Puisi-puisi Saiful Bahri: Tubuh Ramadan

 

 Tubuh Ramadan

 

kita hanya
menumpaskan segala takwa

pada rumput-rumput
yang tak pernah usai

menerjemahkan
tumpukan sepi di ladang hati

 

sejak kau menjumpai
jarak yang beranjak

ia hanya menjadikan
langkahmu sebagai tempuh

seperti hari kemarin
yang kau tumis di hari ini

 

perjumpaan doa dan
tangan semoga mulai ada

selawat tasbih di
bulan Ramadan menjadi saksi

bagi sujud salam dan
rukuk semesta; semesta kata

 

kau tak harus
bingung memulai percikan janji

ketika segalanya
yang Tuhan berikan pada nyawa

nun jauh melingkar
di leher segala amin doanya

 

ramadan, tunggu aku
mencubit lantunan ayat suci

umpama langit
mendung yang hujan akan rintiknya

umpama bibir khusuk
bertakbir memuja asma-Nya.

 

Sumenep, 16 Maret
2022

 

 

 

Ramadan
Karim

 

seutas sabit mencari
diksi puisi

setelah sekian lama
terabaikan

oleh sekumpulan
sabda cuaca

 

kau melihat tarian
buih permadani

asap melayang di
ubun magrib

bak ilusi yang
tercabik suara doa

 

kita hanya
bersembunyi dan berlari

mencari ketabahan
langit bersuara

di hadapan mata
batin yang menganga

 

ia tak kan pernah
tahu siapa yang luka

sesekali kau
meranyunya lewat cuaca

sering kali
mencubitnya lewat canda

 

sajak ramadan azan
berkabar tentang asa

bertakbir atau
mengiris daging kurma

pada tanya siapa
yang bangga akan takwa.

 

Sumenep, 5 Ramadan
1444 H

 

 

 

Percakapan
Hujan

 

suatu siang yang
memancar ke wajah ramadan

kau tak menyangka
apakah tubuh ini basah

sesaat canda
menuntaskan segala rintik takwa

 

gerimis telah
membagi manuskrip kesetiaan

diksi tabah telah
menguji hunian jumpa padi

pada laman yang
disertai geliat suara dari jauh

 

“aku akan
merencanakan segala rintik pada

tumpukan padi-padi
yang kau jemur di hari ini

sebagai sejarah dan
jejak tempuh segaris jauh”

 

ia hanya mengira
hujan tak sampai ke dasar waktu

ia hanya membaca
percakapan mata hujan ramadan

tapi, sejarah tak
pernah ingkar akan detik-detik rintik

 

tubuh tangan
beranjak mengangkat kaki para petani

sapu di tangan
merias segala arah yang mulai resah,

padahal kita
tercipta untuk menerima kehendak-Nya.

 

Sumenep, 30 Maret
2023

 

 

 

Sajak
Ramadan

 

perjumpaan kita dan
waktu menjadi saksi

tentang siapa yang
tabah akan kabar-kabar doa

melalui perjumpaan
imsak dan azan magrib

 

subuh yang telah
tiba di beranda kamar nenek

azan dan tadarus
fajar mencerminkan kita tabah

dari mana saja kita
haus akan terpaan canda tawa

 

selayang pandang
tentang siang yang tak pernah

tahu apakah hujan
akan tiba merayu daun-daun jati

sebab yang terjadi
menjadikan dahaga di mata daun

 

tubuh ramadan
bersajak ria di kamar waktu

membiarkan peristiwa
teduh menyapa puisi jumpa

dan menyusun segala
jarak yang diam-diam beranjak

 

angin magrib
memberikan sepotong diksi tentang hati

pada biji kurma yang
tak pernah melakukan dosa

segala haus
perjumpaan teduh diaminkan tangan doa

 

Sumenep, 31 Maret
2023.

 

 

 

Tadarus
Waktu

 

ramadan, tubuh waktu
masih bersila di musala

ia dan jua kau, akan
tahu apakah dunia ini masa?

 

lima belas kisah
menuntaskan oktaf melodi

mendengungkan tajwid
sejarah penuh tabah

 

tadarus waktu yang
kau baca, suara, adalah

wakaf yang berjumpa
dengan asma Tuhan

 

biarkan, biarkan aku
bersenandung di dadanya

seirama dengan angin
menumis daun kenanga

 

kau, adalah
peristiwa cahaya yang menganga

mencari lilitan
sinar dari arah ketabahan cuaca.

 

Sumenep, 31 Maret
2023.

 

 

 

Tentang
Penulis

Saiful
Bahri
, kelahiran Sumenep, O5 Februari 1995. Ia mengabdi di
Madrasah Al-Huda Pangabasen Gapura. Selain menulis, ia juga seorang aktivis di
Komunitas Literasi Semenjak, Dhemar Korong, Fok@da, Purnama, Ansor, Pengasuh
grup Literasi Indonesia, dan pendidik setia di komunitas (Literasi Senin Pagi
Madrasah Al-Huda). Disela-sela kesibukannya ia belajar menulis Puisi, Cerpen,
Cernak, Esai, Resensi, Artikel, Opini, dll.

Beberapa tulisannya pernah dimuat
di koran lokal maupun koran Nasional, seperti: Jawa Pos (pro-kontra), Republika
(Puisi 2018), Riau Pos (2017), Bangka Pos (2017), Palembang Ekspres (2017),
Radar Madura (2017-2018), Radar Surabaya (2017), Radar Banyuwangi (2017), Radar
Bojonegoro (2017), Kedaulatan Rakyat Jogjakarta (2017), Solo Pos (2017-2018),
Malang Voice (2017), Majalah Simalaba (2017), Analisa Medan (2018), Radar
Cirebon (2018), Kabar Madura (2018), Jurnal Asia-Medan (2018), Banjarmasin Pos
(2018), Budaya Fajar-Makassar (2018-2019), Radar Pagi (2018), Dinamikanews
(2018), Denpost Bali (2018), Website Redaksi Apajake (2018-2019), Catatan
Pringadi (2019), Jejak Publisher (2019), Ideide.id (2019), Iqra.id (2019),
Magrib.id (2020), Gokenje.id (2020), Majalah Pewara Dinamika Jogja (2019),
Koran Cakra Bangsa (2019)  Media Semesta
Seni (2020), Website maarifnujateng.or.id (Agustus 2020-2021), Becik.id (2020),
MJS Colombo Jogja (2020), Duniasantri.com (2021), Banaran Media (2020),
Ruagsekolah.net (2020), Duniasantri.co (2022-2023), Jurnaba.co (2020),
pcnusumenep.or.id (2020), ayikasyik.id (2022), Lombok Post (2022),
moderpesawat.id (2022).

Puisinya juga masuk dalam
antologi CTA Creation (2017). Antologi Senyuman Lembah Ijen-Banyuwangi (2018).
Antologi kumpulan karya anak bangsa: Sepasang Camar-Majalah Simalaba (2018).
Antologi puisi Perempuan (2018). Juara satu lomba cipta puisi bertema Hari Raya
di media FAM Indonesia (2018). Antologi HPI Riau: Kunanti di Kampar Kiri
(2018). Antologi Puisi Masa Lalu (2018). Antologi Puisi Festival Sastra
Internasional Gunung Bintan Jejak Hang Tuah (Jazirah I 2018). Antologi Puisi
Internasional FSIGB (Jazirah II 2019). Antologi Banjar Baru Rainy Day’s
(2018-2019). Antologi Puisi untuk Lombok-Redaksi Apajake (2018). Antologi Puisi
Puisi Tasbih Cinta (FAM 2019). Antologi Puisi Menimang Putri Dewa (Tidar Media,
2019). Antologi Puisi Sejarah Lahirmu (2019). Antologi Puisi Arti Kehidupan FAM
Indonesia (2019). Antologi Puisi Kelapa Sawit Apajake (2019). Antologi Sebuku
Net Nissa Sabyan (2019). Sepuluh Puisi Terbaik Media Linea (2019). Antologi
Puisi Sepanjang Zaman (2022). Pernah Juara II Cipta Puisi Nasional di Penerbit
Mandiri Jaya Tulungagung (2019). Masuk juara nominasi YouTube Yuditeha (2023).
Penulis Buku Puisi Terbit Gratis yang diadakan penerbit Tidar Media: Senandung
Asmara dalam Jiwa (2018).

 

 

ILUSTRATOR

@Anwarfi, lahir dan
tinggal di Situbondo. Alumni DKV Universitas Malang tahun 2017, freelance
designer, owner
@diniharistudio Situbondo.

Penulis


Comments

Satu tanggapan untuk “Puisi-puisi Saiful Bahri: Tubuh Ramadan”

  1. Terama kasih admin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Cerpen Sukartono

Cerpen Gelisah

Cerpen Uwan Urwan

Cerpen Seratus Perak

Apacapa Nanik Puji Astutik

Lelaki yang Kukenal itu tidak Punya Nama

Ahmad Zaidi Apacapa Esai

Selamat Hari (Tidak) Jadi Kabupaten Situbondo

Ahmad Zaidi Alexong Haryo Pamungkas

Alek Melle Buku: Jangan Salahkan Masyarakat Soal Minat Baca Rendah

Aji Sucipto Puisi

Puisi : Enigma dan Puisi Lainnya Karya Aji Sucipto

Buku Syukron MS Ulas

Resensi: Novel Warisan

Apacapa Fendy Sa’is Nayogi

Pertanian 4.0: Mari Bertanam di Internet!

Dhafir Abdullah Puisi Syi’ir Totor

Syi’iran Madura: Caretana Ajjhi Saleh

Hamidah Mored Moret

Cerpen Mored: Hutan Lindung

Apacapa Marlutfi Yoandinas

Literasi Bergerak di Taman Siwalan

Buku Imam Sofyan Ulas

Review Buku Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer

abdul wahab Apacapa fulitik

Tentang Anggota DPRD dan Aspirasi Rakyat

Moh. Rofqil Bazikh Puisi

Kasidah Petani dan Puisi Lainnya Karya Moh. Rofqil Bazikh

Puisi Syukur Budiharjo

Puisi: Sajak Kenangan Kota Tua

Apacapa

Yang Tidak Dilihat Firdaus soal Honorer Situbondo

Buku M Ivan Aulia Rokhman Ulas

Review Buku Orang-Orang Bloomington

Apacapa Mored Vania Callista Artanti

Curhat: Pak Menteri, Kami Jenuh!

Buku Indra Nasution Ulas

Kritik Terhadap Demokrasi

Cerpen Robbyan Abel R

Cerpen : Kemari, Akan Kubacakan Puisi Karya Robbyan Abel R