Puisi-puisi Faris Al Faisal: Merah Putih

MENCINTAI
BAHASA                 

 

Aku mencintai
bahasa,
yang

mengantarku
memeluk kata,
dan

isyarat pada
jiwa

 

Aku pun berjalan
ke sebuah lambang

Mendengarkan
bunyi

Seperti hujan
turun

ke lembah, ke
sungai yang bening

Bercakap-cakap
dengan mesra

Batu-batu dan
ikan

segala
peristiwa

Meliput
nyanyian para pejuang

 

Hal yang
mesti hidup

Lahir dan
tumbuh remaja

Harum
gemersik, sebatang pohon berbuah budi  

 

 

Indramayu,
2020

 

 

 

BUNGA
BANGSA              

 

Manisnya
perjuangan

Diisap mulut
lebah, dari bunga bangsa

Tetumbuhan
dari zaman

Kepada zaman

Yang tiada
pernah hilang penghabisan

 

Guguran dan
reruntuknya adalah matahari

Begitu
senyap, saat turun

ke bumi

Seperti
kembang dengan wanginya

 

Wahai kuntum
yang terus berkembang

Mati sekali,
hidup seribu kali

Langkah pun
menuju ambang pintu

 

 

Indramayu,
2020

 

 

 

TANAH
AIR   

 

Aku di sini,
kekasih

Di tanah air
dalam bau udara pagi

Begitu
hening, seperti

Batu-batu
kali

Di sekeliling
pohon lerak

Harapan dan
cita-cita

Kehidupan
yang gilang gemilang

 

Di sini,
segala cinta

Sayup-sayup menyentuh

dengan lembut

Menghapus air
mata  

yang terakhir

Sisa luka

dan
melupakannya

 

 

Indramayu,
2020

 

 

 

MERAH-PUTIH                       

 

Mawar
berkibar

Merah-putih,
di tangkainya yang sabar

Yang berdiri
tegak

Yang tak
gentar dipukul angin serentak

 

Kecup harum
melintang langit, mahkota

Bebunga yang
serasi dengan jiwa

Tak pernah
samar-samar 

Pun tak padam
menempuh ladang belukar  

 

Dalam tetesan
embun dan hujan

Hijau daunnya
menyambut matahari di tangan

Bertambah
indah saja

Bagai
perjuangan suatu bangsa

 

 

Indramayu,
2020

 

 

 

MERDEKA

 

Aku
di sini, duduk di bangku taman

Menghela
harum bunga

Udara
merdeka

Dari
setiap nestapa

Atau
jika tidak, melupakan setiap luka

Dari
luka, juga kau

 

Dan
bagiku, kupu-kupu yang memeluk mahkota

Adalah
sebuah cita-cita

Di
mana hari akan menyala

Di
pangkuan, ciuman rembulan

Setelah
sejarah dan kegagalan menjadi pelajaran

Yang
dindingnya mulai terbuka dan fana

 

Pada
sebuah kolam: sebuah cermin

Memandang
padaku, memotret suatu masa

Kasih
yang mengalir

Ikan-ikan
yang bergerak bebas

Ranting
pohon yang menjabat tangan

Pada
dunia yang baru

 

 

Indramayu,
2020

 

 

 

TENTANG PENULIS

 Faris Al Faisal, penyair. Ketua Komite Sastra
Dewan Kesenian Indramayu dan Ketua Lembaga Basa lan Sastra Dermayu.

Email ffarisalffaisal@gmail.com,
Facebook
www.facebook.com/faris.alfaisal.3,
Twitter @lfaisal_faris,  IG
@ffarisalffaisal, dan SMS/WA 0811-2007-934. []

 

ILUSTRATOR

@Anwarfi,
alumni DKV Universitas Malang tahun 2017, freelance designer, owner
@diniharistudio Situbondo.

Penulis


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Buku Resensi Thomas Utomo Ulas

Resensi: Rahasia di Balik Pakaian Buatan Nenek

Cerpen

Cerita Rakyat Asembagus

Penerbit

Buku: Rumah dalam Mata

Apacapa

Produktivitas dan Dua Kawan

Uncategorized

Peran Mahasiswa Sebagai Guardian of Value

Puisi Syukron MS

Puisi: Waw

Arian Pangestu Cerpen

Cerpen – Gulistan

Cerpen Moh. Jamalul Muttaqin

Cerpen: Pelangi

takanta

Setahun Takanta ID

Puisi Saifir Rohman

Puisi : Tikungan Berdebu Karya Ayif Saifir R.

Apacapa Syaif Zhibond

Selamat Molang Are, Orang Pilihan

Puisi Syukron MS

Puisi: Kesaksian Burung Trinil

Cerpen Salwa Ratri Wahyuni

Cerpen: Pohon Jeruk Bali Simbah

Apacapa

Dadang Wigiarto; Bupati Religius itu Berpulang

Agus Hiplunudin Puisi

Pendulum Rindu dan Puisi Lainnya Karya Agus Hiplunudin

Mored Puisi Silvana Farhani

Puisi Mored: Sabit Hingga Purnama

Amaliya Khamdanah Buku Resensi Ulas

Resensi: Melintasi Zaman di Kudus Melalui Novel Sang Raja

Apacapa Iip Supriatna

Tantangan Kaum Buruh di Era Moderenisasi

Apacapa Mei Artanto

Komunitas Biola Situbondo: Sebuah Capaian dan Tantangan

Apacapa fulitik melqy mochammad marhaen

“Karpet Merah” Rakyat Situbondo