagar Budaya: Sebuah Ikhtiar Membuka Mata Pemerintah Situbondo

Puisi Sinta Nuria

Puisi: Mailaikat Berbisik

Puisi

Tragedi Perokok dan Puisi Lainnya

analis Iis Dahlia

Analisis Puisi Nikmati Hidup

Uncategorized

Ini Dia Perbedaan Mas Rio dan Teh Rio

Mustain Romli Puisi

Puisi-puisi Mustain Romli: Pesona Kota dan Sepasang Mata

Estu Ismoyo Aji Puisi

Memburu Angin Surga dan Puisi Lainnya Karya Estu Ismoyo Aji

Muhammad Lutfi Puisi

Di Bangku Daun dan Puisi Lainnya Karya Muhammad Lutfi