Kategori: Baiq Cynthia

  • Buku: Memerah

       IDENTITAS BUKU Judul: Memerah Penulis:  Baiq Cynthia Jumlah Halaman: viii+92 Ukuran Buku: 13 × 19 cm ISBN: Masih dalam proses Harga: Rp. 50.000 (Harga Prapesan), Rp. 62.000 (Harga Normal) Periode Prapesan: 1 April– 15 April 2025     RINGKASAN Buku ini adalah merupakan perjalanan penulis merangkai kisah dan imajinasi dalam sebuah cerita pendek dalam…

  • Kepingan Kenangan di Kota Santri Situbondo

    Oleh: Baiq Cynthia Siang yang terik, orang-orang pada sibuk dengan urusan masing-masing, pada kegiatan pengantrian hewan kurban. Aku menunggu kehadiran seseorang yang masih memiliki ikatan darah, tentu saja bagian dari keluarga besar. Ia juga menempuh pendidikan santri di salah satu pondok pesantren di kota Bondowoso. Setelah mengisi daftar kunjungan, santri senior memanggilnya. Kami pun bisa…

  • Cerpen: Giok

    Oleh: Baiq Cynthia “Aku tidak ingin menikah, jika giok itu belum ditemukan!” Pada suatu hari aku berkata kepada sosok pemuda yang berdiri di hadapanku. Wajahnya mirip pemeran artis papan atas tapi hanya pemeran figuran, jadi ya dibilang ganteng tapi biasa saja, dibilang jelek bukan Si buruk rupa. Aku melihat dengan tatapan setengah marah. Pasalnya sebuah…

  • Angin yang Berembus Rumor Mantan di Bulan Agustus

    Oleh : Baiq Cynthia Angin tiada henti menabrak pohon, menerbangkan seng-seng yang memeluk rumah. Tentu saja angin sedang lapar di awal Agustus, kata orang Madura disebut Nemor (Angin Timur). Bulan Agustus 2018 ini bertepatan dengan Bulan Haji, di mana akan ada kurban sapi, kambing bahkan korban perasaan. Kasian sekali yang terakhir, lebih miris dari mereka…

  • Puisi Niaga Bersama Tuhan Karya Baiq Cynthia

    Garis tangan manusia Lurus, gelombang, juga meliuk Gelap, putih, abu-abu Terlahir mewah, sederhana Cantik, Cadel, Tuli Tak ada perbedaan Peluk Tuhan saat kau rindu Ulurkan tangan lebih panjang Tuangkan senyuman Yang kauberi setimpang yang kauterima (1) Dia terbungkus sarung robek Ringkuk tong sampah Telanjang dada Mata terkatup erat Lupa, malam habis dihisap Baluk tak bersandar…

  • Panasnya Kota Situbondo dan Kerinduan Pangeran Kesepian

    Situbondo semakin panas, mungkinkah karena geliat para pejuang nikah terlalu sering melempar api asmara di langit kota Santri? Suhu Kota Santri mulai terasa sejak mentari terus memancarkan panasnya yang tiada lelah setiap hari, curah hujan sangat jarang di sini. Tak heran para pejuang nikah semakin tangguh mempertahankan bara api yang masih belum dileburkan oleh dinginnya…

  • Memvisualkan Literasi Menjadi Budaya

    Literasi menjadi faktor penentu kemajuan peradaban suatu bangsa. Bangsa yang cerdas dan mau berpikir adalah bangsa yang selalu ingin mengetahui tentang ilmu. Sejatinya ilmu tak akan datang jika tidak dicari dengan upaya keras. Seperti membaca buku atau diskusi. Intelektual merupakan kau cedikiawan yang menjadi akar-akar berdirinya peradaban. Oleh : Baiq Cynthia Soekarno pernah berujar, “Beri…

  • Cerpen – Ketika Tertidur Wajahmu Terlihat Menawan

    Kulit keriput di wajahku sudah menggelayut manja. Terlalu banyak kenangan yang terkubur di sela-sela rambutku yang menjadi putih kelabu. Lelaki yang duduk di sampingku lebih banyak diam, sesekali menatap aku. Far namanya, sudah hampir delapan puluh tahun melalang buana di bumi. Pertemuan kami pun selama 60 tahun lalu. Bingkai hati yang menutup jendela hatinya tak…

  • Selamat Datang di Situbondo

    Welcome in Situbondo Ngomongin soal perbatasan Situbondo, sebelum masuk Paiton pasti akan bertemu dengan pom bensin yang fenomenal, letaknya di Jalan Banyuglugur KM 2 Kecamatan Besuki, Situbondo. Selain sebagai tempat rest area. Apalagi yang sudah perjalanan jauh dari Surabaya-Bali atau sebaliknya. Situbondo sebagai jalan utama menyuguhkan pesona pantai Pasir Putih di sebelah utara dan perbukitan…

  • Cinta Bilik Hati

    Orang bilang cinta itu hadir karena tatapan mata turun ke hati. Tapi, bagiku cinta itu aneh. Cukup mendengar namanya desiran halus muncul sebilik hati. Tak pernah melihat sebelumnya. Hanya sekedar nama. Tak tahu rupa, tutur kata, cara menatapnya. Bagiku sudah cukup meski hadir sebuah nama. Semua nama yang hadir tak ada sedikit yang memahami. Apa…