PERANTAU
Aku menjelma
seekor ikan
seekor ikan
yang
menyelami seribu sungai
menyelami seribu sungai
di antara
keriuhan semesta,
keriuhan semesta,
di antara
kekacauan cuaca,
kekacauan cuaca,
di antara
waktu yang koyak
waktu yang koyak
oleh
kerapuhan usia.
kerapuhan usia.
Bersama arus
air
air
aku
mengembara
mengembara
menuju sebuah
kota
kota
yang
memusnahkan
memusnahkan
mimpi
pepohonan.
pepohonan.
Dan dengan
napas yang panjang
napas yang panjang
kuhirup aroma
kerinduan
kerinduan
yang terbit
dari kampung halaman.
dari kampung halaman.
2019
JEJAK
YANG HILANG
YANG HILANG
Tiap hamparan
bumi yang kuhadapi
bumi yang kuhadapi
tak pernah
menerima jejakku. Begitu pula jejakmu.
menerima jejakku. Begitu pula jejakmu.
Hamparan bumi
yang luas ini selalu menolak
yang luas ini selalu menolak
jejak kita
dengan cepat, bahkan sangat cepat.
dengan cepat, bahkan sangat cepat.
โKau tahu
tentang hal yang paling kita tunggu?โ
tentang hal yang paling kita tunggu?โ
Kita hanya
menunggu kesedihan berlabuh.
menunggu kesedihan berlabuh.
Tepat saat
cuaca mulai merasakan aroma rindu:
cuaca mulai merasakan aroma rindu:
saat kita
ingin segala kemustahilan berpadu satu.
ingin segala kemustahilan berpadu satu.
Tiap hamparan
bumi yang luas memang tak pernah
bumi yang luas memang tak pernah
menerima
jejakku. Begitu pula jejakmu. Dan jejak kita
jejakku. Begitu pula jejakmu. Dan jejak kita
yang
menghilang, hanya menyisakan butir-butir kenangan.
menghilang, hanya menyisakan butir-butir kenangan.
2018-2019
SEPASANG
MATAMU
MATAMU
Untuk
Aulya RMP
Aulya RMP
Sepasang
matamu cerlang di tengah kota tua yang mati.
matamu cerlang di tengah kota tua yang mati.
Aku rama-rama
yang mengincar cahayamu.
yang mengincar cahayamu.
2018
SEBUAH
PUISI UNTUKMU
PUISI UNTUKMU
Wajahmu:
gugusan bintang memperelok gulita malam.
gugusan bintang memperelok gulita malam.
Bibirmu
adalah melati yang menebar wangi ke penjuru tulangku.
adalah melati yang menebar wangi ke penjuru tulangku.
Tubuhku
tersesat dan tak bisa pulang, sebab kau
tersesat dan tak bisa pulang, sebab kau
sudah jadi
hutan yang nyaman untuk kutinggali.
hutan yang nyaman untuk kutinggali.
Dan aku telah
tidur di sepasang matamu
tidur di sepasang matamu
yang indah
bagai pelangi.
bagai pelangi.
Aku ingin
lekas bangun dan mengecup keningmu
lekas bangun dan mengecup keningmu
seraya
hembuskan napas-napas cinta. Lalu jelmakan
hembuskan napas-napas cinta. Lalu jelmakan
segenap
lukamu jadi luka dalam sunyi batinku.
lukamu jadi luka dalam sunyi batinku.
2018
Tentang
Penulis
Penulis
Anugrah Gio
Pratama lahir di Lamongan pada tanggal 22 Juni 1999. Sekarang ia sedang
menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin,
Kalimantan Selatan. Ia mengambil program studi Pendidikan Bahasa Indonesia di
sana. Puisi-puisinya termuat di beberapa antologi bersama. Karyanya yang terbit
pada tahun 2019 ini berjudul Puisi yang Remuk Berkeping-keping
(Interlude).
Pratama lahir di Lamongan pada tanggal 22 Juni 1999. Sekarang ia sedang
menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin,
Kalimantan Selatan. Ia mengambil program studi Pendidikan Bahasa Indonesia di
sana. Puisi-puisinya termuat di beberapa antologi bersama. Karyanya yang terbit
pada tahun 2019 ini berjudul Puisi yang Remuk Berkeping-keping
(Interlude).
Alamat
lengkap: Jl. Kayu Tangi 1 Jalur 2 No. 77 Sungai Miai, Kec. Banjarmasin Utara,
Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
lengkap: Jl. Kayu Tangi 1 Jalur 2 No. 77 Sungai Miai, Kec. Banjarmasin Utara,
Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
No. Hp: 081513650233
Tinggalkan Balasan