Diorama Pasar Mimbaan

Menjelang tahun ajaran baru, bapak mengajak saya belanja tas dan sepatu di Pasar Mimbaan. Itu pertama kali saya ke Pasar Mimbaan, bersepeda pedal dengan jarak sekitar 9 km dari rumah, menjelang tahun 2000-an.

Katanya, bapak sering berlangganan toko milik Pak Sumarsono, sahabatnya. Begitu juga tahun-tahun berikutnya. Apakah ketika beli di Sumarsono bapak akan dapat potongan harga atau ada diskon? Saya tidak tahu, tidak pernah tanya.

Ketika hampir lulus SD, saya dan Mulyadi pernah ke Pasar Mimbaan untuk bermain video game di tengah Pasar Mimbaan. Di gedung samping barat tertulis “Gelanggang Ketangkasan” dan gambar kura-kura ninja.

Dengan menggunakan uang koin perak Rp 100 sudah bisa main dengan tiga kali percobaan sampai game over. Saya sering bermain Street Fighter dan Air Force, game yang mudah dimainkan. Di tempat itu juga ada game populer, PlayStation pertama.

Di pertengahan 2005, saya masuk SMA 1 Panji. Beberapa siswa termasuk dari MAN 2, SMA Ibrahimy sering memarkir sepedanya di Pasar Mimbaan, kemudian berjalan kaki ke sekolah masing-masing. Saya hanya mengikuti teman-teman kenapa memilih parkir di sana.

Uang karcis seharga Rp 250, untuk pelajar seharga Rp100. Uang saku saya kala itu Rp3.000. Sejak sering parkir di Pasar Mimbaan, saya mulai akrab dengan apa saja yang ada di sana. Pasar yang sangat lengkap. Di sekitaran Pasar Mimbaan ada banyak toko terkenal seperti Duta, Jakarta, Kartini Anak-anak, Remaja dan Perempuan, Samudera, Jaya Abadi, Safari, Susana, Apollo, Toko Mas Asli, dan banyak lainnya, selalu ramai. Apalagi menjelang Lebaran.

Bertahanlah Pasar Mimbaan!

Penulis

  • Moh. Imron, lahir dan tinggal di Situbondo


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mored Moret Puisi RM. Maulana Khoeru

Puisi: Proposal Rindu Karya RM. Maulana Khoerun

Hardiana Mored Moret Puisi

Puisi Mored: Ayah, Cinta, dan Nasihat

Cerpen Ruly R

Cerpen – Bashe

Apacapa Moh. Imron

Ahmad Muzadi: Selamat Jalan Kawan, Karyamu Abadi

Apacapa Fendi Febri Purnama

Kolong Situbondo: Ada yang Beda pada Diksi Bahasa Madura di Situbondo #1

Apacapa Kampung Langai Mei Artanto

Festival Kampung Langai: Mengabdi pada Masyarakat atau Artistik

Buku M Ivan Aulia Rokhman Ulas

Mengembangkan Didik Anak di Era Milenial

Hamidah Mored

Cerpen Mored: Impian Putra Taman Dadar

Apacapa Sainur Rasyid

Gusdur dan Buku

Buku Indra Nasution Ulas

Ulas Buku – Jurnalisme dan Politik di Indonesia, Biografi Mochtar Lubis

Cerpen

Cerpen: Juru Rawat Kenangan

Buku M Ivan Aulia Rokhman Ulas

Ulas Buku – Menceritakan tentang Hubungan Manusia dengan Jasad di Kubur

Apacapa Kuliner Situbondo

Lontong Ceker: Cocok untuk Sarapan dan Makan Siang

Mored Moret Taradita Yandira Laksmi

Cerpen Mored: Benang Merah Pengekang

Uncategorized

Ini Dia Perbedaan Mas Rio dan Teh Rio

Film/Series Review Film Setiya Eka Puspitasari Ulas

Review Film: Jaka Sembung dan Si Buta

Achmad Muzakki Hasan Buku Kiri Soe Hok Gie Ulas

Tentang Orang-Orang di Persimpangan Kiri Jalan

Alex Cerpen

Surat tentang Salju Abadi

Puisi Riski Bintang Venus

Puisi – Penantian yang tak Berujung

Puisi Syafri Arifuddin

Puisi – Ubi Amor Ibi Dolor