Puisi: Malam Kota Stabat

 

freepik

Selamat Malam,
Kesayangan

 

Malam minggu di
tengah candu yang kelabu

Kau dan aku
menikmati gelap malam

Di atas
bintang-bintang gemerlapan

Kau berada di rumah,
aku juga

 

Kala itu aku
mengirimimu pesan dari whatsapp

Pesan itu berisi
ucapan selamat malam

Dengan embel-embel
bahasa kemesraan

Sedikit bumbu
romantis

 

Langkat, 2021

 

 

 

 

Malam Kota Stabat

 

Di malam yang dingin
waktu itu

Aku duduk menyapa
kota Stabat yang penuh kenangan

Tempat dimana aku
menyalurkan segala kegelisahan

Segala kenang ada
disana

 

Pada kota Stabat aku
mengucapkan selamat malam

Pada kekasih ku
ucapkan selamat tidur, karna tidur baik buat kesehatan

Pada mantan ku
ucapkan selamat berpisah, semoga aku dan kamu bisa terbebas dari perasaan ingin
saling memiliki

 

Langkat, 2021

 

 

 

 

Masa Lalu, Tak
Pernah Padam

 

Di kamar ini ingin
ku tulis pesan pada mantan

Walaupun cuma ‘apa
kabar’

Yang penting sempat
terucap

Demi memuaskan rindu
yang terpendam

 

Langkat, 2021

 

 

 

 

Hujan Deras

 

Kekasih, masih
ingatkah kamu pada hujan yang membuat kita basah?

Hujan itu deras dan
dingin

Mencurah pada tubuh,
saat berpegian kala itu

 

Namun kau dan aku
masih terjebak

Kita saling
berbasahan, juga kedinginan

Kau memelukku erat,
aku mendapat hangat

Tubuh kita saling
menghangatkan

Membuat hujan
semakin deras dan dingin

 

Kau dan aku kita
berdua pernah saling terjebak

Kita terjebak hujan
lalu kedinginan

Kita juga terjebak
jalinan kasih

Karna jalinan kau
dan aku jadi saling menghangatkan

 

Langkat, 2021

 

 

 

Biodata Penulis

Prasetyan Ramadhan,
lahir di JL. BAHAGIA LINGK III, anak pertama dari 2 bersaudara, menempuh
pendidikan di UMSU(Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara). Punya hobi menulis
dan membaca. Puisinnya tersiar di beberapa media online. Jejaknya juga dapat
dilihat di akun instagram yang bernama @prasetyan7577, banyak membuat
musikalisasi puisi.

Nomor kontak  082165530580. Akun Media Sosial :
@prasetyan7577
.

Penulis


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

M Firdaus Rahmatullah Puisi

Puisi-puisi M Firdaus Rahmatullah: Dermaga Panarukan

Ahmad Zaidi Apacapa Esai

Puthut Ea, Komunitas dan Hutang yang Dilunasi

Apacapa Jefribagusp Musik Situbondo Ulas

Nostalgia Masa Kecil

Baiq Cynthia Cerpen

Kau dan Kehilangan

Muhammad Husni Puisi Tribute Sapardi

Puisi: Payung Hitam 13 Tahun

Apacapa Daviatul Umam Esai

Mengenang Sumur, Menatap Luka yang Curam

Puisi Tjahjaning Afraah Hasan S. A.

Puisi: Harap 25 Sumsum

Advertorial

Tips Memilih Celana Boxer Agar Nyaman Digunakan

Apacapa Permata Kamila Situbondo

Arebba: Mendoakan Para Leluhur

Erliyana Muhsi Puisi

Puisi: Telanjang Pudar Karya Erliyana Muhsi

Agus Hiplunudin Apacapa Esai Feminis

Perempuan dalam Pusaran Konflik Agraria di Indonesia

Puisi Zulhan Nurhathif

Puisi-puisi Zulhan Nurhathif: Tentang Saat Ini

Mored Safina Aprilia

Puisi Mored: Memori Karya Safina Aprilia

Apacapa Randy Hendrawanto

Panas Dingin Hubungan Indonesia-Malaysia dari Politik, Budaya Hingga Olahraga

hafid yusik Politik

Pak Karna Tidak Salah, Kita Saja yang Terlalu Nyinyir

Apacapa Nafisah Misgiarti

Ali Gardy, Jefri Bagus, dan Kritik Sosial dalam Karyanya

Buday AD Puisi Sastra Minggu

Puisi: Melepas Air Mata

Apacapa Cerbung Moh. Imron

Cerbung: Farhan dan Perjalanan ke Barat (Part 1)

Ahmad Zaidi Cerpen

Lelaki yang Datang Bersama Hujan

Buku Edo Arnanda Ulas

Resensi: Lord of the Flies