Kategori: Marlutfi Yoandinas
-
Tentang Anak Muda yang Semalam Suntuk Meresapi Cerita Mamaca
Oleh Marlutfi Yoandinas* Robi namanya. Berusia sekitar 20 tahunan. Mahasiswa Antropologi UI. Yang karena pandemi Covid-19, memaksanya pulang kampung sambil menjalani kuliah daring. Dan sudah hampir setahun ini tinggal di Situbondo. Selama tiga pekan terakhir, ia menyuntuki cerita-cerita yang terkandung dalam kitab-kitab Mamaca (Macapat). Saya tahu, tentu kurang elok bagi seorang mahasiswa Antro, yang sedang…
-
Pertunjukan Teater, Setelah Sekian Lama
Oleh Marlutfi Yoandinas* Malam ini, 9 Oktober 2020, saya menjadi penyaksi, tongkat estafet komunitas teater di Situbondo telah berpindah. Berada di tangan kawan-kawan yang masih segar jiwa raganya. Kawan-kawan yang lebih panjang dan lebih dalam tarikan napasnya. Mereka telah mempertunjukkan kemampuannya, menempa diri dan beradu peran dalam teater. Hasil dari “proses sendiri” yang saya…
-
“CACAT” DI UU CIPTA KERJA
Oleh Marlutfi Yoandinas* Mengapa dalam naskah UU Cipta Kerja masih ada kata “cacat” untuk menyebut penyandang disabilitas? Bukankah paradigma “cacat” dalam UU 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat sudah tidak sesuai lagi, sehingga harus diganti UU 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas? Akankah hal ini semakin menunjukkan bahwa UU Cipta Kerja memang malaproses, karena…
-
Jika Jurnalisme Bukan Monopoli Wartawan*
Oleh: Marlutfi Yoandinas Jurnalisme selalu identik dengan profesi wartawan. Bahkan ada yang menyebut wartawan ialah orang yang hidup dan bernapas dari bahasa. Profesinya menuntut mereka agar selalu berkecimpung dan berkreasi dalam bahasa. Mulai dari penggodokan konsep di meja redaksi hingga proses wawancara dan reportase, lalu menyusunnya menjadi satu karya jurnalistik berupa berita. Namun, sejak menjamurnya…
-
Posisi Komunitas Muda Kreatif Situbondo dalam Revolusi Industri 4.0
Oleh : Marlutfi Yoandinas* Sejarah Revolusi Industri Sejauh ini, kita telah mengalami revolusi industri selama 3 (tiga) kali. Revolusi industri pertama ditandai dengan ditemukannya mesin uap dan kereta api pada tahun 1750 s.d. 1930-an. Tenaga manusia sebagai pekerja digantikan oleh mesin-mesin yang bisa bergerak secara otomatis sehingga barang-barang dapat diproduksi secara massal. Munculnya mesin-mesin pada…
-
Situbondo Lebaran (Pesta) Bakso
pixabay Dua orang. Tiga, empat, dan seterusnya berkata yang sama pada saya. Bahwa merayakan lebaran sekarang, di Situbondo, sedang musim bakso. Datang ke satu rumah makan bakso. Rumah kedua: bakso. Ketiga, keempat, dan seterusnya juga disuguhi bakso. Mereka sampai merasa enek karena terlalu banyak makan bakso. Dan tidak habis pikir, kenapa sebagian besar orang Situbondo…
-
Igauan yang Mungkin Puisi atau Semacam Puisi
Akankah puisi hanya sebuah igauan, semacam ceracau, atau sesuatu yang tiba tanpa disadari? Sepilihan puisi berjudul Igauan Seismograf karya Halim Bahriz ini menawarkan suatu ketaksaan (kekaburan) suatu identitas puisi. Laiknya jalan, puisi ini berada di antara banyak persimpangan. Tidak memilih salah satunya, bahkan cenderung ingin menerabas menemukan jalan lain. Jalan yang mungkin ini puisi…
-
Percakapan Iwoh dan Saydi
Percakapan dua orang sahabat ini mengingatkan saya pada kisah pertemuan antara Alexander Agung dan seorang Guru Yoga di India. Saat berkeliling, Alexander melihat seseorang yang sedang telanjang duduk di atas batu dan menatap langit. Apa yang kamu lakukan? Sang Guru memulai membuka percakapan. Saya menaklukkan dunia, Alexander menjawab dengan bangga. Lalu bertanya balik, Apa yang…
-
Puisi Nadhaman dan Hari Chairil Anwar
Malam Apresiasi Sastra Situbondo Andaikata puisi (sastra) adalah perjalanan, maka ia ada di masa silam sekaligus yang menjelang. Bisa pula menjadi sebentuk atavisme, yang muncul lagi sekarang setelah sekian generasi menghilang. Sebagaimana judul “Semoga”, karya Sofyan RH Zaid, dalam buku kumpulan puisi nadhaman Pagar Kenabian: yang lepas kembali # yang tinggal abadi Dalam puisi adalah suatu…
-
Situbondo Makin Dingin Akhir-Akhir Ini, Tapi Tidak Bagi Imron
Setiap kali saya berbincang dengan beberapa orang. Selalu terselip pembicaraan tentang cuaca yang makin dingin akhir-akhir ini. Padahal orang-orang di Situbondo, biasanya sudah mengerti. Saat masuk musim kemarau selalu ditandai dengan musim giling/panen tebu. Malamnya terasa lebih dingin dan siangnya lebih panas. Tapi sekarang ini berbeda, dinginnya, tak seperti biasanya. Sejak sore, angin sudah mulai…