Kategori: Wilda Zakiyah
-
Cerpen: Tradescantia
Kucing yang sejak tadi memperhatikanmu seolah tidak mau beranjak dari atas pot yang kamu isi dengan tanah, tapi tidak pernah kamu tanami tumbuhan apapun. Sejenak kamu merasa kesal dengan kucing itu, untuk apa memperhatikanmu tanpa berkedip sama sekali. Kamu berpikir barangkali kucing itu jelmaan makhluk astral atau seorang pangeran yang dikutuk menjadi seekor kucing. Mustahil,…
-
Puisi: Sapardi, Selamat Jalan Menuju Keabadian
Melepas Sapardi di sepenggal sisa kenangan ada mantra yang tak cukup diuntaikan ada ritual basah di retina yang berkerah kemarau tak cukup panas mengeringkan doa Sapardi yang bijak, berbaringlah di ranah jiwa biar kurapal doa-doa, mengantarmu menuju surga di sepanjang bidak waktu sudah tersesap lumpur pada sumbu lidahmu menyekal derita sakal lalu luruh dalam pengantar…
-
Cerpen: Siklus Selotirto
Oleh: Wilda Zakiyah Sebuah perjalanan di pagi-pagi buta, sepasang lelaki dan perempuan menyusuri perkebunan karet dan pohon jati. Tak ada yang berbeda dari sepasang kekasih itu selain kemesraan yang seolah ingin membuat sekeliling cemburu. Sesekali terdengar pohon dan semak-semak berbisik, membicarakan mereka. Jalanan bebatu dan terjal, ada sisa air embun yang masih menempel di daun-daun,…
-
Cerpen: Gerimis Kedua
image: sanket mahapatra Oleh: Wilda Zakiyah “Tidak ada yang mengenal gerimis, Lia. Jangan memaksa untuk berkenalan. Sebab gerimis dan hujan, sama saja.” *** Di sebuah kedai kopi pinggir jalan, gadis kecil sekitar usia sembilan tahun duduk memunggungi jalanan. Rambut yang dikucir kuda dan hanya menyisakan poni yang bergoyang ditiup angin, gadis itu menyapu pandangannya ke…
-
Festival Kampung Langai 6: Pertemuan dengan Sosok yang Lain
Oleh : Wilda Zakiyah Malam itu, 30 Agustus 2019, acara tahunan yang diadakan beberapa komunitas kreatif di kota saya dihelat. Itu sudah kali keenam. Acara bertajuk Festival Kampung Langai 6 itu, terasa mewah dan meriah. Terlihat dari beberapa dekorasi yang membuat suasana semakin luar biasa. Tema kali itu adalah burombu yang artinya sampah. Semboyannya: dibuang…
-
Biola dalam Kenangan
Oleh: Wilda Zakiyah Saat pagi mengintip di celah mata yang terbuka, saya mendengar suara biola dimainkan dari arah matahari terbenam, bunyinya seperti kepak burung camar, gemericik air dan suara matahari menggerat subuh. Harusnya saya tidak sepuitis itu, semua mengalir begitu saja saat mendengarkan alunan senar yang digesek itu. Saya suka alat musik, pernah beberapa kali…
-
Puisi Harjakasi Karya Wilda Zakiyah
@hazan_ HARJAKASI Letup kembang api Riuh ucapan di pagi hari Hanya bayangan dalam lembah seremoni Aku mulai dungu dengan hari kotaku sendiri Menelisik suara setujuan dan sekelumit bantahan Harusnya kotaku terlahir kembali Merakit gedung, memapah hutan lindung, kemudian aku masuk dalam kandung. Hari ini (bukan) hari jadi kabupaten situbondo Sebab kotaku tak lahir Mati suri…
-
Adha yang Berpuisi
freepik Oleh: Wilda Zakiyah Malam ini membuat aku sedikit De Javu. setelah mendengar tabuhan bedug di setiap masjid, riuh takbir, lecutan kembang api, ucapan-ucapan maaf pada notifikasi gawai di semua sosial media. Ini hari raya. Mungkin bedanya, adalah baju yang tak semuanya baru, ucapan maaf yang tak setulus rindu, dan puasa yang tidak sesempurna pahala…
-
Pedasnya Jihu Tak Sepedas Rindu
Oleh : Wilda Zakiyah Makanan di Situbondo yang masih asing di kota-kota tetangga ini menjadi makanan favorit orang asli Situbondo maupun pendatang. Jihu sendiri terbuat dari bahan yang sederhana. Hanya tepung kanji dan tahu. Untuk bumbu, biasanya memakai garam, cabai dan sedikit irisan bawang putih untuk menambah aroma, lalu diulek sampai halus. Jihu sendiri awalnya…