Avatar admin

Tentang Penulis

  • Pantun Madura Situbondo (Edisi 4)

    Berikut redaksi kumpulkan pantun Madura Situbondo. Ada juga yang kami ambil dari lagu dangdut Madura yang dinyanyikan Ira Faramesti. Selamat membaca. Jika pembaca ingin ikut berkontribusi, silahkan kirim ke surel takanta.id@gmail.com. Salam sastra. Ngala’ pao nambi’ dhâmar Sè nyarondu’ èpettèghâ Poko’ tao dhika ngala’ samar Tekka’ nondu’ èlèrèghâ Sèr-kèsèran obi manis Jâng-lâjengan dâunna nangka Kér-pèkkèran…

  • Resensi – Memaknai Kematian terhadap Jiwa Manusia

    Judul Buku Penulis Penerbit Cetakan Tebal ISBN : Psikologi Kematian : Komarudin Hidayat : Noura Books : II, Mei 2016 : xxv + 230 Halaman : 978-602-385-027-3 Andaikan hati dan pikiran bisa menyakini bahwa kematian itu akhir segala-galanya, yang berati di balik kematian tak ada lagi kehidupan. Ada benarnya kata psikolog, it is death that creates…

  • Ulas Buku – Islam dan Sosialisme karya H.O.S. Tjokroaminoto

    Tjokroaminoto dilahirkan pada 16 Agustus1882. Nama kecilnya adalah Oemar Said . Lahir di sebuah kampung di Madiun, bertepatan dengan meletusnya Gunung Krakatau di Selat Sunda.  Dari keluarga raden mas Tjokromiseno. Cikal bakal keluarganya berasal dari Ponorogo, desa Tegal Sari. Kakeknya raden mas adipati Tjokronegoro adalah Bupati Ponorogo. Sedangkan Ibunya adalah anak seorang ulama kenamaan pada…

  • Pantun Madura Situbondo (Edisi 3)

    Beberapa waktu lalu ada pengamen, kebetulan salah satu lagu yang dibawakan adalah pantun Madura. Videonya sudah di-upload di chanel kami, Takanta ID. Berikut papparekan atau Pantun Madura Situbondo edisi ke 3. Semoga terhibur. Ta’ pèra’ jhuko’ ajâm sè lemma’ Ghângan tarnya’ nyaman kia Ta’ pèra’ sè paraben sè lemma’ Ka sè andi’ anak nyaman kia…

  • Puisi – Nostalgia Bangunan Tua karya Ahmad Syauqil Ulum

    Nostalgia Bangunan Tua Ketika hujan tiba… Ribuan titik airnya menggenangi Ruas jalan yang aku tapaki bahkan Kain katun yang aku kenakan, Kini sehelai pun sulit mengeringnya Waktu terus berjalan mengikuti Detik jam yang berputar ratusan kali Hujan mulai mereda, tanda terang Namun air itu masih saja menelan mata kakiku Di tepi jalan, terpatri gerombolan semut…

  • Daya Kritis yang Hilang

    Dik, dulu kau lantang bersuara untuk mengkritik tajam pemerintah, menjadi garda terdepan perubahan masyarakat. Ketika engkau menghilang, masyarakat mencarimu. Karena sudah melihat kondisi desa sudah hampir kacau balau. Kita harus bergerak, dik, sekarang tak bisa ditunda lagi. Kita harus berbuat sesuatu. Semua yang harus dihilangkan, harus kita hilangkan, semua yang harus kita dibalik, harus kita…

  • Surat Cinta untuk Anakku Kelak

    Assalamualaikum warrahmatullahi wabbarakatuh Anakku, ini Bunda. Bunda menulis surat untukmu, Bunda menulis saat Bunda masih lajang dan belum menikah, hehhe. Anakku, Bunda sangat mencintaimu. Bunda ingin suatu saat nanti bisa melihatmu menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Bunda menyiapkannya sejak engkau belum di rahim Bunda, maka dari itu Bunda melakukannya dengan menjadi wanita saleh,…

  • Ulas Buku – Jurnalisme dan Politik di Indonesia, Biografi Mochtar Lubis

    Ia bukan politisi partai, bukan ideolog, bukan akademisi atau sarjana. Tetapi cukup mengganjal juga kalau dia bukan ideolog, mana mungkin manusia hidup tanpa ideologi. Muchtar Lubis ini lahir di Padang Sumatera Baratl. Dia lahir dari suku Mandailing. Dia orang Batak yang memang dari kebiasaan dia kalau bicara tegas, ceplas–ceplos, sampai Soekarno pernah mengatakan: berbicaralah seperti…

  • Puisi – Penantian yang tak Berujung

    Puisi-Puisi Riski Bintang Venus Penantian yang tak Berujung Sadarkah kau di sini aku menunggu ? Aku menunggu dengan penuh rerintihan Aku menunggu seseorang yang kan menemani ruang hampaku ini Tidakkah kau dengar, setiap saat aku memanggilmu Ya, aku adalah tempat keabadiaan yang selalu menantimu Aku adalah rumah orang yang sendirian, yang penuh dengan kesusahan Aku…

  • Gadis dan Nyanyian Ombak

    Sore itu, ku lihat seorang gadis duduk menyendiri di tepi pantai. Duduk melamun memperhatikan deburan ombak yang menyentuh bibir pantai. Setiap ombak yang datang dipandanginnya hingga air laut kembali ke tengah. Dan seketika itu pula, senyumnya mengembang. Oleh : Muhaimin Aku yang sedari tadi dikerumuni rasa penasaran, mencoba memberanikan diri untuk datang menyapa. Dengan sebuah…