Puisi: Dimensi Mimpi

 

freepik

Dimensi
Mimpi

Karya:
Mahadir Mohammed

 

Aku
mendambakan gelap

Sebab,
pada saat itu aku terlelap

Mulutku
tidak lagi berucap

Jiwaku
mulai menatap senyap

 

Kemekaran
senyummu

Membuat
pikiranku membeku

Keindahan
alis matamu

terukir
indah tidak bertepi

 

Jiwaku
dan jiwamu

Serasa
telah bersama

Walaupun
tidak di dunia ini

Setidaknya
hadir menyapa

Di
dalam dimensi mimpi

 

~Pelalawan,
2021

***

 

 

 

Izinkan
Aku

Karya:
Mahadir Mohammed

 

Dinda
maafkan aku

Kau
bisa menumpahkan segala kebengisanmu

Kau
boleh membakar hangus

Segala
tentangku

 

Aku
tahu,

Semua
yang kau lakukan

Tak
akan bisa menyirami pedih di hatimu

Tapi,
izinkan aku

Untuk
selalu mengukir do’a dalam sujudku

Ampunan
serta kebahagiaanmu

 

~Pelalawan,
2021

 

***

 

 

 

 

Katakanlah

Karya:
Mahadir Mohammed

 

Cinta
bukanlah harapan atau ratapan

Cinta
aliran energi pembangkit kekuatan

Walaupun
tanpa harapan

Aku
akan tetap mencintaimu tanpa meratap

 

Sampaikan
ungkapanku wahai angin yang menggugurkan dedaunan

Katakan
kepada dia;

“Aku
akan tetap menunggunya, hingga ajal tiba menggugurkan jiwaku”

 

~Pelalawan,
2021

***

 

 

 

 

Katamu

Karya:
Mahadir Mohammed

 

Katamu,
aku ini lelaki nakal

Tapiโ€ฆ

Mataku
mengatakan kau wanita yang pintar

Katamu,
aku pribadi pecundang

Tapiโ€ฆ

Kataku
kau pribadi yang terpandang

 

Katamu,
aku lelaki bajingan

Tapiโ€ฆ

Kataku
kau pribadi yang menawan

Katamu
dan kataku seringkali tidak sejajar

Tapiโ€ฆ

Rasaku
padamu sedikit pun tidak pernah pudar

 

~Pelalawan,
2021

***

 

 

 

 

Sebab

Karya:
Mahadir Mohammed

 

Aku
coba menepis keraguan

Sebab
cinta tidak bisa bersanding dengan kebimbangan

Aku
coba merawat kenangan

Sebab
cinta abadi tidak terlepas dari ingatan

 

Aku
coba melantunkan syair-syair keindahan

Sebab
cinta hadir dengan kosakata penghormatan

Aku
coba berbuat tanpa kau minta

Sebab
cinta hadir dengan ikatan rasa

 

Semua
hal tentangmu telah kuberikan

Aku
tidak meminta secuil balasan

Sebab
cinta yang abadi

Tidak
memperhitungkan kalkulasi pengorbanan yang telah dilakukan

 

~Pelalawan,
2021

 

***

 

 

 

 

Cahaya

Karya: Mahadir Mohammed

 

Dirimu
adalah cahaya yang menyinari duniaku

Jadi,
jangan kau sembunyikan sinar itu dari pandanganku

Jika
kau redup dalam kesedihan

Maka,
aku akan hidup dalam kegelapan

 

Hartaku
paling berharga

Menyala
dan terus bercahaya

Adalah
dirimu

Dirimu,
itu keaslian cahaya bagiku

 

~Pelalawan,
2021

**


Biodata

Nama
: Mahadir Mohammed

Domisili
: Pangkal kerinci, kabupaten Pelalawan, Riau.

Aktivitas
: Pegawai swasta dan penggiat literasi ‘Kembul.id’.

 

Akun
media sosial

Facebook
: Mahadir Mohammed

Instagram
: @mahadirmohammed

Twitter
: @MahadirMohamme4

Penulis


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Cerpen M Firdaus Rahmatullah

Cerpen: Enam Cerita tentang Kenangan

Andi Fajar Wangsa Puisi

Puisi : Sore yang tak ingin Kuakhiri dan Puisi Lainnya Karya Andi Fajar Wangsa

Cerpen Gusti Trisno

Cerpen – Tajhin Palappa dan Segenap Dendam Amerta

Uncategorized

Peran Mahasiswa Sebagai Guardian of Value

Nuriman N. Bayan Puisi

Sekelopak Mata dan Puisi Lainnya Karya Nuriman N. Bayan

honor huawei smartphone

Kualitas Dual Kamera Pada Huawei Honor 9 Lite

Buku Dani Alifian Ulas

Ulas Buku: Narasi Nasib Sastra Untuk Anak

Apacapa Rusdi Mathari

Mengapa Harus Puasa?

Muhammad Husni Puisi

Puisi: Untuk Gadis

Apacapa Feminis

Body Shaming: Pelecehan, Bukan Lelucon

Agus Yulianto Cerpen

Cerpen : Tarian Hujan

Apacapa

Jika Tidak Mampu Menjadi Pandai, Setidaknya Jangan Pandir

Apacapa Rusdi Mathari

Bahasa Puasa dan Ramadan

Cerpen Ferry Fansuri

Cerpen : Tuhan yang Kasat Mata Itu Beserta Agama Barunya

Banang Merah Cerpen

Cerpen : Euforia Seorang Pelancong Karya Banang Merah

Apacapa Kakanan Kuliner Situbondo Moh. Imron

Nasi Kolhu Balung

fulitik hans

Patennang! Honorer Pemkab Situbondo yang Dirumahkan Bakal Direkrut Koperasi Merah Putih Loh

Agus Hiplunudin Apacapa

Rahasia Hidup Bahagia Ala-Kaum Stoik

Apacapa Nafisah Misgiarti

Ali Gardy, Jefri Bagus, dan Kritik Sosial dalam Karyanya

Buku Ulas

Sunyaruri; Hantu-Hantu Kesunyian