Besuki Membaca: Dikira Jualan Buku sampai Mendirikan Rumah Baca

 


Besuki Membaca namanya.
Sebuah komunitas garapan anak muda Besuki yang peduli dengan pendidikan dan
tingkat literasi masyarakat. Mereka lahir dengan slogan “Baca Gratis seperti Udara
yang Kau Hirup” seolah ingin mengatakan bahwa membaca itu murah dan
menghidupkan.

 

Besuki Membaca memilih Alun-alun
Besuki sebagai lokasi berkumpul. Digelar setiap hari Sabtu mulai pukul 16.00
hingga 21.00. Berbagai koleksi bacaan mereka siapkan mulai dari buku anak-anak
hingga buku keilmuan serius untuk mahasiswa dan peneliti.

 

Uniknya, seluruh
koleksi buku yang dimiliki oleh Besuki Membaca atau biasa disebut dengan
Perpustakaan Jalanan oleh masyarakat setempat merupakan hasil donasi 100%.

 

“Seluruh katalog bacaan
yang Kami miliki berasal dari donasi dari teman-teman pengurus, masyarakat dan
beberapa simpatisan yang terdiri dari berbagai genre mulai dari anak-anak
hingga dewasa,” ungkap Arifin, salah satu pengurus Besuki Membaca.

 

Gerakan literasi jalanan
yang dilakukan oleh Besuki Membaca berawal dari sebuah obrolan hangat di sebuah
warung kopi pada Februari 2021.

 

“Awalnya dari obrolan
di warung kopi. Kemudian diseriusi dengan penggalangan donasi buku bekas layak
baca. Terkumpul sekitar 2 kardus air mineral waktu itu,” cerita Arifin.

 

Dengan modal awal  2 kardus buku bekas hasil donasi, Arifin dan
kawan-kawan memberanikan diri membuka lapak baca buku gratis bagi masyarakat.

 

“Semua berawal dari
kegelisahan Kami tentang pendidikan dan tingkat literasi masyarakat. Apalagi di
Situbondo tidak ada toko buku, paling dekat di Jember dan Probolinggo yang
masing-masing sekitar 1 jam perjalanan,” ungkap Arifin.

 

Melalui Perpustakaan
Jalanan tersebut, Arifin dan kawan-kawan berusaha untuk meningkatkan gairah literasi
masyarakat dengan menyediakan bahan bacaan yang layak dan berkualitas.

 

“Melalui Besuki Membaca
ini, Kami berharap dapat memberikan dampak dan pengaruh di tengah masyarakat.
Khususnya di bidang pendidikan dan literasi,” lanjutnya.

 

Sering
Dikira Berjualan Buku

Dalam perjalanannya,
Besuki Membaca tidak begitu saja diterima oleh masyarakat. “Ada yang antusias
datang membaca buku, tak sedikit pula yang mengira Kami berdagang buku disini
karena bukunya ditata di atas banner bekas kan,” ungkap Arifin.

 

Dengan memanfaatkan
banner bekas yang diperoleh dari beberapa anggotanya, Besuki Membaca menggelar
lapak baca buku gratis dengan menata koleksi buku sesuai dengan genre dan
kelompok usianya.

 

“Buku anak, kita taruh
di bagian depan bersamaan dengan novel dan sastra populer untuk memancing.
Buku-buku serius kita taruh di bagian belakang bersama dengan buku keagamaan,”
tutur Arifin.

 

Bagi para pengunjung
yang hendak membaca di tempat, pengurus Besuki Membaca menyediakan alas dari
banner bekas sebagai lokasi membaca dan tempat untuk duduk bagi para
pengunjung.

 

Pengunjung yang hendak
meminjam buku koleksi Perpustakaan Jalanan Besuki Membaca juga tidak perlu
ribet dan hanya perlu meninggalkan detail kontak untuk dihubungi oleh pengurus.

 

“Bagi yang ingin
meminjam buku Kami hanya mencatat nama dan nomor telepon. Nantinya yang
bersangkutan dihubungi terkait dengan peminjaman jika sudah sampai 1 minggu,” terang
Arifin perihal proses peminjaman buku di Perpustakaan Jalanan.

 

“Tidak, kami tidak
meminta kartu identitas seperti di rental buku. Baca Gratis Seperti Udara yang
Kau Hirup itu prinsip Kami,” lanjutnya.

 

Dirikan
Rumah Baca

Menginjak tahun kedua
berdirinya di tahun 2023, gerakan literasi Besuki Membaca mulai dilirik dan
mendapat dukungan dari berbagai pihak. Salah satu bentuk nyata yang dihasilkan
adalah pendirian rumah baca.

 

Rumah Baca yang
kemudian diberi nama Besuki Membaca tersebut merupakan eks kantor Dusun Besuki
yang direvitalisasi oleh segenap pengurus Besuki Membaca dan disulap menjadi
rumah baca.

 

“Alhamdulillah, tahun
kedua ini kami akhirnya bisa mendirikan Rumah Baca dan kami berharap Rumah Baca
ini bisa menjadi Rumah Baca yang ramah anak dan menjadi pusat kebudayaan serta
kreativitas pemuda dan masyarakat setempat,” harap Arifin.

___

Penulis: Agus Miftahorrahman, Penggiat Besuki Membaca, Wartawan.

Editor  : Hans.

Penulis


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertorial

Memiliki Banyak Rekening Bank, Memangnya Perlu?

Apacapa Nanik Puji Astutik

Aku Bukan Pejuang Love Cyber

MH. Dzulkarnain Puisi

Puisi: Kampung Halaman

Mohammad Cholis Puisi

Puisi: Celurit yang Tergantung

Cerpen Gusti Trisno

Cerpen: Riwayat Kedurhakaan

Puisi Putra Pratama

Puisi: Angon

Apacapa covid 19 Marlutfi Yoandinas

Di Tengah Pandemi Kita Bisa Apa?

Ayu Wulandari Buku Resensi Ulas

Resensi: Jungkir Balik Pers

Apacapa Esai Imam Sofyan

Harjakasi: Memaknai Situbondo dari Alun-Alun

Dani Alifian Puisi Sastra

Puisi: Tamadun Semu Karya Dani Alifian

Alexong Aliurridha Cerpen

Cerpen: Rajam

Ahmad Maghroby Rahman Apacapa

Situbondo : City of Sellow

Apacapa Lailatul Fajriah

Maafkan Bunda, Kaka

Apacapa Haryo Pamungkas

Terapi di Warung Kopi

Puisi Reni Putri Yanti

Puisi: Terbiasa

Atika Rohmawati Buku Resensi Ulas

Ulas Buku: Perjalanan Menuju Pulang

analis Iis Dahlia

Analisis Puisi Nikmati Hidup

M. Suhdi Rasid Mored Moret

Puisi Mored: Ibu dan Puisi Lainnya

Ahmad Sufiatur Rahman Cerpen

Cerpen : Ketika Tubuh Bicara

Puisi Rahmat Pangripto

Puisi : Menjadi Udara dan Puisi-Puisi Lainnya Karya Rahmat Pangripto