Puisi: Kembalikan Tawaku


Puisi WF Romadhani*

BERANTAKAN

Hari ini
berantakan
Berjalan tanpa
tujuan
Menulis tanpa
pikiran
Bicara penuh
bualan
Ketidakjelasan
Ratapan
Harapan
Penyesalan
Tentu masih terasa
Dan diri ini
mengakuinya
Tak bisa
menghilang
Menyeretku
Mengikatku
Membelengguku
Malang, 23 Oktober
2019

SEJAK ITU, BUNGA
Sejak itu, bunga
Kuurung memberimu pupuk
Akupun lupa tempat timba berada
Yang biasanya kugunakan ‘tuk menyirammu
Dengan penuh suka cita
Sejak itu, bunga
Hidung kusumbat
Menghindari aroma wangi
Yang keluar dari mahkotamu yang asri
Perlahan mengelupas diterpa angin sepi
Sejak itu, bunga
Kupasang pagar pembatas
Agar jarak tegak dengan jelas
Sembari berharap duri-duri yang sempat
Menusuk kulit tidak membekas
Sungguh tindakan yang baik, bukan?
Malang, 10 November 2019
PERKENALAN
Inilah aku
Yang berada di
tengah keterpurukan
Yang berdiri tak
tegak
Yang rapuh dan
congkak
Inilah aku
Yang menyesal
dengan diri
Tak bisa tegak,
nafsu diikuti
Tak punya
konsistensi
Bahkan taqlid
semakin menghiasi
Inilah aku
Mempunyai mimpi
sejuta warna
Tapi tak satupun
tergoreskan dengan sempurna
Yang anganpun
hanya diraba
Bingung ‘tuk
memulai semuanya
Mohon maaf
Aku terlanjur
salah
Kemudian pasrah
Akan sejarah
Malang, 20
Agustus-29 November 2019
KEMBALIKAN TAWAKU
Aku ingin kembali jadi anak kecil
Yang hanya memikirkan hahaha
Tak sempat untuk huhuhu
Karena memang hidupnya tenang nan
syahdu
Aku ingin kembali jadi anak kecil
Bergerak bebas
Asal puas
Tak terkekang oleh hidup yang keras
Sering telat pulang
Berhadapan dengan simbok
Yang siap menerkam
Padahal ia tak bermaksud demikian
Namun, beredar kabar
Masa itu takkan bisa diulang
Di tengah hiruk-pikuknya era digital
Yang seakan membelenggu kebersamaan
Sungguh mengecewakan
Hasrat diri ingin kembali bersua
Dengan tawa yang sempat tertinggal
Dalam figura yang semakin menua
Malang, 22 November 2019
TAKDIR
Terkesan kembali
Padahal telah lama
ditinggali
Terkesan memulai
Padahal sudah lama
dijalani
Namun sempat
berhenti
Niatnya bergerak
Melesat
Melejit
Nyatanya diam
Stagnan
Bungkam
Ternyata ia sadar
Bahwa sang pemilik
konstitusi langit
Telah mengatur
roda kehidupan
Malang, 4-11-2019
02.46 WIB
AMBIGU SEMESTA
Penaku menari
Menggoreskan kata
Memaknai luka
Yang tak dimengerti hakikatnya
Ketahuilah!
Ku sedang berbual
Membukukan suatu hal
Yang tak disangka akan datang
Secara spontan
Tulisan ini memang biasa
Sebab kau tak bisa didefinisikan
Dengan sempurna
Malah memunculkan ambigu masa lalu
Yang hampa
Entahlah!
Apakah kita bagian dari semesta
Ataukah hanya sebatas khayalan belaka?
Malang, 14-10-2019
*Nama Pena
dari Moh. Wildan Firdausi Romadhani, berasal Dasok Pademawu Pamekasan.
Alumni Pondok Pesantren Annuqayah
Guluk-Guluk, Sumenep. Kini ia
menjadi bagian dari Unit Aktivitas Pers Mahasiswa (UAPM) Inovasi UIN Maliki
Malang. Email:
wfromadhani24@gmail.com.

Penulis


Comments

2 tanggapan untuk “Puisi: Kembalikan Tawaku”

  1. suhu memang terbaik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Apacapa Marlutfi Yoandinas Situbondo

Refleksi September Hitam

Alifa Faradis Cerpen

Cerpen: Perempuan Penjaga Senja

Novy Noorhayati Syahfida Puisi

Puisi: Menggambar Kenangan Karya Novy Noorhayati Syahfida

Madura Syi’ir Totor

Si’ir Sang Nabbhi

Faris Al Faisal Puisi

Puisi-puisi Faris Al Faisal: Merah Putih

Gladis Adinda Felanatasyah Mored

Puisi Mored: Harapan Kalbu

Apacapa fulitik Muhammad Bayan

Mas Rio Bukan Caleg: Paket Komplit untuk Situbondo Masa Depan

Puisi Restu Iswara

Puisi: Bisikan

Ahmad Radhitya Alam Puisi

Travesti dan Puisi Lainnya Karya Ahmad Radhitya Alam

arifa amimba Mored Moret Puisi

Puisi Mored: Mengeja dan Puisi Lainnya

Ahmad Zaidi Cerpen

Cerpen; Clarissa

Advertorial

Cara Cepat dan Mudah Agar Pakaian Tetap Harum Sepanjang Hari

Puisi Syukron MS

Puisi: Kesaksian Burung Trinil

carpan Fendi Febri Purnama Madura

Carpan: Sè Ronto

A. Zainul Kholil Rz Buku Ulas

Ulas Buku: Tawaf Bersama Rembulan

Baiq Cynthia Prosa Mini

Cinta Bilik Hati

Apacapa Cerbung Moh. Imron

Cerbung: Farhan dan Perjalanan ke Barat (Part 1)

Review Film Yopie EA

FLOW: Sebuah Mahakarya dari Sutradara Asal Latvia

Apacapa Imam Sofyan

Kenapa Gerakan Situbondo Membaca Lahir?

Apacapa Marlutfi Yoandinas Sastra Situbondo Sofyan RH Zaid

Puisi Nadhaman dan Hari Chairil Anwar